Share

Fakta Pulau Terkutuk, Dihuni 'Monster' dan Banyak Orang Hilang Misterius

Violleta Azalea Rayputri, Jurnalis · Selasa 30 Maret 2021 00:04 WIB
https: img.okezone.com content 2021 03 29 408 2385863 fakta-pulau-terkutuk-dihuni-monster-dan-banyak-orang-hilang-misterius-bWTeA7FKM9.jpg Pulau Envaitenet di Kenya (Instagram @trek_ascent)

PULAU Envaitenet terletak di Danau Rudolf, Kenya. Pulau kecil ini penuh misteri. Envaitenet dalam bahasa Aborigin berarti tidak bisa kembali.

Konon katanya, pulau ini dihuni monster dan orang yang ekspedisi ke pulau itu tidak pernah bisa kembali ke tempat asal. Karenanya Envaitenet disebut juga pulau kutukan. Kok bisa?

Baca juga: Kisah Pulau Terpencil Dihuni 62 Orang, Bagaimana Mereka Bertahan Hidup?

Berikut faktanya yang dikutip Okezone dari berbagai sumber :

1. Pulau terkutuk

Dilansir dari East Coast Daily, pulau ini hanya beberapa kilometer panjangnya. Tidak ada yang berani tinggal di pulau itu, karena masyarakat sekitar pulau mempercayai bahwa Envaitenet tempat dikutuk.

Penduduk setempat mengatakan bahwa dulu banyak yang tinggal di pulau itu bertahun-tahun; mereka memancing, berburu, berdagang dengan kerabat mereka di daratan. Namun, warga pulau itu tiba-tiba berhenti datang ke daratan sama sekali, entah apa alasannya.

Kemudian beberapa pria dari desa tepi sungai datang ke pulau itu untuk melihat apa yang terjadi. Ketika mereka sampai di pulau itu, mereka tercengang: mereka melihat sebuah desa terpencil dengan gubuk-gubuk yang penuh dengan berbagai benda, dan ikan-ikan membusuk di dekat api yang padam.

Tidak ada tanda-tanda manusia di sana. Orang-orang tersebut kemudian meninggalkan pulau dengan sangat cepat, dan memutuskan untuk tidak mengadu nasib mereka. Akhirnya, tak seorang pun memberanikan diri untuk pergi ke sana lagi.

2. Banyak orang hilang

Pada 1935, penjelajah Inggris Vivina Fusch dikirim ke pulau tersebut bersama dua rekannya - M. Sheflis dan B. Dayson. Beberapa hari semuanya normal: setiap malam dalam waktu yang disepakati mereka memberi tanda lampu yang menyala yang berarti bahwa semuanya baik-baik saja. Namun, dalam dua minggu, sinyal tersebut berhenti.

Baca juga: Jangan Mampir ke 10 Pulau Ini kalau Masih Mau Hidup!

Lama tidak ada kabar, beberapa anggota ekspedisi pergi ke pulau itu untuk mengecek keberadaan teman mereka, namun mereka dengan terkejut mencatat bahwa Sheflis dan Dayson sudah menghilang. Lebih dari itu, tidak ada jejak yang menunjukkan Sheflis dan Dayson pernah tinggal di pulau itu.

Ilustrasi

Penyebutan "pulau ajaib" dan orang-orang yang menghilang dari pulau itu kira-kira berasal dari tahun 1630. Saat masih adanya penduduk, warga di sana sering mendengan suara aneh berupa teriakan di pulau itu setiap bulan baru.

Teriakan tersebut kemudian berubah menjadi erangan yang berkepanjangan yang biasanya berlangsung dari beberapa menit sampai satu jam.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Konon dihuni monster

Seiring berjalannya waktu, warga desa berpikir bahwa pulau mereka dihuni oleh monster-monster kanibal mengerikan yang tidak serupa pada salah satu hewan yang mereka kenal. Monster seperti itu muncul tepat di hadapan orang itu pada saat yang paling tidak terduga, dan membuat penduduk asli berlari terbirit-birit.

Makhluk itu konon menjadi dalang di balik hilangnya anak-anak remaja yang berada di kampung di pulau tersebut.

Bayi-bayi yang lahir di pulau ini meninggal dengan cepat, karena bayi-bayi tersebut, meskipun lahir di iklim tropis, langsung dimumikan. Semua keajaiban ini tidak memungkinkan el molo (penduduk asli pulau) untuk hidup dengan tenang.

Akhirnya mereka terpaksa pindah dari pantai danau lebih dekat ke sebidang hutan. Pada akhir abad ke-20, setelah mendengar tentang pulau ajaib itu, dua ekspedisi pribadi pergi ke sana (dari Belanda dan Jerman), tetapi keduanya menghilang, tanpa meninggalkan jejak apa pun.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini