NEW YORK - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Menguatnya harga minyak memperpanjang kenaikan pada minggu sebelumnya.
Bank of America menilai, Brent kemungkinan akan mencapai rata-rata harga USD68 per barel pada tahun ini. Kemudian diperkirakan mencapai USD100 per barel pada tahun depan, karena permintaan dan penggunaan mobil pribadi lebih banyak.
Baca Juga: OPEC Perkirakan Produksi AS Turun, Harga Minyak Naik Jadi USD73,5/Barel
Harga minyak mendapat dukungan dari perkiraan pertumbuhan terbatas dalam produksi minyak AS. Hal ini memberi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) lebih banyak kekuatan untuk mengelola pasar dalam jangka pendek sebelum potensi kenaikan kuat dalam produksi minyak serpih AS pada 2022.
Selain itu, harga minyak naik didorong pelemahan dolar AS dan jeda pembicaraan mengakhiri sanksi AS terhadap minyak mentah Iran. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,36% menjadi 91,8945. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Nyaris Anjlok 2%
Naiknya harga minyak karena negosiasi menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran terhenti pada Minggu (20/6/2021). Setelah hakim Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden negara itu.
"Pemilihan seorang garis keras di Iran membebani pasar (penawaran) karena sanksi tampaknya tidak akan dicabut," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, dikutip dari Antara, Selasa (22/6/2021).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya