Share

Memahami Apa Itu Itikaf di Bulan Ramadan?

Asthesia Dhea Cantika, Jurnalis · Rabu 20 April 2022 07:47 WIB
https: img.okezone.com content 2022 04 20 330 2581904 memahami-apa-itu-itikaf-di-bulan-ramadan-WjbZx5Q50y.jpg Ilustrasi itikaf di bulan Ramadan. (Foto: Dok Okezone)
A A A

APA itu itikaf di bulan Ramadan? Ramadan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam. Selain ibadah puasa, Ramadan memiliki keistimewaan yakni dilipatgandakanannya pahala bagi kaum Muslimin yang melakukan kebaikan serta menunaikan ibadah.

Jadi tidak heran bila banyak umat Islam yang berlomba-lomba mengerjakan kebaikan dan ibadah di bulan yang mulia ini. Salah satu ibadah yang dilakukan adalah itikaf di masjid.

Lantas, apa yang dimaksud dengan itikaf di bulan Ramadan? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Baca juga: 7 Hal yang Membatalkan Itikaf, Salah Satunya Keluar Masjid Tanpa Udzur 

Baca juga: Aktor Laga Willy Dozan Masuk Islam, Respons Positif Ibunya yang Non-Muslim Jadi Sorotan 

Pengertian Itikaf

Itikaf menurut pengertian bahasa berasal dari kata ‘akafa–ya’kifu–ukufan. Bila kalimat itu dikaitkan dengan kalimat "an al-amr” menjadi "akafahu an al-amr" berarti mencegah. Bila dikaitkan dengan kata "ala" menjadi "akafa ‘ala al-amr" artinya menetapi. Pengembangan kalimat itu menjadi i’takafa-ya’takifu-i’tikafan artinya tetap tinggal pada suatu tempat.

Kalimat I’takafa fi al-masjid berarti “tetap tinggal atau diam di masjid”. Menurut pengertian istilah atau terminologi, itikaf adalah tetap diam di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan beribadah, zikir, bertasbih, dan kegiatan terpuji lainnya serta menghindari perbuatan tercela.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Itikaf dapat dikerjakan setiap waktu yang memungkinkan terutama pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Dari Aisyah radhiyallahu anha istri Nabi Shallallahu alaihi wassallam menuturkan, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wassallam melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan itikaf sepeninggal beliau." (Hadis sahih, riwayat Al Bukhari: 1886 dan Muslim: 2006)

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَسَافَرَ سَنَةً فَلَمْ يَعْتَكِفْ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu anhu berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan. Pernah selama satu tahun beliau tidak beritikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau beritikaf selama dua puluh hari." (Hadis hasan, riwayat Abu Dawud: 2107, Ibn Majah: 1760, dan Ahmad: 20317)

Wallahu a'lam bishawab.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini