Share

Keutamaan Surat Ad Dukhan, Kabut Asap Tanda Datangnya Hari Kiamat

Hantoro, Jurnalis · Selasa 28 September 2021 20:10 WIB
https: img.okezone.com content 2021 09 28 330 2478258 keutamaan-surat-ad-dukhan-kabut-asap-tanda-datangnya-hari-kiamat-2uECwOvm5R.jpg Ilustrasi keutamaan Surat Ad Dukhan. (Foto: Salman Mardira/Okezone)
A A A

KEUTAMAAN Surat Ad Dukhan bisa lebih diketahui umat Islam. Surat Ad Dukhan yang memiliki arti "Kabut" merupakan surat ke-44 dalam kitab suci Alquran. Surat ini terdiri dari 59 ayat dan termasuk golongan Makkiyyah atau diturunkan di Kota Makkah, Arab Saudi.

Keutamaan membaca Surat Ad Dukhan salah satunya menjadi tahu tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya kabut asap. Selain itu, ada juga pertanda lainnya. Tapi pertanda munculnya dukhan kabut ini harus diketahui secara jelas, karena bukan sembarang kabut atau asap.

Baca juga: Manfaat Membaca Surat Al-Balad, Insya Allah Sanggup Menghadapi Cobaan Hidup 

Dikutip dari laman Muslim.or.id, Selasa (28/9/2021), Ustadz Ahmad Anshori menjelaskan secara bahasa dukhan bermakna asap atau kabut. Lantas, dukhan yang bagaimana yang menjadi salah satu tanda kiamat?

Ketika sahabat Hudzaifah bin Usaid dan sejumlah sahabat lainnya sedang ngobrol tentang hari kiamat, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam datang mendekati mereka, kemudian menanyakan:

ﻣﺎ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥ؟

"Sedang mengingat apa kalian?"

ﻧﺬﻛﺮ اﻟﺴﺎﻋﺔ

"Kami sedang bersama mengingat tentang hari kiamat … ," jawab Hudzaifah.

Mengingat tema yang sedang diobrolkan tentang kiamat, ini menjadi mementum yang pas bagi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menyampaikan ilmu tentang hari kiamat. Beliau bersabda:

ﺇﻧﻬﺎ ﻟﻦ ﺗﻘﻮﻡ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻭا ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻋﺸﺮ ﺁﻳﺎﺕ، ﻓﺬﻛﺮ اﻟﺪﺧﺎﻥ، ﻭاﻟﺪﺟﺎﻝ، ﻭاﻟﺪاﺑﺔ، ﻭﻃﻠﻮﻉ اﻟﺸﻤﺲ ﻣﻦ ﻣﻐﺮﺑﻬﺎ، ﻭﻧﺰﻭﻝ ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ، ﻭﻳﺄﺟﻮﺝ ﻭﻣﺄﺟﻮﺝ، ﻭﺛﻼﺛﺔ ﺧﺴﻮﻑ، ﺧﺴﻒ ﺑﺎﻟﻤﺸﺮﻕ، ﻭﺧﺴﻒ ﺑﺎﻟﻤﻐﺮﺏ، ﻭﺧﺴﻒ ﺑﺠﺰﻳﺮﺓ اﻟﻌﺮﺏ، ﻭﺁﺧﺮ ﺫﻟﻚ ﻧﺎﺭ ﺗﻄﺮﺩ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﺸﺮﻫﻢ

"Kalian tidak akan pernah melihat hari kiamat sehingga kalian melihat 10 pertandanya. Yaitu munculnya Dukhan (asap), Dajjal, dabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Yajuj Majuj, tiga musibah terbenamnya tanah yaitu di tanah timur, di tanah barat, dan di Jazirah Arab dan akhir dari pertanda kiamat tersebut adalah terdapat api yang menggiring umat manusia pada tempat di mereka bangkitkan." (HR Muslim)

Baca juga: Biji-bijian Disebut 12 Kali dalam Alquran, Sains pun Buktikan Alasannya 

Hadis inilah penafsir atau penjelas untuk ayat:

فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ

يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ

"Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih." (QS Ad-Dukhan: 10–11) (Lihat penjelasannya di Tafsir Ibnu Katsir 7/245- 247, Tafsir Qurtubi 19/105-107)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ada perbedaan pendapat ulama tentang dukhan yang dimaksud:

1. Kabut yang menimpa kaum Quraisy

Kabut yang terjadi saat mereka ditimpa kekeringan dan kelaparan, karena doa Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam, disebabkan kesombongan mereka kepada ajaran Allah Subhanahu wa ta'ala. Ketika mereka melihat ke langit, tergambar di matanya seakan berkabut, akibat lapar yang sangat.

Pendapat ini dipilih oleh sahabat Ibnu Mas’ud. Kemudian diikuti oleh sejumlah ulama. (Tafsir Ibnu Katsir 7/247)

Dinilai kuat oleh Imam Ibnu Jarir At-Thobari. Imam Bukhari menyebutkan riwayat sahabat Ibnu Mas’ud tentang ini. Ketika seorang dari Kindah berbicara tentang dukhan, "Nanti di hari kiamat akan muncul dukhan yang akan menulikan pendengaran orang-orang munafik dan membutakan mata mereka."

Mendengar ucapan ini, sahabat Ibnu Mas’ud marah:

” من علم فليقل، ومن لم يعلم؛ فليقل : الله أعلم؛ فإن من العلم أن يقول لما لا يعلم: لا أعلم؛ فإن الله قال لنبيه : ” قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنْ الْمُتَكَلِّفِينَ (86) ” [ص: 86] وإن قريشًا أبطؤوا عن الإسلام، فدعا عليهم النبي صلى الله عليه وسلم فقال : ” اللهم أعني عليهم بسبع كسبع يوسف “، فأخذتهم سنة حتى هلكوا فيها، وأكلوا الميتة والعظام، ويرى الرجل ما بين السماء والأرض كهيئة الدُّخان.

"Siapa yang tahu ilmunya, silakan bicara. Namun siapa tidak tahu, maka katakan saja 'Allahua’lam (Allah lebih yang tahu).' Karena Allah pernah berfirman kepada Nabi-Nya:

قُلۡ مَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُتَكَلِّفِينَ

Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku); dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada.' (QS Shad: 86)

Dahulu orang-orang Quraisy lambat menerima Islam. Lantas Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mendoakan keburukan untuk mereka:

'Ya Allah tolonglah aku atas perlawanan mereka dengan masa paceklik yang pernah menimpa Nabi Yusuf.'

Akibat doa ini, mereka ditimpa kekeringan dan kelaparan selama 1 tahun. Sampai membinasakan mereka. Mereka sampai memakan bangkai dan tulang-belulang. Orang-orang ketika itu memandangi langit seperti kabut."

Kesimpulannya menurut pendapat ini, dukhan adalah asap berupa khayalan di pandangan mata saja. Bukan asap yang nyata.

Baca juga: Mengapa Tubuh Paus Biru Lebih Besar Dibanding Jenis Lainnya? Ini Penjelasan Alquran dan Sains 

2. Asap tanda kiamat yang akan muncul mendekati kiamat

Pendapat ini dipegang oleh Ibnu Abbas dan sebagian sahabat dan taabi’in. Dari Ibnu Abi Mulaikah, dia berkata, "Suatu hari aku menemui Ibnu Abbas di waktu pagi. Dia berkata:

ما نمت الليلة حتى أصبحت

Aku tidak tidur tadi malam hingga subuh."

Aku bertanya, "Mengapa?"

Beliau bercerita:

طلع الكوكب ذو الذنب، فخشيت أن يكون الدُّخان قد طرق، فما نمت حتى أصبحت

"Bintang berekor telah terbit. Aku khawatir dukhan telah muncul. Ini yang membuatku tidak bisa tidur hingga subuh." (HR Hakim)

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan status riwayat di atas sebagai riwayat yang shahih:

وهذا إسنادُ صحيح إلى ابن عباس حبر الأمة، وترجمان القرآن، وهكذا قول من وافقه من الصحابة والتابعين أجمعين، مع الأحاديث المرفوعة من الصحاح والحسان وغيرها

"Ini adalah sanad yang shahih sampai kepada Ibnu Abas tintanya umat, penerjemah Alquran. Pendapat ini juga disepakati oleh sejumlah sahabat dan tabiin. Didukung oleh hadis-hadis shahih maupun hasan dan lainnya." (Tafsir Ibnu Katsir 7/249)

Baca juga: Alquran dan Sains Buktikan Bawang Merah Bisa Jadi Antivirus hingga Pencegah Kanker 

Pendapat yang Rajih

Wallahua’lam, pendapat yang kuat adalah pendapat kedua. Dukhan adalah asap yang akan muncul sebelum tiba hari kiamat, sebagai tanda kiamat besar. Alasannya adalah berikut:

1. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ

"Kabut itu meliputi seluruh manusia. Inilah azab yang pedih." (QS Ad-Dukhon: 11)

Allah Subhanahu wa ta'ala mengabarkan dalam ayat ini, kabut tersebut akan meliputi seluruh manusia. Jika kabut itu hanya menimpa kaum Quraisy, maka tidak disebut meliputi seluruh manusia. Karena hanya menimpa sekelompok orang saja.

Sebagaimana keterangan dari Imam Ibnu Katsir rahimahullah:

يَغْشَى النَّاسَ ” أي : يتغشَّاهم ويعمُّهم، ولو كان أمرًا خياليًا يخصُّ أهل مكة المشركين؛ لما قيل فيه : “يَغْشَى النَّاسَ”

"Kabut itu meliputi manusia." Maksudnya meliputi seluruh mereka dan menimpa manusia pada umumnya. Kalau seandainya yang dimaksud dukhon itu hanyalah asap khayalan yang menimpa kaum musyrikin penduduk Makkah saja, maka tentu tidak akan disebut meliputi manusia. (Tafsir Ibnu Katsir 7/249-250)

Baca juga: Membaca Ayat Alquran Hendaknya Tartil Sesuai Tajwid, Ini Maknanya 

2. Nabi Muhammad menyebut dukhan sebagai tanda kiamat besar

ﺇﻧﻬﺎ ﻟﻦ ﺗﻘﻮﻡ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻭا ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻋﺸﺮ ﺁﻳﺎﺕ، ﻓﺬﻛﺮ اﻟﺪﺧﺎﻥ، ﻭاﻟﺪﺟﺎﻝ، ﻭاﻟﺪاﺑﺔ، ﻭﻃﻠﻮﻉ اﻟﺸﻤﺲ ﻣﻦ ﻣﻐﺮﺑﻬﺎ، ﻭﻧﺰﻭﻝ ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ، ﻭﻳﺄﺟﻮﺝ ﻭﻣﺄﺟﻮﺝ، ﻭﺛﻼﺛﺔ ﺧﺴﻮﻑ، ﺧﺴﻒ ﺑﺎﻟﻤﺸﺮﻕ، ﻭﺧﺴﻒ ﺑﺎﻟﻤﻐﺮﺏ، ﻭﺧﺴﻒ ﺑﺠﺰﻳﺮﺓ اﻟﻌﺮﺏ، ﻭﺁﺧﺮ ﺫﻟﻚ ﻧﺎﺭ ﺗﻄﺮﺩ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﺸﺮﻫﻢ

"Kalian tidak akan pernah melihat hari kiamat sehingga kalian melihat 10 pertandanya. Yaitu munculnya dukhan (asap), Dajjal, dabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Yajuj Majuj, tiga musibah terbenamnya tanah yaitu di tanah timur, di tanah barat dan di Jazirah Arab dan akhir dari pertanda kiamat tersebut adalah terdapat api yang menggiring umat manusia pada tempat di mereka bangkitkan." (HR Muslim)

Menunjukkan kemunculan dukhan terjadi saat mendekati hari kiamat.

Baca juga: Membaca Alquran dengan Tajwid, Apakah Hukumnya Wajib? 

3. Dalam Alquran diterangkan bahwa asap tersebut berupa asap yang nyata, bukan sekadar khayalan

فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ

"Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas." (QS Ad-Dukhan: 10)

4. Hadis tentang kisah Ibnu Shoyyad

Dalam kitab Shahih Bukhori dan Shahih Muslim disebutkan kisah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dengan seorang dukun beragama Yahudi bernama Ibnu Shoyyad. Nabi bersabda:

إني خبأت لك خبئًا

"Sesungguhnya aku menyembunyikan sesuatu untukmu."

Ibnu Shoyyad menanggapi:

هو الدُّخ

"Yang Anda sembunyikan adalah dukh (asap)."

Beliau bersabda:

اخسأ؛ فلن تعدو قدرك

"Tetaplah di tempatmu. Kamu tidak akan melampaui batasmu."

Baca juga: Apa Itu Ilmu Tajwid dalam Membaca Alquran? Ini Penjelasannya 

Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam membacakan ayat:

فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ

"Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas." (QS Ad-Dukhan: 10) (HR Muttafaqun ‘Alaihi)

Dijelaskan oleh hadis serta ayat yang dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tersebut bahwa tanda kiamat berupa dukhan masih ditunggu. Ini menunjukkan tanda ini belum tiba di saat Nabi bersabda ini. Lebih-lebih lagi, kisah ini terjadi setelah hijrahnya Nabi ke Kota Madinah. Ini menunjukkan bahwa pendapat pertama tersebut kurang tepat.

Diterangkan dalam kitab Al-‘Aqoid As-Salafiyah:

وأما ما فسر به ابن مسعود رضى الله عنه ؛ فإن ذلك من كلامه، والمرفوع مقدم على كل موقوف

"Adapun penafsiran yang disebutkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu itu adalah pendapat beliau. Dan hadis Nabi lebih berhak didahulukan daripada pendapat sahabat." (Al-‘Aqoid As-Salafiyah Bi Adillatiha An-Naqliyah Wal ‘Aqliyah, 2/469)

Wallahu a’lam bishawab.

Baca juga: Wajib Tahu, 11 Hukum Bacaan Tajwid dalam Alquran Supaya Tadarus Lebih Tepat 

1
4

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini