Share

Abu Nawas Langsung Kenyang Usai Mimpi Bertemu Nabi Daud, Kok Bisa?

Miftah H Yusufpati, Jurnalis · Selasa 22 Februari 2022 06:18 WIB
https: img.okezone.com content 2022 02 21 614 2550740 abu-nawas-langsung-kenyang-usai-mimpi-bertemu-nabi-daud-kok-bisa-lQzHhARfh1.jpg Ilustrasi kisah lucu Abu Nawas mimpi bikin langsung kenyang. (Foto: Istimewa)
A A A

SUATU ketika Abu Nawas hendak dijahati oleh seorang ahli yoga yang bersekongkol dengan pemuka agama. Setelah mencapai kata sepakat, keduanya berangkat menemui Abu Nawas di rumahnya. Ketika mereka datang, Abu Nawas sedang Sholat Dhuha.

Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas, kedua orang itu menunggu sambil berbincang-bincang santai. Seusai sholat, Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan tamu-tamunya bercakap-cakap sejenak.

"Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami," kata sang ahli yoga.

"Dengan senang hati. Lalu kapan rencananya?" tanya Abu Nawas dengan polos.

Baca juga: Unik! Abu Nawas Beri Potongan Setengah Masa Hukuman Tahanan Seumur Hidup, Gimana Caranya? 

"Besok pagi," kata si pemuka agama.

"Baiklah kalau begitu, kita bertemu di warung teh besok," kata Abu Nawas menyanggupi.

Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas memakai jubah seorang sufi. Ahli yoga dan pemuka agama mengenakan seragam keagamaan masing-masing.

Di tengah jalan, mereka mulai diserang rasa lapar karena memang sengaja tidak membawa bekal. "Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan sumbangan untuk membeli makanan buat kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian," kata pemuka agama tersebut.

Tanpa banyak bicara, Abu Nawas berangkat mencari dan mengumpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah sumbangan terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang.

Abu Nawas kembali ke pemuka agama dan ahli yoga dengan membawa makanan. Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata, "Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."

"Jangan sekarang. Kami sedang berpuasa," kata ahli yoga.

"Tetapi aku hanya menginginkan bagianku, sedangkan bagian kalian terserah kalian," kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.

"Aku tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun," kata pemuka agama tersebut.

"Betul, aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka," kata ahli yoga.

"Bukankah aku yang engkau jadikan alat pencari sumbangan. Sumbangan itu sekarang telah kutukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengizinkan aku mengambil bagian sendiri. Itu tidak masuk akal," protes Abu Nawas mulai merasa jengkel.

Baca juga: Gempar! Abu Nawas Bangun Istana di Langit, Gimana Caranya? 

Meski begitu, pemuka agama dan ahli yoga tetap berkeras tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bagian yang menjadi haknya.

Abu Nawas penasaran. la mencoba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengizinkan memakan bagiannya. Tetapi, mereka tetap saja menolak.

Abu Nawas benar-benar merasa jengkel dan marah. Tapi, Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.

"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian," kata pemuka agama kepada Abu Nawas.

"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.

"Kita adakan lomba. Barang siapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bagian terbanyak, yang kedua lebih sedikit, dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit," ucap pemuka agama itu menjelaskan.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Abu Nawas setuju. la tidak memberi komentar apa-apa. Malam makin larut. Embun mulai turun ke bumi. Pemuka agama dan ahli yoga mengantuk lalu tidur.

Abu Nawas tidak bisa tidur. la hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap, Abu Nawas menghampiri makanan itu. Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan tersebut sampai tidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan, Abu Nawas baru bisa tidur.

Baca juga: Berkelit dari Hukuman Raja, Abu Nawas Gelantungan di Perut Keledai, Kok Aneh Banget? 

Keesokan hari, mereka bangun hampir bersamaan. Ahli yoga dengan wajah berseri-seri bercerita. "Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Mrvana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."

Pemuka agama mengatakan mimpi ahli yoga benar-benar menakjubkan. Betul-betul luar biasa. Kemudian giliran pemuka agama menceritakan mimpinya.

"Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Ternyata memang benar. Aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam di mana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."

Ahli yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi pemuka agama, Abu Nawas hanya diam. la bahkan tidak merasa tertarik sedikit pun. Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, pemuka agama dan ahli yoga mulai tidak sabar menanyakan mimpi Abu Nawas.

"Kalian tentu tahu Nabi Daud Alaihissallam. Beliau adalah seorang nabi yang ahli berpuasa. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari."

Baca juga: Abu Nawas Sakit Mulut Berobat ke Tabib, Kok Malah Dibilang Bagus? 

"Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu," kata Abu Nawas tanpa perasaan bersalah secuil pun.

Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat, pemuka agama dan ahli yoga saling berpandangan satu sama lain. Kejengkelan Abu Nawas terobati. Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas; pasti hanya akan mendapat celaka sendiri.

Wallahu a'lam bishawab.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini