MEMASUKI bulan Syawal, umat muslim diharapkan tidak meninggalkan kebiasaan baik selama Ramadhan. Sebagai upaya untuk mengingatkan umat muslim salah satunya adalah dengan menyeru melalui mimbar Jumat.
Apa saja yang harus disampaikan agar dapat memotivasi umat muslim? Berikut ini contoh teks khutbah Jumat bulan Syawal 2022 singkat, padat dan jelas yang bisa dijadikan referensi.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Bulan Ramadan telah lewat dan kita telah memasuki bulan Syawal yang mungkin bagi kebanyakan orang “kurang istimewa”. Bulan Ramadan hadir dengan melipatgandakan pahala, menekan hawa nafsu, dan momen menumpuk amal saleh sebanyak-banyaknya.
Ramadan menjadi saat-saat penggemblengan hamba menjadi orang yang semakin dekat dengan Allah atau mencetak insan yang bertakwa.
Di dalam Ramadan, umat Islam dianugerahi sebuah malam spesial bernama Lailatul Qadar yang setara dengan seribu bulan. Artinya melakukan satu amal kebaikan di malam itu setara dengan 1000 amal kebaikan pada malam-malam di luarnya. Tidurnya orang berpuasa bernilai ibadah, diamnya orang yang berpuasa bernilai tasbih, doanya dikabulkan, dan balasan atas perbuatan baiknya dilipatgandakan.
“Setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Mengapa Allah memberikan anugerah yang luar biasa semacam itu? Hal ini bisa dipahami setidaknya dalam dua sudut pandang.
Pertama, ini merupakan kemurahan dari Allah untuk hamba-Nya. Sebagaimana Allah mengistimewakan hari Jumat di tengah hari-hari lain dalam satu minggu, Allah pun mengistimewakan Ramadan di tengah bulan-bulan lain dalam satu tahun.
Kedua, Ramadan sebagai sindiran kepada mereka yang umumnya terlalu tenggelam dengan kesibukan duniawi. Jam-jamnya, hari-harinya, dan bulan-bulannya, dipenuhi dengan aktivitas untuk kepentingan dirinya sendiri—atau paling jauh untuk keluarga sendiri.
Sementara kegiatan yang benar-benar diniatkan untuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah nyaris terlupakan. Kita sering mendengar seorang ibu yang merayu anaknya dengan iming-iming hadiah untuk mencegahnya dari tindakan-tindakan tertentu. Jangan-jangan Ramadan adalah hadiah karena Allah tahu kita terlalu “bandel”, tak banyak waktu untuk mengingat-Nya. Itulah mengapa pada malam Lailatul Qadar kita justru dianjurkan banyak meminta ampun dengan membaca:
"Ya Allah Engkaulah maha pengampun, senang kepada ampunan, maka ampunilah aku.”
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya