BULAN Ramadan sangat dinantikan kaums Muslim di dunia. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk umat Islam pun selalu menunjukkan antusias tinggi jelang bulan puasa ini.
Budaya yang beragam di Tanah Air membuat masyarakat menyambut bulan Ramadan dengan cara masing-masing. Sebagian memilih menggelar tradisi ruwahan.
Baca juga: Humor Abu Nawas: Diusir dari Kampung Cuma Gara-Gara Raja Bermimpi, Kok Bisa?
Tradisi ini umumnya dilakukan bersama keluarga maupun kerabat terdekat untuk mendoakan ruh orang-orang terkasih. Pada akhir acara pun akan ditutup dengan makan bersama.
Lantas, bagaimana hukum tradisi mendoakan ruh orang-orang pendahulu yang sering diadakan menjelang momen puasa ini?
Menurut KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon, hal ini boleh dilakukan hanya saja perlu diingat lagi 'ruh' seperti apa yang dimaksud.
Baca juga: Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat, Raih Faedah Luar Biasa Besar Ini
Jika definisi dari ruh tersebut adalah orang-orang beriman yang sudah lebih dulu pergi lalu dilantunkan doa, tidak ada larangan untuk ini.
"Ingat ya, maksudnya mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita dari ahli iman, tidak ada masalah. Kalau ada kesalahan mungkin telah disebut sesuatu ruh-ruh yang tidak jelas apa ruhnya, itu tinggal dihilangkan" ujar Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Rabu (30/3/2022).
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya