Share

Melihat Kampung Mualaf di Sulawesi, meski di Pedalaman Tetap Gigih Belajar Islam

Tim Okezone, Jurnalis · Kamis 14 April 2022 12:12 WIB
https: img.okezone.com content 2022 04 14 614 2578909 melihat-kampung-mualaf-di-sulawesi-meski-di-pedalaman-tetap-gigih-belajar-islam-B8Z6ZHbN9M.jpg Kampung Mualaf Makula di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. (Foto: act.id)
A A A

HIDAYAH Islam bisa didapat siapa saja dan kapan saja, termasuk melalui hal apa pun. Inilah yang dialami masyarakat Kampung Mualaf di Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Wilayah ini lebih dikenal sebagai Kampung Mualaf Makula. Dilaporkan belum banyak yang tinggal di kampung yang baru dirintis pada April 2018 tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Mualaf Fitria Yusuf Putri Konglomerat Jusuf Hamka: Menikah dengan Pria Iran hingga Bangun 1.000 Masjid 

Kisah kampung mualaf di Kabupaten Pinrang. (Foto: act.id)

Tercatat baru ada 18 rumah dengan 57 jiwa yang menetap di sana. Sebuah masjid sederhana, berdinding kayu dengan atap seng, menjadi satu-satunya sarana beribadah dan pendidikan agama Islam di Kampung Mualaf Makula.

Belum ada jaringan telekomunikasi, kampung mualaf ini seakan terisolasi dari keramaian media sosial. Guntur, salah satu tokoh masyarakat setempat, mengatakan mereka tidak mempermasalahkan keterbatasan itu. Warga mualaf yang tinggal di kampung ini sudah cukup merasa tenang, terlebih lagi setelah memeluk agama Islam.

Baca juga: Terungkap Sosok Berjasa yang Buat Angelina Sondakh Jadi Penghafal Alquran di Penjara 

Sebuah masjid berdiri di tengah-tengah kampung. Bangunannya belum sempurnya jadi. Belum ada kubah besar layaknya masjid di kota.

"Di sini (masjid) menjadi tempat kami, warga kampung mualaf, untuk mendalami Islam. Islam di sini (Kecamatan Lembang) minoritas," ungkap Guntur, dikutip dari news.act.id, Kamis (14/4/2022).

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ia menuturkan, para mualaf yang tinggal di kampung itu merupakan warga yang sebelumnya tinggal di beberapa desa di Kecamatan Lembang. Setelah menjadi mualaf, sebagian memilih berpindah tempat tinggal. Mereka ingin mendalami Islam dan meninggalkan kebiasaan lama yang kurang baik.

Berdasarkan data yang ada, di Kecamatan Lembang terdapat 200 kepala keluarga mualaf. Sebagian kecil dari mereka kini tinggal di kampung mualaf yang ada di Kelurahan Betteng, sedangkan sisanya tersebar di beberapa desa lain.

Diperkirakan jumlah mualaf di Kecamatan Lembang lebih dari itu, karena masih terdapat beberapa lokasi yang belum sempat didatangi. Walau sudah memeluk Islam sejak lama, mualaf di sana masih belum banyak mengetahui tentang Islam, bahkan masih ada beberapa orang yang belum mengerti tata cara berwudu. Masyarakat di kampung mualaf dinilai masih sangat kurang pendampingan.

Baca juga: 5 Fakta Pelawak Cahyono Masuk Islam Usai Dengar Azan Magrib hingga Dibimbing Jojon 

Tinggal di Pedalaman

Cara sampai ke Kampung Mualaf Makula, jika ditempuh dari pusat Kabupaten Pinrang akan membutuhkan waktu sekira 2 jam lamanya. Jalanan khas pegunungan menjadi medan yang harus ditempuh. Jaraknya 63 kilometer.

Akan tetapi untuk tiba di kampung tempat berkumpulnya mualaf itu kendaraan roda empat tidak dapat melintas. Ketinggian kampung yang berada di 1.600 meter di atas permukaan laut membuat rawan terjadi longsor.

Dilaporkan, sepanjang jalan ke kampung ada 18 area rawan longsor, hanya motor atau jalan kaki yang menjadi pilihan.

Sebuah sungai mengalir persis di depan kampung. Airnya dari pegunungan sekitar, menjadikan sumber air bersih melimpah. Akan tetapi saat turun hujan dengan intensitas tinggi, debit air meningkat dan mendatangkan aliran sungai yang deras.

Baca juga: Gara-Gara Adegan Baca Ayat Kursi, Aktor Senior El Manik Putuskan Jadi Mualaf 

Sebuah jembatan bambu yang menjadi satu-satunya jalan keluar kampung rutin diperbaiki akibat rusak tiap kali sungai tidak sanggup menampung derasnya air.

Sementara itu, tidak ada fasilitas umum selain masjid. Sedangkan jarak terdekat sekolah menengah pertama sejauh 10 km, sedangkan sekolah dasar umum 20 km, dan taman kanak-kanak 15 km. Untuk fasilitas kesehatan, paling dekat 10 km, sedangkan rumah sakit hanya ada di pusat kota dengan jarak 63 km.

Wallahu a'lam bishawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini