Share

7 Macam Amal Menurut Balasannya, Nomor 6 hingga 700 Kali Lipat Pahala

Tim Okezone, Jurnalis · Kamis 20 Januari 2022 13:38 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 20 330 2535097 7-macam-amal-menurut-balasannya-nomor-6-hingga-700-kali-lipat-pahala-k3MXfs7Nfu.jpg Ilustrasi 7 macam amal menurut balasannya. (Foto: Shutterstock)
A A A

ADA 7 macam amal menurut balasannya yang patut diketahui setiap Muslim. Bisa dijadikan motivasi untuk selalu mengerjakan amalan salih tersebut. Pahala melimpah pun bisa diraih. Maka itu, rajin-rajin melakukannya.

Dikutip dari nu.or.id, Kamis (20/1/2022), Ustadz Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta, kini aktif dalam kepengurusan PCNU Kota Tegal, menerangkan bahwa dari berbagai macam amalan yang dilakukan oleh manusia, dilihat dari sisi balasan yang akan didapatnya, perbuatan atau amalan setiap orang itu terbagi dalam tujuh kategori. Dalam hal ini Imam Nawawi dalam syarah kitab Arba'in-nya menjelaskan:

الأعمال سبعة: عملان موجبان وعملان واحد بواحد وعمل الحسنة فيه بعشرة وعمل الحسنة فيه بسبعمائة ضعف وعمل لا يحصى ثوابه إلا الله تعالى

Artinya: "Amal itu ada tujuh macam, yakni dua amalan yang memastikan, dua amalan di mana satu dibalas dengan satu, amal kebaikan yang di dalamnya terdapat sepuluh pahala, amal kebaikan yang di dalamnya terdapat tujuh ratus kali lipat pahala, dan amalan yang tidak bisa menghitung pahalanya kecuali oleh Allah saja." (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarhul Arba'in An-Nawawiyyah [Surabaya: Maktabah Al-Hikmah, tt.], halaman 83)

Dari ketujuh kategori amalan, lalu amalan-amalan apa saja yang masuk pada masing-masing kategori itu? Berikut penjelasannya:

Baca juga: Masuk Islam, Gadis Cantik Asal Amerika Ini Tegaskan Tuhan Tidak Miliki Anak 

Baca juga: Abu Nawas Beri Jawaban Cerdas soal Telur dan Ayam, Raja pun Kebingungan, Terpaksa Kasih Hadiah 

Pertama dan kedua, dua macam amalan yang memastikan adalah iman dan kufur. Orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan meninggal dunia dalam keadaan masih beriman serta tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, maka imannya itu memastikan ia masuk ke surga.

Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits:

يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنَ الإِيمَانِ

Artinya: "Akan dikeluarkan dari api neraka orang yang di hatinya terdapat sebiji dzarah keimanan." (Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Jami'ut Tirmidzi [Riyadh: Baitul Afkar Ad-Dauliyah, tt.], halaman 421)

Ini dapat dipahami bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan membawa keimanan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sekecil, setipis, atau seringan apa pun kadar imannya itu, maka ia akan tetap dikeluarkan dari siksaan api neraka, meskipun —karena sangat tipis keimanannya dan sangat banyak dosanya— ia menjadi orang yang paling terakhir keluar dari nereka. Lalu ketika seseorang dikeluarkan dari neraka maka tidak ada tempat baginya kecuali surga.

Sedangkan orang kafir yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, hingga akhir hayatnya ia masih tetap dalam kekafirannya, maka kekafirannya itu memastikan ia masuk ke api neraka.

Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 161–162 Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ, خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati dalam keadaan kafir mereka itu dilaknat oleh Allah, para malaikat, dan semua manusia. Mereka kekal di dalamnya. Tidak diringankan siksaan dari mereka dan mereka tidak pula diberi penangguhan."

Imam Baidlawi di dalam kitab tafsirnya menuturkan makna 'mereka kekal di dalamnya' adalah kekal di dalam laknat atau kekal di dalam neraka (Abdullah bin Umar Al-Baidlawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil [Beirut: Darul Rasyid: 2000], jil. I, halaman 154)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ketiga dan keempat, dua amalan yang satu dibalas dengan satu atau dibalas secara sepadan adalah perbuatan jelek dan keinginan untuk berbuat baik.

Orang yang telah melakukan suatu kejelekan maka ia akan mendapatkan balasannya secara sepadan. Bila ia lakukan satu kali, maka ia dapatkan balasan satu kali. Bila ia lakukan dua kali, maka ia dapatkan balasannya dua kali. Begitu seterusnya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al An’am Ayat 160:

وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Artinya: "Dan barang siapa yang datang dengan membawa kejelekan maka ia tidak dibalas kecuali yang semisalnya dan mereka tidak akan diperlakukan secara zalim."

Sementara itu, orang yang memiliki keinginan untuk melakukan suatu kebaikan, kemudian ia tak melakukan kebaikan itu karena adanya alasan tertentu, maka ia mendapatkan balasan satu kebaikan.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ....

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan berbagai perkara yang baik dan berbagai perkara yang jelek, kemudian menjelaskan hal tersebut. Maka barang siapa yang berkeinginan melakukan satu kebaikan kemudian ia tidak melakukannya, maka Allah mencatat kebaikan itu di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna..." (Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi, Shahȋh Muslim [Indonesia: Maktabah Dahlan, tt.], jil. I, halaman 118)

Baca juga: Khamr Tersedia untuk Penghuni Surga? Ini Kata Ustadz dr Zaidul Akbar 

Baca juga: Alquran Surat Al Ankabut Ayat 1-69 Lengkap Tulisan Arab, Latin, Arti, hingga Keutamaannya 

Kelima, amalan yang pelakunya dibalas sepuluh kali lipat adalah amalan kebaikan secara umum. Siapa pun yang melakukan sebuah kebaikan maka ia mendapatkan pahala kebaikan itu sepuluh kali lipat.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al-An’am Ayat 160:

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Artinya: "Barang siapa yang datang dengan membawa satu kebaikan maka baginya sepuluh kali lipat kebaikan tersebut."

Bahkan dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa ketika seseorang membaca Alquran maka pahalanya bukan sepuluh kali lipat dari sekali baca, namun sepuluh kali lipat dari setiap huruf yang dibacanya.

Keenam, amalan yang pelakunya mendapatkan balasan pahala tujuh ratus kali lipat adalah menginfakkan harta di jalan Allah Subhanahu wa ta'ala. Berapa pun harta yang diinfakkan oleh seorang hamba, maka ia akan mendapatkan balasannya tujuh ratus kali lipat dari apa yang ia infakkan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al Baqarah Ayat 261:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh bulir, di mana dalam masing-masing bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Dzat yang Maha Luas lagi Maha Mengetahui."

Baca juga: Asrama Haji Bekasi Siap Terima Kepulangan Jamaah Umrah 

Pahala tujuh ratus kali lipat bagi orang yang berinfak itu adalah pahala minimal. Bila Allah berkenan maka Allah akan melipatgandakan pahala tersebut lebih banyak lagi bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Syekh Nawawi Banten dalam Al-Munir li Ma'alimit Tanzil menyebutkan bahwa pelipatgandaan pahala infak hingga lebih dari tujuh ratus kali lipat ini tergantung pada kadar keikhlasan dan kesusahan orang yang berinfak.

Memahami apa yang disampaikan Syekh Nawawi tersebut, bisa jadi dua orang yang berinfak dengan nominal yang sama akan mendapatkan pahala yang berbeda, karena —misalnya— kadar kesusahan kedua orang tersebut berbeda dalam mendapatkan harta.

Sebagai contoh, seorang tukang becak dan seorang direktur perusahaan sama-sama berinfak seratus ribu rupiah. Bisa jadi si tukang becak mendapatkan pahala jauh lebih banyak dari sang direktur. Ini mengingat bagi seorang tukang becak mendapatkan uang seratus ribu perlu membutuhkan kerja keras dan waktu yang lama. Berbeda dengan direktur yang bisa dengan mudahnya mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat dan tanpa harus menguras begitu banyak tenaga.

Baca juga: Kisah Kakek Tukang Sapu Pasar Ternyata Waliyullah, Bisa Berada di 3 Tempat Jauh dalam Waktu Bersamaan 

Ketujuh, amalan yang pahalanya hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa ta'ala adalah ibadah puasa. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits qudsi di mana Allah berfirman:

إِنَّ الصَّوْمَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya: "Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya."

Karena puasa adalah ibadah yang tidak terlihat oleh orang lain dan hanya Allah yang tahu bagaimana kadar dan kualitas puasa seseorang, maka Allah bertindak sendiri untuk memberikan pahalanya. Dan ketika Allah bertindak sendiri dalam memberikan pahala bagi orang yang berpuasa, ini menunjukkan betapa besar keutamaan ibadah puasa.

Wallahu a'lam bishawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini