Share

Biografi Imam Ahmad bin Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali yang Hafal Lebih dari 1 Juta Hadis

Tim Okezone, Jurnalis · Jum'at 21 Januari 2022 09:39 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 21 614 2535538 biografi-imam-ahmad-bin-hanbal-pendiri-mazhab-hanbali-yang-hafal-lebih-dari-1-juta-hadis-FgUZjaerKj.jpg Ilustrasi biografi Imam Ahmad bin Hanbal. (Foto: Shutterstock)
A A A

BIOGRAFI Imam Ahmad bin Hanbal sangat baik untuk diketahui setiap Muslim. Beliau adalah salah satu imam mazhab rujukan umat Islam. Sebagaimana diketahui bahwa imam mazhab ada empat yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Semuanya berusaha mengikuti petunjuk Alquran dan As-Sunnah.

Dinukil dari laman Muslimah.or.id, Jumat (21/1/2022), di dalam buku terjemahan 'Syarah Ushulus Sunnah, Keyakinan Al Imam Ahmad rahimmahullah dalam Aqidah', Syaikh Walid bin Muhammad Nubaih menjelaskan nama lengkap Imam Ahmad adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal Asy-Syaibani. Beliau adalah seorang ulama hadis terkemuka pada masanya hingga sesudahnya.

Menurut riwayat yang masyhur, Imam Ahmad bin Hanbal dilahirkan di Kota Baghdad pada bulan Rabiul Awwal tahun 164H (780M), ketika masa pemerintahan Islam dipegang oleh Khalifah Muhammad al Mahdi dari Bani ‘Abbasiyyah ke-3.

Baca juga: Biografi Imam Abu Hanifah: Ulama Fikih Asal Irak Pendiri Mazhab Hanafi 

Nasab dan Kunyah (Julukan)

Bila diselidiki dengan cermat, nasab Imam Ahmad sama dengan Imam Asy-Syafi’i, yakni bersambung dengan kakek yang menurunkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wassallam. Jika Imam Asy-Syafi'i bersambung dengan kakek Nabi yang ketiga yakni ‘Abdul Manaf.

Sedangkan silsilah Imam Ahmad bersambung dengan kakek yang ke-18 yakni Nizar. Jelasnya, Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asas bin Idris bin ‘Abdullah bin Hajyan bin ‘Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzahal Tsa’labah bin Akabah bin Sha’ab bin ‘Ali bin Bakar bin Muhammad bin Wa`il bin Qashit bin Afshiy bin Damiy bin Jadhah bin Asad bin Rabi’ah bin Nizar bin Ma’an bin Adnan.

Berdasarkan silsilah nasab tersebut –sebagaimana dikemukakan oleh ahli sejarah– maka nasab Imam Ahmad serumpun dengan Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wassallam, karena yang menurunkan Nabi adalah Mudhar bin Nizar.

Baca juga: Biografi Imam Malik: Berasal dari Keluarga Periwayat Hadis hingga Mendirikan Mazhab Maliki 

Menurut catatan tarikh, kendati ayah beliau bernama Muhammad, namun beliau lebih dikenal dengan Ibnu Hanbal (nisbat kepada kakeknya). Setelah mempunyai beberapa putra yang di antaranya bernama ‘Abdullaah, maka beliau pun lebih sering dipanggil dengan sebutan Abu ‘Abdillah.

Akan tetapi berkenaan dengan madzhabnya, maka kaum Muslimin saat itu lebih menyebutnya sebagai Mazhab Hanbali, dan sama sekali tidak menisbatkan dengan kunyah tersebut.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pertumbuhan dan Semangat Keilmuan

Sejak kecil Imam Ahmad dalam keadaan yatim dan miskin, namun berkat bimbingan ibunya yang shalihah, beliau mampu menjadi manusia yang teramat cinta kepada ilmu, kebaikan, dan kebenaran.

Dalam usianya yang masih dini yakni 16 tahun, setelah menamatkan pendidikannya di Kota Baghdad, beliau berangkat ke Kufah, Bashrah, Syam, Yaman, Jazirah, Makkah, dan Madinah. Perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan ini, tidak ada bekal bagi Imam Ahmad, selain dari semangat, keprihatinan dan doa ibunya.

Baca juga: Biografi Imam Asy-Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'i yang Gigih Membela Sunah dan Hadis Nabi 

Dikabarkan, demi untuk membiayai perjalanan keilmuan teresebut beliau sampai menyewakan pusaka ayahnya, yakni sebuah rumah dan baju sulam. Demikian pula dalam suatu riwayat, ketika beliau kehabisan bekal di tengah perjalanan saat menuju Kota Shan’a (Yaman), maka dengan penuh keprihatinan beliau terpaksa bekerja pada sebuah kafilah.

Pada kesempatan lain, guna menutupi kebutuhannya, beliau terpaksa menjual baju kurungnya. Hal itu beliau lakukan tiada lain demi memelihara dirinya dari meminta atau ditolong.

Baca juga: 8 Sunah di Hari Jumat Miliki Pahala Besar, Salah Satunya Tidak Memeluk Lutut ketika Simak Khotbah 

Sungguhpun demikian, dalam suasana yang serba kekurangan itu, tekad Imam Ahmad di dalam menuntut ilmu tidak pernah berkurang. Bahkan lebih terpuji lagi, sekalipun beliau sudah menjadi imam dan diikuti oleh banyak kaum Muslimin, pekerjaannya menuntut ilmu dan mendatangi guru-guru yang lebih ‘alim tidak pernah berhenti.

Melihat keteguhannya di dalam menuntut ilmu dan semangatnya yang tidak pernah pudar, seraya orang pun bertanya, "Sampai kapan engkau berhenti mencari ilmu, padahal engkau sekarang sudah mencapai kedudukan yang tinggi dan telah pula menjadi imam bagi kaum Muslimin?" Maka beliau pun menjawabnya dengan singkat, "Beserta tinta sampai liang lahad."

Guru-Guru Imam Ahmad

Banyak sekali ilmu yang dipelajari oleh Imam Ahmad bin Hanbal, dan beliau sangat menguasainya dalam setiap sisi. Terutama ilmu hadis, maka bidang yang satu ini hingga usia lanjut telah banyak menarik perhatiannya. Sehingga tidak saja 1 juta hadis beliau hafal di luar kepala, akan tetapi sekaligus bersama mata rantai sanad dan ihwal perawinya.

Baca juga: Jadwal Sholat Hari Ini, Jumat 21 Januari 2022M/18 Jumadil Akhir 1443H 

Beliau dengan segenap ketekunannya memperoleh kelebihan yang langka dan jarang tandingannya ini adalah berkat guru-gurunya yang sangat terpilih, terkenal, dan amat piawai dalam bidangnya. Misalnya dari kalangan ahli hadis adalah Yahya bin Sa’id al Qathan, Abdurrahman bin Mahdi, Yazid bin Harun, Sufyan bin Uyainah, dan Abu Daud Ath-Thayalisi.

Sedangkan dari kalangan ahli fikih adalah Waki’ bin Jarrah, Muhammad bin Idris Asy Syafi'i, dan Abu Yusuf, sahabat Abu Hanifah, dan lainnya.

Baca juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-110 Lengkap Tulisan Arab, Terjemahan Latin, serta Artinya 

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, Imam Ahmad bin Hanbal pun menjadi seorang alim yang terkemuka dan besar pengaruhnya, terkenal tekun di dalam melacak rawi-rawi hadis yang banyak di antaranya tidak lebih dari si penabur bid'ah dan kesesatan. Beliau juga terkenal gigih dan berani di dalam menangkis berbagai paham yang berusaha memalingkan umat dari agamanya.

Wallahu a'lam bishawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini