Share

Bocah Meninggal karena Dibawa ke Dukun, Begini Pendapat Psikolog soal Anak Nakal

Muhammad Sukardi, Okezone · Rabu 19 Mei 2021 15:52 WIB
https: img.okezone.com content 2021 05 19 612 2412382 bocah-meninggal-karena-dibawa-ke-dukun-begini-pendapat-psikolog-soal-anak-nakal-vG6HPbGy4d.jpg Anak jadi korban karena dibawa ke dukun (Foto: I for her)
A A A

Kasus Ais, bocah 7 tahun asal Temanggung, Jawa Tengah, yang meninggal dunia karena dianggap terlalu nakal harus jadi perhatian kita bersama. Memahami seorang anak tak semudah yang Anda bayangkan.

Alasan kedua orangtua Ais mempercayai dukun untuk menangani kenakalan anaknya pun perlu disikapi serius. Terlebih, sampai merenggut nyawa seorang anak.

 ilustrasi anak dibawa ke dukun

Bahkan Ais sampai dianggap sebagai keturunan genderuwo karena bertingkah nakal. Kedua orang tuanya, Mar (42) dan Suw (38) lantas menjalani ritual dengan membenamkan kepala Ais ke dalam air hingga tak sadarkan diri. Ais yang ternyata sudah tewas diyakini bisa dihidupkan diri dengan bantuan dukun.

Jasad Ais tergeletak di atas kasur selama 4 bulan lamanya dengan alasan Ais akan bangkit kembali. Ini adalah sugesti yang diberikan dua dukun itu pada kedua orangtua Ais.

Menanggapi kasus ini, Psikolog Anak Karina Istifarisny menjelaskan makna 'anak nakal' yang terkadang salah diartikan banyak orangtua.

Menurutnya, nakal itu sendiri punya makna berbeda di setiap keluarga. "Sebab, setiap keluarga punya standar perilaku masing-masing dalam melihat anaknya," kata Karina , Rabu (19/5/2021).

Dia melanjutkan, pada usia tertentu anak-anak memang menunjukkan keaktifan yang lebih. Mereka di momen itu melakukan eksplorasi lebih banyak ke lingkungan. Misalnya, si anak manjat ke furnitur, suka bongkar-bongkar mainannya, berlari-larian, aktivitas lain yang terkesan tidak mau diam.

"Di satu sisi, kita bisa melihat ini sebagai cara si anak untuk bereksplorasi," tegasnya.

Tapi, sayangnya banyak orangtua menganggap aktivitas itu adalah definisi 'anak nakal', karena sudah dilarang tapi tetap saja dilakukan.

"Kalau anak sudah berkali-kali dilarang tapi seperti tidak menghiraukan, ada baiknya dibawa ke ahlinya, karena enggak jarang itu adalah tanda bahwa si anak butuh cara lain yang lebih spesifik supaya bisa mematuhi aturan," saran Karina.

Contoh lain dari 'anak nakal' yang banyak dipercaya orangtua adalah si anak suka mendebat atau menjawab omongan orangtuanya, sering kali marah, mudah tersinggung, menolak menjalankan aturan-aturan yang berlaku di rumah, atau berkata kasar.

Bagi para orangtua, kata Karina, jika semua tingkah laku yang dianggap nakal sudah meresahkan anggota keluarga, lalu perilaku tersebut sering sekali muncul, apalagi sampai mengganggu nilai akademis si anak, ada baiknya dicek ke ahlinya.

"Dikhawatirkan itu merupakan gejala dari oppositional defiant disorder. Tentunya, untuk penegakkan diagnosa butuh pemeriksaan detail yang dilakukan oleh ahlinya," ungkapnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(DRM)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini