Share

Mushaf Al-Quran Berusia 363 Tahun Ditulis Rapih, Tintanya Terbuat dari Getah Pohon

Inin Nastain, Jurnalis · Jum'at 16 April 2021 07:03 WIB
https: img.okezone.com content 2021 04 16 614 2395548 mushaf-al-quran-berusia-363-tahun-ditulis-rapih-tintanya-terbuat-dari-getah-pohon-BlpPjlWoi0.jpg Mushaf Al-Quran diperkirakan usia sudah 363 tahun. (Foto: Inin Nastain)
A A A

MAJALENGKA - Ada mushaf Al-Quran diperkirakan usianya sudah mencapai 363 tahun atau sekitar 3 abad terdapat di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Al-Quran yang ditulis pada 1658 itu kini disimpan di kediaman Ridwanuddin dalam Blok Pesantren, Desa Pagaraji, Kecamatan Maja, Jawa Barat.

Ridwan merupakan keturunan ketujuh dari sang penulis Al-Quran itu, yakni KH TB Latifudin. Usia Al-Quran sendiri diketahui dari catatan yang ada di bagian muka Quran itu, yang terdapat keterangan bahwa ditulis oleh KH TB Latifudin pada 1658 di Pagaraji, Maja, Majalengka.

Baca Juga: Mengerikan, Ini Golongan Orang Celaka di Ramadhan yang Tertuang dalam Doa Malaikat Jibril

“Memang tidak tahu betul karena saya ini keturunan ketujuh dari KH TB Latifudin, penulis Al-Quran ini. Kalau dilihat dari sampulnya, tertera Al-Quran ini dibuat tahun 1658,” kata Ridwan.

Dalam perjalanannya, Al-Quran kuno itu dirawat secara turun-temurun oleh ahli waris. Dia sendiri baru merawat Al-Quran itu sejak sekitar 6 tahun lalu, setelah orangtuanya meninggal.

“Sekarang ada di saya karena orangtua sudah meninggal 6 tahun lalu. Sebelumnya disimpan oleh orangtua saya. Jadi Al-Quran ini diwarisi oleh orangtua saya,” kata dia.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam proses perawatan, Ridwan mengaku tidak ada cara khusus yang dilakukannya. Selama ini, jelas dia, perawatan Mushaf dilakukan dengan cara membungkusnya menggunakan kain, sekaligus dikasih Kamper, agar tidak rusak digerogoti serangga rayap dan lainnya.

“Al-Quran ini masih dibaca. Pada haul akbar tiap bulan Syawal, dibaca secara berjamaah. Kalau Ramadhan juga dibaca, cuma tidak berjamaah. Paling dibaca Surat Yasin -nya saja,” ujarnya.

Dari lembaran-lebaran mushaf, jelas Ridwan ada beberapa lembar yang diganti dengan kertas baru. Hal itu mengingat kondisinya yang sudah mengalami kerusakan parah.

“Ada sebagian yang sudah diganti, dibawa ke Kesultanan Cirebon, cuma beberapa lembar saja. Tulisannya juga tulisan tangan. Tapi begitu rapih tulisannya, tintanya juga mungkin dari getah pepohonan,” kata dia. (Dhita Seftiawan)

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini