JAKARTA - Investasi saham dan reksadana bisa menjadi pilihan. Namun, investor pemula harus berhati-hati dalam berinvestasi.
Investor perlu memahami beberapa strategi untuk bisa meminimalisir risiko kerugian dalam investasi.
Dikutip dari IDX 1st Session Closing, Senin (18/10/2021), Analis MNC Sekuritas, Tirta Widi Gilang Citradi mengatakan, dua pilihan strategi bisa digunakan investor dalam berinvestasi saham maupun reksa dana.
Baca Juga: Mulai Besok! Buka Rekening di MotionTrade Dapat e-Voucher Gratis, Begini Caranya
Strategi dollar cost averaging (DCA) bisa dipilih saat kondisi ekonomi sudah mulai normal dengan mempertimbangkan momentum waktu dan harga.
Di sisi lain, Tirta mengimbau saat kondisi market sedang koreksi investor dapat memilih strategi lump sum. Strategi ini sebutkan cocok bagi investor yang agresif mengejar keuntungan dengan risiko yang tinggi. Strategi lump sum adalah transaksi saat kondisi market koreksi agar investor bisa membeli dalam jumlah banyak dan menunggu harga kembali rebound.
Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Nyaris 3 Juta
"Jadi, lump sum itu kurang lebih kita langsung beli banyak di depan, kalau dollar cost averaging itu berarti kita belinya secara mencicil atau berkala kurang lebih seperti itu," ujar Tirta.
Menurutnya, dua strategi ini bisa dikombinasikan, dimana terutama yang dilihat terkait dengan momentum. Dia mencontohkan saat tahun 2020 dimana market mengalami koreksi besar-besaran dan IHSG sempat drop sampai 40% lebih.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya