Share

5 Adab Bertamu Menurut Islam, Yuk Diterapkan Supaya Dapat Pahala Besar

Tim Okezone, Jurnalis · Senin 10 Januari 2022 10:12 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 10 616 2529760 5-adab-bertamu-menurut-islam-yuk-diterapkan-supaya-dapat-pahala-besar-NWAzNUT4VV.jpg Ilustrasi adab-adab bertamu menurut Islam. (Foto: Shutterstock)
A A A

ISLAM mengajarkan semua hal yang ada di kehidupan dunia ini. Salah satunya adalah adab-adab bertamu. Kamu Muslimin pun wajib memerhatikannya agar tidak menimbulkan kemudharatan ketika sedang bertamu ke kediaman sanak famili.

Selain menyambung silaturahmi, bertamu juga memiliki banyak manfaat. Tapi jika tidak dikerjakan sesuai adab-adab yang diajarkan syariat Islam, bisa mendatangkan keburukan.

Nah, apa saja adab-adab bertamu menurut ajaran agama Islam? Berikut ini lima di antaranya, sebagaimana dikutip dari situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Senin (10/1/2022).

Baca juga: Cara Unik Abu Nawas Kejar Maling yang Lari ke Arah Barat: Cegat dari Timur Saja 

1. Memiliki niat yang baik

Dalam melakukan kegiatan bertamu, setiap orang diharuskan memiliki niat yang baik, seperti untuk menyambung silaturahmi, menjenguk, atau sebagainya. Sebab Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini tercantum dalam Surat Al Hijr Ayat 51–54:

وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ٥٤

Artinya: "Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: 'Salaam.' Berkata Ibrahim, 'Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu.' Mereka berkata, 'Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim.' Berkata Ibrahim, 'Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?'."

Baca juga: Kisah Karomah Syekh Subakir: 40 Hari Mengusir Raja Jin yang Mengotori Tanah Jawa 

2. Meminta izin dan berkunjung di waktu yang tepat

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajarkan kaum Muslimin bahwa batasan meminta izin untuk bertamu sebanyak tiga kali. Sebagaimana sabda beliau:

عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع

Artinya: "Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata, 'Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'." (HR Bukhari dan Muslim)

Selain itu, Islam juga menganjurkan Muslimin untuk bertamu di waktu yang tepat serta menghindari tiga waktu aurat dalam Islam, yaitu sehabis Zuhur, sesudah Isya, dan sebelum Subuh. Hal ini tercantum dalam Surat An-Nur Ayat 58:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ ۚ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana."

Kedua hal ini memiliki kaitan yang cukup erat karena rumah ibarat penutup aurat bagi penghuni di dalamnya. Sehingga bagi orang yang bertamu diwajibkan untuk meminta izin terlebih dahulu agar penerima tamu dapat menyiapkan kondisi rumah.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Bersalaman

Bersalaman atau berjabatan tangan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk menghormati dan mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam.

4. Sopan santun dalam bersikap dan bertutur

Hal ini dilakukan untuk menghormati dan menghargai penerima tamu. Selain itu, perbuatan tersebut juga dapat menghindarkan kita dari perbuatan yang menyinggung atau menyakiti orang lain.

Baca juga: Cerita Mualaf Bule Amerika, Berawal Gelisah saat Ada Pesta Dansa di Sekolah 

Baca juga: Tren Boneka Arwah, Ustadz Khalid Basalamah: Tidak Ada Manfaat Sama Sekali 

5. Menerapkan batas waktu bertamu

Selain berkunjung di waktu yang tepat, Muslimin juga harus memerhatikan batas waktu dalam bertamu. Sebab jika seseorang bertamu terlalu lama dikhawatirkan akan memberikan rasa tidak nyaman dan akan membebani sang penerima tamu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam:

الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ

Artinya: "Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang Muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya. Para sahabat berkata: Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya? Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berkata: Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya." (HR Baihaqi)

Wallahu a'lam bishawab.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini