JAKARTA – Nabi Muhammad SAW pernah memberikan nasihat kepada sahabatnya Abu Dharr al-Ghifarri. Abu Dzar Al-Ghifari dikenal sebagai sahabat Nabi yang setia dan mengabdikan hidupnya untuk Islam .
Dalam satu hadis diceritakan bahwa sahabat bernama Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu (RA) pernah meminta wasiat kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW).
عَن اَبيِ ذًرٍ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُ قَالَ : قُلتُ يَارَسُولَ اللٌهِ صَلَيِ اللٌهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ اَوصِنيِ قَالَ عَلَيكَ بِتَقوَي اللٌهِ فَانٌهَا رَاسُ الآمرِ كُلٌهِ قُلتُ يَارَسُولَ اللٌهِ زَدنيِ قَالَ عَلَيكَ بِتِلآوَةِ القُرانَ فَاِنٌه نُورُلَكَ فيِ لآرضِ وَذٌخرُ لَكَ فيِ الٌسَمَأءِ. (رواه أبن حبان في صحيحه في حديث طويل)
Dari Abu Dzar RA , ia menceritakan, "Aku pernah berkata pada Rasulullah SAW , 'Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat! Rasulullah SAW bersabda, 'Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah Ta'ala, karena takwa adalah akar dari setiap urusan.' Aku berkata lagi, 'Wahai Rasulullah , tambahkan wasiat untukku!' Rasulullah pun bersabda: 'Hendaklah engkau membaca Al-Qur'an , karena sesungguhnya Al-Qur'an itu Nur (cahaya) bagimu di muka bumi dan bekal yang disimpan di langit". (HR. Ibnu Habban).
Baca Juga: 8 Sifat Jujur Nabi Muhammad SAW Saat Berbisnis
Baca Juga: Sarapan Pagi Nabi Muhammad SAW Sederhana, Mudah dan Tidak Ribet
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, ada baiknya sebagai umatnya, kita mengingat nasihat yang pernah diberikan Rasulullah agar tidak menyimpang dari ajarannya. Dilansir dari themuslimvibe, berikut merupakan nasihat Nabi Muhammad SAW yang tidak semata-mata hanya untuk Abu Dharr, tetapi juga untuk umatnya.
1. Jangan Menunda Waktu
Rasulullah berpesan kepada Abu Dharr untuk tidak menunda-nunda waktu. “Jika besok ada untukmu, jadikanlah besok seperti hari ini, sehingga jika tidak ada besok, kamu akan sedih menyesali kesempatan yang kamu lewatkan hari ini.”
Juga disebutkan dalam shahifah-shahifah tersebut bahwa orang yang berakal sehat selama akalnya masih normal, hendaknya ia membagi seluruh waktunya menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Untuk beribadah kepada Rabbnya; (2) Untuk menghisab dirinya, beberapa banyak keburukan atau kebaikan yang telah ia lakukan; (3) Untuk mencari penghasilan yang halal.
Seseorang yang berakal juga harus mengatur waktunya, memperbaiki dirinya, dan menjaga lidahnya dari bicara yang sia-sia. Orang yang selalu menghisab setiap ucapannya, maka lidahnya akan berkurang dari bicara sia-sia. Orang yang berakal juga tidak akan berpergian kecuali untuk tiga tujuan, yaitu: (1) Mencari bekal akhirat; (2) Mencari nafkah sekadarnya; (3) Bersantai yang diperbolehkan (oleh agama).
Abu Dzar bertanya lagi, "Ya Rasulullah , apakah kandungan shahifah yang diturunkan kepada Nabi Musa ?" Beliau menjawab, "Semuanya berisi pelajaran-pelajaran, misalnya: 'Aku heran terhadap orang yang meyakini kematian, tetapi ia masih bergembira dengan sesuatu, (biasanya seseorang jika telah diputus akan dihukum mati, ia tidak akan merasa tenang dengan apapun).
Aku heran terhadap orang yang meyakini kematiannya, tetapi ia masih bisa tertawa. Aku heran terhadap orang yang selalu memperhatikan kejadian-kejadian, perubahan-perubahan, dan dinamika dunia, tetapi ia masih merasa tenang dengannya. Aku heran terhadap orang yang meyakini takdir, tetapi ia masih berduka cita bersedih hati. Aku heran terhadap orang yang meyakini hisab itu dekat, tetapi ia tidak beramal saleh.
2. Selalu Ingat Allah SWT
Rasulullah berpesan agar kita harus selalu ingat Allah SWT dalam keadaan apapun, baik senang maupun susah, sebab Allah SWT juga akan mengingat kita meski di masa-masa sulit sekalipun. Nasihat tersebut mengingatkan kita yang terkadang sering lupa kepada Allah di saat dalam keadaan bahagia, namun membutuhkan-Nya saat kita berada dalam keadaan sulit.
Dalam Kitab Fadhail Qur'an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan bahwa takwa adalah akar segala urusan. Hati yang memiliki rasa takut kepada Allah tidak akan pernah bermaksiat kepada-Nya dan tidak akan mengalami kesusahan. Dalam Syarh Ihya dari Ma'rifah Abu Nuaim bahwa Basith meriwayatkan dari Nabi SAW : "Rumah-rumah yang di dalamnya terdapat bacaan Al-Qur'an akan terlihat bersinar oleh para penduduk langit sebagaimana bintang-bintang terlihat bersinar oleh para penduduk bumi".
3. Jauhi Gosip/Ghibah
Rasulullah berpesan untu selalu mewaspadai fitnah, karena fitnah lebih buruk daripada perzinahan. Mengapa begitu? Karena seseorang dapat melakukan perzinahan dan kemudian bertobat, lalu Allah SWT memaafkannya. Tapi, fitnah tidak bisa dimaafkan sampai mereka (yang difitnah) bersedia memaafkan.
Padahal, kebanyakan dosa dapat dimaafkan dengan meminta pengampunan dari-Nya. Namun, ketika kita berbicara buruk tentang seseorang, maka yang perlu memaafkan kita ialah orang tersebut. Nabi Muhammad SAW pun memberi saran agar kita tetap menjaga perkataan agar terhindar dari perilaku gosip.
Rasulullah juga berwasiat agar: "Hendaklah keburukanmu menahanmu dari mencaci orang lain. Dan janganlah mencari aib orang lain, sedangkan kamu sendiri melakukannya. Cukuplah sebagai bahan untuk mencela dirimu bahwa kamu melihat aib orang lain, sedangkan aib itu ada pada dirimu tetapi kamu tidak menyadarinya, atau kamu mengoreksi kesalahan orang lain sedangkan kamu sendiri melakukannya".
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya