Share

Rawan Tawuran Sampai Ada Pelajar Meninggal, Guru Harus Perhatikan Jam Krusial Pulang Sekolah

Antara, · Kamis 16 Desember 2021 08:06 WIB
https: img.okezone.com content 2021 12 15 624 2517526 rawan-tawuran-sampai-ada-pelajar-meninggal-guru-harus-perhatikan-jam-krusial-pulang-sekolah-xuQKLI5qkS.jpg Ilustrasi tawuran. (Foto: Ant)

SUKABUMI - Mengantisipasi maraknya tawuran antarpelajar yang terjadi bahkan sampai ada korban meninggal, para guru diminta memantau anak didiknya tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luar khususnya saat pulang sekolah.

"Kami dari PGRI mengimbau kepada para guru agar mengawasi anak didiknya bukan hanya di dalam sekolah saja, tetapi juga saat siswa pulang sekolah," kata Ketua PGRI Kabupaten Sukabumi Tb Wahid Ansor, di Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut Wahid, jam pulang sekolah merupakan saat yang rawan, biasanya para pelajar berkumpul dengan teman-temannya yang dikhawatirkan mereka merencanakan sesuatu seperti tawuran dan lainnya.

Baca juga: Mati-Matian Belajar IPA, Setelah Lulus Jaga Toko Orang Tua


Baca juga: Kemendikbudristek Larang Sekolah Tambah Waktu Libur Nataru

Sehingga, para guru harus benar-benar mengawasi anak didiknya pada jam tersebut dan memastikan seluruhnya pulang ke rumahnya masing-masing.

Tidak hanya itu saja, untuk menekan terjadinya aksi kekerasan di kalangan pelajar dan diharapkan tidak terulang kembali, setiap murid pun harus diberikan pemahaman tawuran bukan budaya di Kabupaten Sukabumi, dan memberikan contoh bahwa sudah banyak pelajar yang tewas akibat terlibat tawuran.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dia menyatakan, yang paling utama agar pelajar tidak terjerumus kepada hal yang negatif mulai dari bergabung dengan geng motor, menggunakan narkoba maupun tawuran, setiap guru harus memberikan pengertian dan pemahaman secara rutin tentang bahaya jika melakukan hal tersebut sebab bisa berurusan dengan hukum seperti dipenjara bahkan menjadi korban tewas.

"Iya kami akui beberapa waktu lalu sempat merebak kekerasan antarpelajar mulai dari tawuran hingga satu lawan satu menggunakan senjata tajam. Ini bukan budaya kita, tapi budaya orang lain dan itu tidak boleh berkembang," katanya pula.

Wahid mengatakan, PGRI sebagai organisasi profesi tidak bisa memberikan sanksi terhadap sekolah atau pun pelajar yang terlibat aksi kekerasan seperti tawuran, karena kewenangannya ada di Dinas Pendidikan, tapi pihaknya akan berupaya menekan kasus tawuran pelajar jangan sampai terus terjadi.

Sudah banyak nyawa pelajar yang melayang akibat tawuran dan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Selain itu, komunikasi guru dengan orangtua murid pun harus intens untuk bersama memantau aktivitas anak.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini