ARI Ismi Hidayah tak pernah menyangka bahwa kedatangannya di Desa Asinua, Konawe, Sulawesi Tenggara, memberi kesan berarti untuk masyarakat di sana, khususnya anak-anak.
Ia datang sebagai guru muda, ia tak membawa ekspektasi apapun. Tapi, peran Ari di desa tersebut dinilai luar biasa.
Ia dianggap berhasil membangun peradaban yang lebih baik. Ya, anak-anak yang awalnya tak mengenal huruf kini mulai bisa membaca. Pencapaian itu menjadi salah satu hal terindah dalam hidup Ari.
Ari terbang dari Magelang, Jawa Tengah, ke Konawe, Sulawesi Tenggara, karena terlibat dalam organisasi Taman Baca Inovator (TBI). Sebagai penggiat literasi, bukan hal aneh jika Ari kemudian ditugaskan memberikan ilmu kepada anak-anak pelosok.
Sebagai pengajar muda, ia sempat merasa insecure terlebih adanya anggapan bahwa angkatan pertama itu akan selalu ada momen sulit diterima. Tapi, itu hanya asumsi yang ada di benaknya.
Setibanya di Desa Asinua, yang mayoritas masyarakatnya bersuku Tolaki, Ari malah disambut dengan pelukan hangat. Ia diterima dengan sangat baik, bahkan dianggap 'orang pintar'.
"Aku dianggap tahu segala hal, termasuk dianggap bisa ngobatin orang sakit pun bisa mengatasi masalah-masalah adat. Karena itu, aku juga suka dilibatkan dalam rapat adat," ceritanya, Kamis (25/11/2021).
Ari tinggal bersama dengan orangtua asuh di Desa Asinua tersebut. Ibu asuhnya adalah guru di SD Negeri Asinua Utama, sedangkan bapak asuhnya bekerja di ladang.
Kehadiran Ari bahkan dianggap sebagai berkat untuk orangtua asuhnya. Ia dianggap sebagai anak pertama keluarga tersebut, dan anak-anak kandung ibu dan bapak asuhnya menganggap Ari sebagai kakaknya.
Kehangatan itu yang menguatkan Ari selama bertugas mengajar 1 tahun di Konawe. Di masa tugasnya itu, ia bertekat agar anak-anak didiknya itu bisa baca.
Ada 9 anak murid Ari di kelas 3 SD Negeri Asinua Utama, Desa Asinua tersebut dengan 6 di antaranya sama sekali tidak mengenal huruf. Ini menjadi tantangan tersendiri buatnya. Tapi, keyakinan dan keteguhan Ari menguatkannya.
Sampai akhirnya di akhir masa tugas, Ari menceritakan kalau dirinya berhasil membuat 4 anak yang awalnya sama sekali tidak bisa baca jadi bisa baca dengan lancar. Dua lainnya bisa membaca dengan mengeja.
Tak berhenti di situ, momen luar biasa terjadi ketika 2 tahun pasca-pulang ke Magelang, Ari ditelpon anggota berikutnya yang ditugaskan ke Konawe.
Pengajar yang kini bertugas di Konawe mengabarkan bahwa anak-anak didik Ari masih mengingatnya, tak pernah lupa.
"Anak-anak di Desa Asinua, Konawe, ternyata masih ingat dengan saya, salah satunya Sultan. Ia bahkan selalu menyebut nama saya karena 'Bu Ari yang ajarkan saya membaca'," ungkap Ari haru.
Sultan bahkan dikabarkan menjadi juara kelas saat kenaikan kelas 5 menuju kelas 6. Lagi, Sultan tak pernah lupa dengan jasa Ari yang sudah memberikannya ilmu yang luar biasa yaitu pintar membaca.
Baca juga: Hari Guru Nasional 2021, Google Doodle Rayakan dengan Kartun Lebah Lucu
"Bahkan, anak-anak lain seperti Sulhan, Tik, Elsa, Raihan, atau Haikal, masih ingat dengan saya, karena saya adalah alasan mereka bisa baca. Saya amat terharu ternyata apa yang saya pernah lakukan untuk mereka, terus melekat dalam kehidupan mereka," tambah Ari.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya