Share

Teliti Perayaan Idul Adha, Gadis Cantik Mantan Ateis Ini Mantap Jadi Mualaf

Intan Afika Nuur Aziizah, Jurnalis · Rabu 05 Januari 2022 11:02 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 05 621 2527648 teliti-perayaan-idul-adha-gadis-cantik-mantan-ateis-ini-mantap-jadi-mualaf-jj1myX0sZb.jpg Kisah mualaf gadis cantik mantan ateis setelah meneliti perayaan Idul Adha. (Foto: YouTube Ummu TV)
A A A

INILAH kisah mualaf mantan penganut ateis bernama Karima. Gadis cantik asal Amerika Serikat tersebut awalnya tidak percaya adanya Tuhan, tetapi atas kuasa Allah Subhanahu wa ta'ala, Karima mendapat hidayah Islam ketika belajar sejarah dunia di bangku SMA.

Kisah mualaf Karima bermula saat mendapat tugas kelompok meneliti acara-acara keagamaan tertentu. Saat itu kelompoknya mendapat bagian meneliti perayaan keagamaan Islam, yakni Idul Adha.

Baca juga: 5 Bintang Korea yang Memutuskan Masuk Islam, Nomor 1 Tegas Menolak Makanan Haram 

Karima berperan penting sebagai pengumpul data di dalam kelompoknya. Dia pun belajar banyak hal mengenai ajaran agama Islam. Ketika itulah Karima langsung jatuh cinta dengan Islam.

Namun, ia sempat merasa ragu dengan keputusannya. Karima pun melakukan perbandingan dari setiap agama untuk meyakinkan dirinya. Hasilnya, dia tidak menemukan agama yang sempurna seperti Islam. Bagi Karima, agama lain tampak seperti ciptaan manusia, bukan ciptaan Tuhan.

Baca juga: Masya Allah, Petinju Nasional yang Latih Mantan Menaker RI Masuk Islam 

"Ini kejutan bagi saya. Saya langsung berpikir untuk masuk Islam sekarang," ungkap Karima, seperti dikutip dari kanal YouTube Ummu TV, Rabu (5/1/2022).

Akhirnya Karima mantap menjadi mualaf. Di depan Gereja Mormon dan para tetangganya, dia mengucap kalimat syahadat dengan perasaan gugup. Meski begitu, Karima mengakui ada rasa senang yang tersembunyi di dalam hatinya.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Karima sadar akan ada berbagai cobaan yang datang dari Allah Subhanahu wa ta'ala untuk menguji keimanannya. Dia pun langsung belajar sholat dan mengenakan hijab setiap hari. Tidak lupa, Alquran digital diunduh di gawainya.

"Saya mulai belajar sholat dan serentak merasa senang mengenakan hijab. Saya juga mempunyai sebuah mushaf Alquran dan informasi di Android saya," ujar Karima.

Baca juga: Wali Nikah bagi Perempuan Mualaf, Ini Urutannya Menurut Syariat Islam 

Baca juga: Kisah Mualaf Cantik Asal Prancis: Tanpa Islam Kehidupan Saya Tidak Bermakna 

Dirinya mengaku selalu merasa bahagia ketika beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, terutama saat sholat. Bagi dia, sholat merupakan momen pertemuan seorang hamba dengan Allah Ta'ala dengan begitu dekat. Hatinya pun selalu tenang ketika melakukan sholat.

"Saya merasa lebih damai dan kurang stres tentang hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan," ujar Karima.

Tidak lama kemudian, masalah mulai datang dari keluarga Karima. Sang ibu yang dahulu selalu mendukungnya, tiba-tiba berubah dan menentang keputusannya. Bahkan, mushaf Alquran milik Karima pun sempat disobek secara langsung di depan matanya.

Tidak hanya itu, sang ayah juga mengeluarkan kata-kata kasar kepada Karima. Padahal, biasanya ayahnya selalu berperilaku lembut kepadanya. Dia pun merasa sangat takut untuk beribadah.

Baca juga: Baca Selebaran, Mantan DJ Ini Dapat Hidayah Islam dan Yakin Jadi Mualaf 

Karima terpaksa tidak melakukan ibadah sholat beberapa waktu. Sekalipun beribadah, ia harus bersembunyi agar kedua orangtuanya tidak melihat.

"Masalahnya orangtua saya. Ibu bilang akan mendukung, tapi kenyataannya tidak, terutama di awal-awal. Ibu merobek Alquran dan ayah mengeluarkan kata-kata yang menakutkan," ujar Karima.

Baca juga: Jadi Mualaf, 2 Tokoh Senior Ini Lepas Jabatannya sebagai Pemuka Agama 

Meski demikian, hati ibu Karima pun luluh sering berjalannya waktu. Sang ibu akhirnya bisa menerima keputusan Karima dengan lapang dada. Meski ayahnya masih menentang, Karima tetap percaya hatinya kelak akan luluh jika Allah Subhanahu wa ta'ala berkehendak.

Wallahu a'lam bishawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini