SURABAYA - Inovasi i-nose c-19, alat skrining Covid-19 yang dikembangkan guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD dan tim masih terus berlanjut.
Saat ini alat tersebut dalam tahapan penambahan sampel untuk proses uji profiling. Mereka pun mulai melakukan penyerahan empat alat i-nose c-19 di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya dikutip pada Selasa (23/2/2021).
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA menuturkan, kehadiran empat alat di RSI merupakan bagian dari perjalanan i-nose c-19. Setelah didemokan di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), saat ini i-nose c-19 berlanjut untuk melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu pengambilan sampel dan melakukan pengujian di beberapa rumah sakit.
Baca Juga: ITS Tetapkan Kuota SNMPTN 20% dan SBMPTN 30%, Sisanya?
Selain di RSI Jemursari dan RSI Ahmad Yani, tim i-nose c-19 juga telah bekerja sama dengan RSUD dr Soetomo dan National Hospital. “Inovasi baru bisa punya makna ketika sudah bisa dipakai di publik, maka dari itu ini saatnya buat i-nose untuk diujikan ke publik,” kata Nuh.
Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD juga menuturkan, perhatiannya pada masa pandemi ini menuntut untuk segera menghadirkan inovasi baru sebagai bentuk usaha bertahan di situasi ini. Namun, ia menambahkan bahwa untuk menghidupkan inovasi tidaklah mudah, tanpa penelitian yang lanjut maka bisa tertinggal dengan yang lain. “Sama halnya dengan alat skrining COVID-19, yang semakin hari semakin banyak macam dan metodenya dari rapid antigen sampai PCR,” ucapnya.
Baca Juga: 4 Mahasiswa ITS Kolaborasi Buat Kindcrete Gunakan Limbah Abu Terbang
Guru besar Teknik Informatika ITS ini menegaskan, inovasi alat skrining COVID-19 melalui bau keringat ketiak ini bukan sebagai pengganti tes swab PCR. Tetapi hanya alat skrining atau deteksi awal COVID-19 sebelum seseorang melakukan swab PCR dan sebagai alternatif untuk mempercepat proses skrining. “Cara kerja i-nose c-19 pun berbeda dengan rapid test berbasis antibodi maupun rapid antigen,” kata Ryan, panggilan akrabnya.
Tak hanya sampai di situ, ia melanjutkan bahwa i-nose c-19 saat ini keefektifannya sudah mencapai minimum 91 persen. “Diharapkan dengan semakin banyaknya sampel yang diuji cobakan pada alat ini nantinya semakin dapat membantu keakuratannya,” ungkapnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya