Share

Muslim Penulis Abdulrazak Gurnah Raih Nobel Sastra 2021

Tim Okezone, Jurnalis · Jum'at 08 Oktober 2021 11:37 WIB
https: img.okezone.com content 2021 10 08 614 2483162 muslim-penulis-abdulrazak-gurnah-raih-nobel-sastra-2021-H3KtX8sxYF.jpg Abdulrazak Gurnah meraih penghargaan Nobel Sastra 2021. (Foto: Wikipedia)
A A A

MUSLIM penulis asal Tanzania yang menetap di Inggris, Abdulrazak Gurnah, pada Kamis 7 Oktober waktu setempat, meraih penghargaan Nobel Sastra 2021. Prestasi ini berkat karya novelnya yang mengangkat permasalahan dampak migrasi pada individu dan masyarakat.

Abdulrazak Gurnah mengatakan dirinya sangat terkejut ketika mendapat telepon dari Akademi Swedia. Ia pun sempat mengira itu adalah lelucon. "Saya pikir itu tidak benar. Itu benar-benar membuat saya kaget," ungkapnya kepada AP.

Baca juga: 4 Tutorial Hijab Cantik ala Laudya Cynthia Bella, Indonesian Style hingga Signature L 

Ia mengatakan tema migrasi dan pengungsian yang dieksplorasi dalam novel-novelnya bahkan lebih mendesak untuk masa sekarang dibanding pada masa ketika ia memulai karier menulisnya. Hal itu terutama karena saat ini terjadi pergerakan massa pengungsi dari Suriah, Afghanistan, dan sekitarnya.

Abdulrazak Gurnah berharap karya fiksi dapat membantu orang-orang di negara-negara kaya memahami kemanusiaan para migran yang hanya mereka lihat di layar televisi.

Baca juga: Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad Disusui Halimah Sa'diyah, Berbagai Keajaiban Terjadi 

"Yang bisa dilakukan fiksi adalah mengisi kekosongan. Dan benar-benar memungkinkan orang untuk melihat bahwa pada kenyataannya itu adalah cerita rumit yang tampaknya telah menjadi budaya populer yang entah bagaimana terus abai terhadap apa yang tidak ingin mereka dengar," katanya, seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/10/2021).

Abdulrazak Gurnah belum lama ini pensiun sebagai profesor sastra Inggris dan studi pasca-kolonial di Universitas Kent. Lahir pada tahun 1948 di Pulau Zanzibar, sekarang bagian dari Tanzania, Gurnah pindah ke Inggris pada akhir 1960-an. Saat itu ia melarikan diri dari rezim represif yang menganiaya komunitas Muslim Arab di tempatnya berasal.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ketua Komite Nobel untuk Sastra, Anders Olsson, menyebut Gurnah sebagai salah satu penulis pasca-kolonial paling terkemuka di dunia. Menurut dia, tempat asal Gurnah yakni Pulau Zanzibar menyimpan sejarah penting di mana banyak bahasa saling bertemu bahkan kosmopolitan jauh sebelum globalisasi.

"Karyanya memberi kita gambaran yang jelas dan sangat tepat tentang Afrika lain yang tidak begitu dikenal oleh banyak pembaca, daerah pesisir di dalam dan sekitar Samudera Hindia yang ditandai oleh perbudakan dan pergeseran bentuk represi di bawah berbagai rezim dan kekuatan kolonial: Portugis, India, Arab, Jerman, dan Inggris," jelas Olsson.

Baca juga: 8 Sunah di Hari Jumat Berkah, Nomor 5 Jangan Sampai Terlewat 

Gurnah mengatakan dirinya "tersandung" di dunia kepenulisan setelah tiba di Inggris. Ini sebagai cara untuk mengeksplorasi pengalaman atas kehilangan dan pembebasan imigran.

Ia telah menulis 10 novel, termasuk 'Memory of Departure', 'Pilgrims Way', 'Paradise' yang terpilih untuk Booker Prize pada 1994, 'By the Sea', 'Desertion', dan 'Afterlives'. Latar cerita berkisar dari Afrika Timur di bawah kolonialisme Jerman hingga Inggris modern.

Bahasa ibu Gurnah adalah bahasa Swahili, namun ia menulis dalam bahasa Inggris. Dirinya merupakan penulis keenam kelahiran Afrika yang dianugerahi Nobel Sastra, yang selama ini telah didominasi penulis Eropa dan Amerika Utara sejak diadakan pada 1901.

Baca juga: Kagum Lihat Muslim Sholat, Perempuan Agnostik Ini Putuskan Jadi Mualaf 

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini