Share

Menlu Iran: Pembukaan Kembali Kedubes Tergantung pada Arab Saudi

Susi Susanti , Okezone · Selasa 25 Januari 2022 14:12 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 25 18 2537476 menlu-iran-pembukaan-kembali-kedutaan-tergantung-pada-arab-saudi-3Da6gh7Gr7.jpg Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian (Foto: Tehran Times)
A A A

TEHERAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir Abdollahian mengumumkan pada Senin (24/1) bahwa pembukaan kembali kedutaan besar kedua negara di Teheran dan Riyadh tergantung pada keputusan Arab Saudi.

Berbicara pada upacara penutupan Konferensi Nasional Iran dan Tetangga, Amir Abdollahian juga mengatakan bahwa Iran menyambut putaran baru pembicaraan dengan Arab Saudi.

“Kami telah membiarkan jalan terbuka untuk Arab Saudi. Setiap kali Arab Saudi memutuskan untuk mengembalikan hubungan diplomatiknya dengan Iran ke normal, kami menyambut pembukaan kembali kedutaan dan kembalinya hubungan normal dan bahkan pengembangan hubungan dengan Arab Saudi. Kami senang bahwa tiga diplomat kami ditempatkan di Jeddah beberapa hari yang lalu,” terangnya.

Baca juga: Iran Sebut Sanksi Unilateral AS Perberat Upaya Lawan Wabah Corona

“Arab Saudi sekarang harus memutuskan kapan harus membuka kedutaan kedua negara. Kami menyambut putaran baru pembicaraan, dan kami juga ingin menunjukkan bahwa pembicaraan panjang tidak mengharuskan kembalinya hubungan normal saja, tetapi keputusan politik. Kami di pemerintahan telah memutuskan bahwa Arab Saudi dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan hubungan dengan Iran setiap kali mencapai kesimpulan,” lanjutnya.

Baca juga: Motif Penembakan Kedubes Arab di Belanda Terorisme

Dalam kesempatan itu, Menlu juga mengomentari krisis Yaman. Menlu meminta Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengakhiri perang di Yaman.

“Akhir-akhir ini, sesuatu terjadi di Yaman. Apa yang terjadi antara Yaman dan beberapa tetangganya dan negara-negara yang berpartisipasi dalam operasi militer adalah masalah internal Yaman. Iran telah mempresentasikan rencana politik empat poin di semua tahap sejak awal krisis Yaman dan telah mengikuti rencananya,” terangnya, menunjuk pada inisiatif Iran untuk mengakhiri perang di Yaman.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Kami prihatin dengan eskalasi perang dan menyerukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk mengambil pendekatan politik dan konstruktif untuk mengakhiri pengepungan dan mengakhiri perang dan masuk ke dalam dialog Yaman-Yaman,” ujarnya.

Dia memperingatkan bahwa kelanjutan situasi seperti itu tidak untuk kepentingan kawasan.

“Kami tidak mendukung anggota regional dalam pembicaraan Wina, tetapi kami terus memberi tahu tetangga,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Iran adalah untuk memberi tahu tetangga tentang pembicaraan Wina yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

“Dalam semua tahap negosiasi, kami telah mencoba untuk memberi tahu mereka (tetangga) tentang apa yang terjadi antara kami dan lima negara, baik di tingkat duta besar negara-negara tetangga di Teheran atau dengan kunjungan deputi politik. dan kunjungan saya ke negara tetangga. Kami mencapai titik dalam negosiasi teknis kami yang akan jenuh dalam waktu yang tidak terlalu lama, dan kami harus membuat keputusan politik,” tambahnya.

"Kami tidak menyambut gagasan menambahkan anggota baru dari kawasan itu ke dalam pembicaraan, tetapi kami terus memberi tahu tetangga kami," ujarnya.

Diplomat top Iran ini juga mengkritik perilaku negara-negara Eropa, yang mengatakan bahwa ketika terkait sanksi, mereka menghubungkan masalah ke Amerika Serikat (AS), tetapi ketika datang ke masalah nuklir, mereka mengatakan bahwa ini adalah "wilayah perhatian kami". .

Menlu juga tidak menutup kemungkinan negosiasi langsung dengan AS di Wina.

“AS mengirim pesan yang menyerukan pembicaraan langsung dengan kami. Pembicaraan kami dengan Amerika Serikat melalui (Enrique Uni Eropa) Mora dan satu atau dua negara anggota JCPOA di Wina. Kami tidak melakukan negosiasi langsung (dengan AS) sama sekali. Namun, jika kami mencapai tahap dalam proses negosiasi di mana mencapai kesepakatan yang baik membutuhkan dialog dengan Amerika Serikat pada tingkat tertentu, kami tidak akan mengabaikannya,” urainya.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini