BEIJING - Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin mengatakan dalam sebuah pernyataan, China telah mengumumkan inspeksi audit besar-besaran terhadap regulator keuangan negara, perusahaan asuransi, manajer dengan kredit yang bermasalah dan bank terbesar yang dikendalikan negara.
Pengawasan dua bulan dari Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) diharapkan dapat membasmi korupsi dalam sistem keuangan negara senilai USD54 triliun (Rp762.316 triliun). Komisi juga mengatakan bahwa laporan pengaduan dari pelapor akan diterima hingga pertengahan Desember mendatang.
Menurut Ketua CBIRC Guo Shuqing, langkah ini mencerminkan fokus Beijing pada regulasi keuangan. Dia mengatakan kerja sama dengan inspektur akan menjadi prioritas utama mereka.
(Baca juga: Kisah Pelapor Korupsi yang Nyawanya Terancam: Saya Tidak Aman, Tapi Saya Tidak Menyesal)
Audit ketat dilakukan sebagai bagian dari program inspeksi yang lebih luas yang diluncurkan pada 2017 dan difokuskan pada 25 organisasi keuangan.
Sebelumnya, pemeriksaan telah menargetkan lembaga pemerintah pusat dan daerah lainnya bersama dengan perusahaan milik Negara.
Sedangkan audit terbaru ini akan difokuskan pada Bank Rakyat China, Komisi Pengaturan Sekuritas China, bursa saham Shanghai dan Shenzhen, perusahaan bank milik negara terbesar, serta manajer dengan kredit yang bermasalah termasuk diantaranya, China Huarong Asset Management.
(Baca juga: Negara Ini Kehabisan Uang Kas Akibat Korupsi yang Parah)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya