JAKARTA - Harga rumah bersubsidi di pinggiran Jakarta menjadi alternatif generasi milenial untuk membeli rumah. Dibandingkan memiliki rumah di Ibu Kota.
Harganya yang murah, serta dukungan subsidi menjadi alasan para mereka berinvestasi dan tinggal di area tersebut.
Meski demikian, membeli rumah dengan harga murah tentu akan banyak risiko. Selain jarak antara rumah dengan kantor yang jauh, bangunan pada rumah subsidi takkan sebaik kualitasanya pada rumah KPR.
"Saat pertama menempati, ada beberapa atap yang bocor dengan kondisi tembok yang lembab," kata Gerdiansyah (33) salah satu pembeli rumah subsidi, Rabu (8/12/2021).
Baca Juga: Banyak Tiang Kecil di Trotoar, Netizen: Jadi Sulit Parkir
Gerdi, panggilan akrabnya, sejak 2017 lalu telah membeli rumah di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Selama itu pula ia perlu tambahan ekstra sebelum menempati rumahnya bersama istri dan anaknya.
"Saya harus beli mesin pompa air dan membangun tembok rumah belakang terlebih dahulu," katanya.
Belum lagi jarak yang mencapai puluhan kilometer dari rumah menuju tempat kerjanya di kantor Walikota Jakarta Selatan. Jarak yang lumayan membuat dirinya terpaksa bangun pagi saat berangkat ke kantor.
Hal berbeda justru dialami Akmal (31). Karyawan swasta ini memilih mencicil untuk membangun rumah subsidinya sebelum dirinya menempati rumah tersebut di kawasan Parung Bogor.
Baca Juga: Harga Rumah Naik Terbatas, Penjualan Lesu di Kuartal III
Akmal mengakui, apapun jenisnya, baik subsidi maupun KPR bagian belakang rumah tidak akan lengkap. Ia memerlukan uang puluhan juta untuk merenovasi rumah agar lebih nyaman.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya