USIANYA masih 7 tahun, tapi Talita sudah harus menerima kenyataan berat dalam hidup. Talita didiagnosis kanker darah atau leukemia.
Diagnosis itu keluar di awal 2021. Tidak disangka gejala demam menjadi awal dari perubahan dalam hidup Talita. Menurut Maryati, ibu Talita, demam yang dialami Talita hilang-muncul beberapa kali.
Penanganan dengan memberikan obat penurun panas tubuh pun di awal kejadian masih bermakna. Tapi, saat tahu Talita demam lagi usai makan es krim, ditambah berat badannya terus berkurang, Maryati memutuskan untuk membawa Talita ke Puskesmas.
Sesampainya di Puskesmas, lampu mati. Ini membuat Talita tidak bisa ditangani dengan maksimal. Alhasil Maryati membawa Talita ke Rumah Sakit Puri Husada Yogyakarta.
"Saya putuskan bawa Talita ke Puri Husada karena di sana ada dokter spesialis anaknya," kata Maryati dalam tayangan Youtube Pita Kuning berjudul 'Cerita Anak Pejuang Kanker: Talita Mengawali Tahun 2021 dengan Melawan Leukemia', dikutip MNC Portal.
Tapi, Talita tidak bisa bertemu dengan dokter spesialis anak di hari tersebut. Ia mesti menunggu 2 hari berikutnya untuk dapat jadwal.
Sayangnya, belum juga Talita bertemu dokter spesialis anak RS Puri Husada, kondisinya semakin memburuk di malam hari. Karena kondisinya memburuk, Maryati segera membawa Talita ke IGD RSUD Murangan, Sleman, Yogyakarta. Pemeriksaan intensif pun dilakukan termasuk mengambil darah Talita.
Beberapa waktu kemudian hasil laboratorium keluar. Kadar Leukosit atau sel darah putih Talita di atas 150.000. Bukan kondisi yang baik-baik saja. Sekadar informasi, leukosit tinggi bisa terjadi karena infeksi yang memicu peningkatan pada produksi leukosit, misalnya infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit atau bahkan tumor juga bisa menjadi penyebab leukosit tinggi.
Maryati kemudian membawa Talita ke RS Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta. Sampai di sana, Talita langsung diisolasi karena tubuhnya demam tinggi dan ini merupakan bagian dari protokol penanganan pasien di rumah sakit di masa pandemi Covid-19. "Talita di tempatkan di kamar terpisah gitu, kayak diisolasi. Dia di situ 4 hari," cerita Maryati menahan haru.
Daya tahan tubuh Talita dikabarkan terus menurun. Demamnya juga tidak kunjung hilang. Maryati tidak banyak berharap di situasi tersebut. Ia mengatakan, Talita sudah tidak bisa merespons saat diajak bicara, lantaran Hb-nya hanya 2,8, kesadarannya pun sudah tidak 100%. "Aku dan suami (Surahman) cuma bisa berdoa kepada Tuhan," katanya sedikit menangis.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya