Share

Ini Arti Marhaban Ya Ramadan Beserta Keistimewaan Luar Biasa Mengucapkannya

Tim Okezone, Jurnalis · Selasa 29 Maret 2022 11:44 WIB
https: img.okezone.com content 2022 03 29 614 2569595 ini-arti-marhaban-ya-ramadan-beserta-keistimewaan-luar-biasa-mengucapkannya-NWzHPPtXBs.jpg Ilustrasi arti Marhaban Ya Ramadan. (Foto: Shutterstock)
A A A

ARTI Marhaban Ya Ramadan banyak dicari kaum Muslimin menjelang datangnya bulan penuh berkah tersebut. Memang sangat baik mengetahui arti ucapan tersebut sebagai penambah semangat beribadah ketika memberikannya kepada sesama saudara Muslim.

Dai muda Ustadz Faisal Kunhi mengatakan sebagai insan beriman, perjumpaan dengan bulan Ramadan merupakan momen yang paling indah dan pastinya sangat dinantikan. Maka itu, kaum Muslimin biasa mengucapkan Marhaban Ya Ramadan atau Selamat Datang Bulan Ramadan.

Baca juga: 5 Masjid Unik di Jakarta yang Menarik Didatangi Selama Ramadan, Menambah Semangat Beribadah 

Marhaban diambil dari kata 'Rahb' yang berarti 'Luas'. Artinya, seseorang yang menyambut bulan Ramadan adalah dia yang menyediakan tempat yang luas di rumah, kantor, serta di mana saja untuk Ramadan. Sehingga, Ramadan bebas mendidik umat Islam untuk menjadi pribadi-pribadi bertakwa.

Dalam bahasa Arab, selamat datang juga bisa disebut dengan "Ahlan wa sahlan". Kalimat tersebut merupakan kepanjangan dari "Asbahta ahlan lii, wa dakholta sahlan ila baiti" atau artinya dalam bahasa Indonesia yakni 'Engkau telah menjadi saudaraku dan Engkau masuk ke rumahku dengan segala kemudahan'.

"Ketika kalimat ini disampaikan dalam konteks Ramadan, maka konsekuensinya Ramadan telah menjadi saudara semua umat. Oleh karena itu, jangan persulit Ramadan untuk masuk ke rumah kita," ungkap Ustadz Faisal Kunhi dalam keterangannya yang diterima Okezone.

Memasuki bulan Ramadan tanpa persiapan sama saja dengan mempersiapkan kegagalan untuk meraih ampunan Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam:

"Amat merugi/hina seseorang yang Ramadan masuk padanya kemudian Ramadan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Al Baihaqi, At-Thabrani, dan disahihkan oleh Syekh Al Albani dalam kitab Shahih Al Jaami nomor 3510)

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Ajarkan Doa Menyambut Ramadan: Lengkap Bacaan Arab, Arti, Keutamaannya 

Mempersiapkan sesuatu sebelum tiba masanya adalah aplikasi dari ketakwaan serta tujuan besar dari diperintahkannya manusia berpuasa. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al Hasyr: 18)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Penyambut dan perindu Ramadan sudah bersemangat sejak bulan Rajab dan Syaban. Siapa yang lemah ibadahnya pada dua bulan itu, pastinya akan lebih lemah lagi di Ramadan.

Ulama Hasan Al Bashri mengatakan, "Saya menanam di bulan Rajab dan saya menuai di bulan Ramadan. Orang-orang tidak akan pernah memetik kebaikan jika tidak menanamnya."

Baca juga: Humor Abu Nawas: Atasi Pembohong Pakai Cara Tanya Arah Jalan, Aneh Banget! 

Diceritakan bahwa Amr bin Qois saat memasuki bulan Syaban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan membaca kitab suci Alquran. Inilah rahasia dahsyatnya interaksi salafus shalih dengan Alquran saat Ramadan. Ternyata amalan-amalan itu dibangun dan dibiasakan sejak sebelum datangnya Ramadan.

Abu Bakr Al Balkhi berkata, "Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Syaban saatnya menyiram tanaman, dan bulan Ramadan saatnya menuai hasil. Bulan Rajab seperti angin, Bulan Syaban bagaikan mendung, dan bulan Ramadan bagaikan hujan. Siapa yang tidak menanam di bulan Rajab, lalu tidak menyiram tanamannya di bulan Syaban, maka jangan berharap dia bisa menuai hasil di bulan Ramadan."

"Kesimpulan dari pernyataan Abu Bakr Al Balkhi adalah bahwa sebuah kebaikan perlu direncanakan dan dipersiapkan. Sehingga, umat tidak sekadar melakukan kebaikan, tidak sekadar berpuasa, tidak sekadar sholat, tidak sekadar membaca Alquran, dan lainnya," jelas Ustadz Faisal Kunhi.

Bukankah para pelaku kejahatan juga mempersiapkan rencana agar tidak terendus orang lain. Bila kejahatan saja disiapkan dengan matang, mengapa kebaikan tidak.

Baca juga: Surat Yasin 83 Ayat: Arab, Arti Bahasa Indonesia, hingga Keutamaannya 

Imam Ali RA mengingatkan, "Kebaikan yang tidak tersusun rapi akan dikalahkan dengan kebatilan yang terencana."

"Setan melakukan rencana untuk merusak ibadah Ramadan kita. Karenanya, kita perlu mempersiapkan amal-amal terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dengan begitu, kita tidak tumbang sebelum Ramadan berakhir," imbau Ustadz Faisal Kunhi.

Terdapat tiga persiapan supaya bulan Ramadan yang dijalani menjadi lebih bermakna dan berkualitas:

1. Persiapan keilmuan: Membaca beberapa referensi buku seputar Ramadan, seperti Hadist-Hadist Palsu Seputar Ramadan karya Prof Dr KH Ali Mustafa Ya'qub, Ramadhan di Rumah Kita karya Dr Akram Ridha, Fiqh Puasa karya Dr Yusuf Al Qaradhawi, serta buku yang membahas tentang pembatal puasa modern seperti endoskopi, suntik, anastesi, dan lain-lain.

2. Persiapan spiritual: Meningkatkan ibadah sebelum memasuki Ramadan, yaitu membiasakan membaca Alquran, Sholat Dhuha, Sholat Tarawih/Tahajud, dan lainnya.

3. Persiapan finansial: Mempersiapkan uang karena Ramadan adalah saatnya untuk berbagi atau meningkatkan kepedulian kepada sesama. Di bulan Ramadan, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersedekah seperti angin yang berembus.

Ramadan karim, Ramadan mulia. Jangan biarkan hari-hari di bulan Ramadan berlalu tanpa prestasi ibadah. Wallahu a'lam bishawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini