WUDHU adalah aktivitas yang memiliki kedudukan sangat penting dalam ajaran agama Islam. Sebab, wudhu menjadi syarat bagi Muslim sebelum menunaikan sholat. Sholat sendiri adalah ibadah yang sangat mutlak dilakukan oleh hamba Allah Subhanahu wa ta'ala.
Hal tersebut berarti menjelaskan bahwa wudhu yang tidak sah maka secara otomatis akan membatalkan sholat. Ini juga tertuang dalam sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam:
"Tidak diterima sholat yang dilakukan tanpa wudhu dan tidak diterima shodaqoh yang berasal dari harta yang didapat secara tidak halal." (HR Muslim)
Baca juga: Kisah Haru Putri Raja Bali Jadi Mualaf, ketika Wafat Mengeluarkan Asap Harum
Guna menghindari hal tersebut, sudah selayaknya umat Islam memahami tata cara wudhu yang baik dan benar.
Selain itu, perlu juga memperbaiki dan menghindari beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat mengambil air wudhu. Apa saja kesalahan tersebut? Berikut ini 10 di antaranya, seperti dikutip dari kanal YouTube NS BOR Channel, Jumat (24/12/2021).
1. Tidak membaca Bismillah
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu membaca Bismilah saat memulai sesuatu hal, termasuk ketika wudhu. Ternyata ini memiliki kedudukan yang penting. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
"Tidak sempurna wudhu sesorang yang tidak membaca basmallah." (HR Ahmad)
2. Tidak sempurna membasuh anggota tubuh yang wajib dalam wudu
Tidak sempurna membasuh anggota tubuh yang wajib disiram air wudhu menjadi kesalahan yang harus dihindari karena dapat menyebabkan batalnya wudhu.
Khalid bin Mi'dan dari sebagian istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam meriwayatkan suatu hadis:
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam melihat seorang laki-laki yang sholat sedangkan di punggung kakinya terdapat bagian mengilap karena tidak terbasuh oleh air wudhu seukuran uang dirham (uang logam), maka Nabi menyuruhnya untuk mengulang wudunya." (HR Imam Ahmad dan Abu Dawud)
Baca juga: Uji Coba Pelaksanaan Umrah, Amphuri Berangkatkan Tim Pendahulu ke Arab Saudi
3. Membasuh anggota tubuh lebih dari jumlah yang ditentukan
Selain tidak sempurna membasuh anggota tubuh yang wajib disiram air wudhu, perlu juga memerhatikan kuantitas melakukannya.
Apabila tiba-tiba merasa khawatir atau ada yang kurang, sebaiknya jangan membasuhnya lagi, karena bisa jadi sikap waswas itu justru datangnya dari setan.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
4. Boros air
Agama Islam juga mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan atau boros, termasuk dalam hal berwudhu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
"Janganlah kalian boros dalam (penggunaan) air. Maka beliau (Sa’ad) berkata: Apakah dalam (masalah) air ada pemborosan? Beliau bersabda: Iya, walaupun kamu berada di sungai yang banyak airnya." (HR Ahmad)
Baca juga: Ribuan Mata Uang Islam Dipamerkan di Arab Saudi, Berasal dari Dinasti Umayyah hingga Ottoman
5. Menyebut nama Allah di dalam WC atau membawa benda yang mengandung lafadz-Nya
Merupakan suatu hal yang makruh, maka sepantasnya bagi seorang Muslim untuk menjauhinya. Berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata:
"Ada seorang lelaki yang berlalu sementara Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sedang kencing. Maka orang itu pun mengucapkan salam tapi Nabi tidak membalas salamnya. Hal ini karena menjawab salam adalah termasuk zikir." (HR Muslim)
6. Mencuci dubur setelah kentut
Tidak ada istinja’ atau mencuci dubur ketika buang angin (kentut). Hal itu hanya berlaku saat buang air kecil dan buang air besar. Maka tidak disyariatkan bagi orang yang kentut untuk beristinja sebelum berwudhu sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang.
Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Tidak terdapat dalam Al Kitab, tidak pula dalam sunah Rasul-Nya adanya istinja dalam kentut, yang ada hanyalah wudu."
Baca juga: Alquran Surah Al Hijr Ayat 1-99 Lengkap Terjemahan Latin Beserta Artinya
7. Tertidur lalu tidak mengambil wudu lagi
Sebagian orang yang tertidur di masjid kemudian apabila iqamat dikumandangkan dibangunkan oleh orang di sebelahnya lalu langsung bangkit sholat tanpa berwudhu lagi, itu adalah salah kaprah.
Orang yang seperti ini wajib baginya untuk berwudhu, karena dia lelap dalam tidurnya. Namun kalau dia sekadar mengantuk dan tidur ringan sehingga masih mengetahui siapa yang ada di sekitarnya, maka tidak wajib baginya untuk berwudhu lagi.
8. Perhatikan istinsyaq dan istintsar
Istinsyaq adalah menghirup air lewat hidung sampai ke pangkal hidung. Sementara istintsar adalah mengeluarkannya (air yang dihirup tadi) dari hidung.
Sebagian kaum muslimin ketika bewudhu kerap kali hanya memasukan jarinya yang basah ke hidung. Hal itu harus diperhatikan karena Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam pun pernah bersabda tentang istinsyaq dan istintsar:
"Barang siapa berwudhu, hendaklah ia menghirup air ke hidung (dan mengembuskannya kembali); dan barang siapa yang melakukan istijmar (bersuci dari buang air besar dengan batu), hendaklah melakukannya dengan ganjil (tidak genap)." (HR Imam Bukhari)
Baca juga: Simak! Tips Selalu Khatam Baca Surah Al Kahfi Setiap Hari Jumat
9. Menganggap mengusap leher dianjurkan
Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa mengusap leher saat membasuh wajah adalah hal yang dianjurkan, padahal sebenarnya tidak demikian. Itu tidak dianjurkan dan tidak termasuk bagian dari wudhu. Ingatlah prinsip kehati-hatian dalam Islam, terkadang ketika menambah-nambahkan justru itu bisa menjadi bumerang.
Baca juga: Berpahala Besar, Ini 8 Sunah di Hari Jumat yang Sayang jika Dilewatkan
10. Membaca doa tidak berdasar
Selain menambah-nambahkan gerakan wudhu, membaca doa yang tidak ada dalam ajaran juga tentu menjadi satu kesalahan yang bisa membatalkan wudu, dan tentu juga sholat.
Adapun doa yang disepakati secara syariat adalah Bismillah di awal wudhu, mengucap dua kalimat syahadat di akhir wudhu lalu ditambah dengan:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Asy-hadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh, allohummaj’alnii minattawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriin.
Subhanakallohumma wa bihamdika, asy-hadu alla ilaaha illa anta, astagh-firuka wa atuubu ilaik.
Artinya: "Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertobat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci."
"Mahasuci Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu."
Wallahu a’lam bishawab.