Share

4 Adab Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam, Salah Satunya soal Makanan yang Dihidangkan

Tim Okezone, Jurnalis · Kamis 09 Juni 2022 19:09 WIB
https: img.okezone.com content 2022 06 09 616 2608687 4-adab-menerima-tamu-menurut-ajaran-islam-salah-satunya-soal-makanan-yang-dihidangkan-JWgOX0W77Y.jpg Ilustrasi adab-adab menerima tamu menurut ajaran Islam. (Foto: Freepik)
A A A

ADAB menerima tamu menurut ajaran agama Islam hendaknya diketahui dan dipahami secara jelas oleh setiap Muslim. Pasalnya di balik perbuatan baik tersebut tersimpan balasan yang sangat besar dari Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dalam Islam, hadirnya tamu adalah berkah yang sangat luar biasa besar. Hendaknya tamu-tamu itu disambut dengan sebaik-baiknya supaya mengalirkan pahala yang melimpah.

Nah, berikut ini adab-adab menerima tamu dalam Islam, sebagaimana dijelaskan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010–2015 Agus Sukaca, dikutip dari Muhammadiyah.or.id:

Baca juga: Kisah Bule Inggris Masuk Islam Setelah Takjub Lihat Kebaikan Penjual Kebab 

Info grafis sunah-sunah di hari Jumat. (Foto: Okezone)

1. Menerima dengan baik

Tamu yang datang berkunjung ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang diundang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Abu Suraih Al Ka'bi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal (bermalam) hingga (ahli bait) mengeluarkannya." (Kitab Bukhari nomor 5670)

Baca juga: 2 Amalan Sunah di Bulan Dzulqa'dah yang Miliki Pahala Sangat Besar, Sayang jika Dilewatkan! 

2. Menyambut dengan baik

Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah.

Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa tuan rumah senang menyambut kedatangannya. "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah," demikian sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam juga memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara (HR Ahmad nomor 20742). Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadis dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz'i, dia berkata:

"Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam." (HR Tirmidzi nomor 3574)

Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Manjamu dengan baik

Dari Abu Suraih Al Ka'bi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam." (HR Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sendiri diketahui suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau.

Dari Al Mughirah bin Syu'bah, dia berkata: "Pada suatu malam aku pernah bertamu kepada Nabi Shallallahu alaihi wassallam. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut." (HR Abu Dawud nomor 160)

Terhadap tamu non-Muslim pun beliau menjamu. Dari Abu Hurairah berkata, "Seorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Maka beliau memerintahkan untuk mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain-lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesokkan harinya orang itu masuk Islam. Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menyuruh agar kambing beliau diperah. Dia pun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: 'Seorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus'." (HR Malik nomor 1443)

Baca juga: Bule Australia Ini Masuk Islam Gara-Gara Temukan Buku Diary Tua, Isinya Bikin Takjub! 

Baca juga: Abu Nawas Minta Jodoh yang Cantik Jelita: Buat Nemenin Ibuku, Bisa Aja! 

4. Mengiringi ketika pulang

Bila tamu telah menikmati jamuan yang disajikan, menyelesaikan hajatnya, dan berpamitan hendak pulang, tuan rumah sebaiknya mengucapkan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, berterima kasih atas kunjungannya, dan menunjukkan raut wajah yang berseri-seri.

Guna menunjukkan keakraban, antarkan tamu sampai halaman rumah, dan pandanglah hingga dia telah keluar dari halaman rumah.

Abu Ubaid Qasim bin Salam pernah mengunjungi Ahmad bin Hambal. Abu Ubaid berkata: "Tatkala aku hendak pergi, dia bangun bersamaku. Aku pun berkata (karena malu atas penghormatannya itu): 'Jangan kau lakukan ini, wahai Abu Abdillah!'."

Wallahu a'lam bisshawab.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini