JAKARTA - Fenomena luar angkasa terjadi berubah-ubah setiap harinya. Namun, fenomena itu bisa diprediksi. Menjelang akhir Februari, ada beberapa fenomena luar angkasa yang akan terjadi.
Berikut ini fenomena yang terjadi selama pekan keempat di bulan ini, mengutip dari Pusat Sains Antariksa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pussainsa LAPAN), Senin (22/2/2021).
Fenomena ini terjadi ketika Bulan terletak di posisi paling utara dari ekuator langit. Puncak fenomena ini terjadi pada 23 Februari 2021 pukul 07.12 WIB, dengan deklinasi maksimum sebesar +25,1°.
Ketinggian Bulan di Indonesia bervariasi, antara 53,9° - 70,9° diarah utara ketika kulminasi di sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Bulan dapat disaksikan sejak terbit pukul 15.00 waktu setempat di arah timur-timur laut hingga terbenam keesokan harinya pukul 03.00 di arah barat-barat laut.
(Baca juga: Xiaomi Redmi 9T Hadir dengan Baterai Besar Harga Rp2 Jutaan)
Ketika deklinasi maksimum utara ini terjadi, Bulan berada di posisi konstelasi Gemini.
Fase Bulan purnama di bulan terjadi pada tanggal 27 Februari pukul 15.17.11 WIB, dengan jarwk 370.595 km dari Bumi (geosentrik) dan terletwk di konstelasi Leo.
Secara tradisional, Bulan purnama di Februari disebut Bulan Purnama Salju (Full Snow Moon), karena di belahan utara Bumi, hujan salju turun di sisa musim dingin.
(Baca juga: Kumpulkan 5 Medali Untuk Membuka Stage 10 Di Game Magic Pang)
Mars akan mengalami konjungsi dengan Pleiades, salah satu gugus bintang yang terletak di konstelasi Taurus, sejak 27 Februari hingga 9 Maret mendatang.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah barat laut ketika awal senja bahari, hingga terbenam di arah barat-barat laut sekitar pukul 22.50 waktu setempat.
Sudut pisah antara Mars-Pleiades pada 27 Februari sebesar 3,92°, dan akan terus mengecil hingga mencapai sudut pisah minimum pada 3 dan 4 Maret, sebelum akhirnya Mars dan Pleiades menjauh.
(sst)
(amr)