Share

3 Tokoh Pendidikan yang Memengaruhi Kehidupan dan Pandangan Ki Hajar Dewantara

Stefani Ira Pratiwi, Litbang Okezone · Senin 25 Juli 2022 19:52 WIB
https: img.okezone.com content 2022 07 25 624 2636104 3-tokoh-pendidikan-yang-memengaruhi-kehidupan-dan-pandangan-ki-hajar-dewantara-mFbdF6oPvQ.jpg 3 tokoh pendidikan yang memengaruhi pandangan Ki Hajar Dewantara/Froebel Museum

JAKARTA - Nama Ki Hajar Dewantara tentu tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ia merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Atas perannya dalam membangun pendidikan, ia mendapatkan gelar kehormatan Pahlawan Nasional dari pemerintah.

Terlahir sebagai keturunan ningrat pada 2 Mei 1889, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan dengan baik.

Ia sempat mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) dan School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA).

Ki Hajar menekuni kariernya sebagai jurnalis. Ia aktif menulis. Tekadnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pun disalurkan melalui karier dan goresan pena.

Ia sering melontarkan kritik sosial-politik kepada penjajah lewat tulisannya.

Ki Hajar juga menjadi aktivis. Ia aktif dalam politik serta pendidikan. Adapun keaktifan tersebut tercermin dengan didirikannya organisasi politik Indische Partij dan Sekolah Taman Siswa. Ia juga merupakan tokoh di balik semboyan pendidikan Tut Wuri Handayani, yang memiliki arti “dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.”

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Namun, perlu diketahui bahwa ternyata ada tiga tokoh pendidikan dunia yang sangat memengaruhi Ki Hajar Dewantara dalam filosofinya atas pendidikan.

Tokoh-tokoh tersebut adalah Friedrich Froebel, Maria Montessori, serta Rabindranath Tagore.

1. Friedrich Froebel

Friedrich Frobel, lahir pada 21 April 1782, adalah seorang tokoh pendidik Jerman yang menggagas taman kanak-kanak.

Dia percaya bahwa "bermain adalah ekspresi tertinggi dari perkembangan manusia di masa kanak-kanak, karena itu sendiri adalah ekspresi bebas dari apa yang ada dalam jiwa anak."

Oleh karena itu, menurut Friedrich Frobel, fokus dalam pendidikan anak-anak adalah pada permainan karena di saat mereka bermain, mereka mampu mengekspresikan pikiran, kebutuhan, dan keinginan mereka. Justru dalam bermainnya itu, anak-anak membangun pemahaman mengenai dunia lewat pengalaman langsung.

Ide Frobel tentang belajar melalui alam dan pentingnya bermain ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menginspirasi banyak orang, termasuk Ki Hajar Dewantara.

2. Maria Montessori

Maria Montessori mengembangkan metode pendidikan Montessori yang merupakan metode pendidikan yang didasari pada aktivitas kesadaran diri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif.

Tokoh yang lahir pada Agustus 1870 di Chiaravalle, Italia ini adalah seorang pendidik sekaligus dokter dan ilmuwan.

Maria Montessori menjadi wanita pertama di Italia yang memperoleh pelatihan sebagai dokter.

Ketika ditugaskan di rumah sakit jiwa, ia bertemu dengan anak-anak yang kemudian menjadi pemicunya untuk berkiprah di dunia pendidikan.

Metode Montessori yang dikembangkan Maria Montessori kini telah dipakai di banyak negara. Ki Hajar Dewantara sendiri telah terekspos dengan pemikiran Montessori sejak ia diasingkan ke Belanda. Pada tahun 1940, Maria Montessori mengunjungi Sekolah Taman Siswa.

3. Rabindranath Tagore

Lahir pada 7 Mei 1861 di Kolkata, India, Rabindranath Tagore adalah tokoh peraih Nobel Sastra dari luar Eropa yang pertama.

Menurut Tagore, beberapa hal yang dapat dimuat dalam pendidikan anak di antaranya adalah open-air education, pembelajaran dengan lima indra, dan muatan kurikulum yang dipersatukan. Ia mendirikan sekolah eksperimental di pedesaan Benggala Barat di Shantiniketan (“Tempat Kedamaian”), pada 1901.

Di sini, ia berusaha untuk memadukan tradisi India dan Barat yang terbaik. Tagore pernah datang ke Sekolah Taman Siswa pada 1927.

Pandangan-pandangan dari ketiga tokoh tersebut yang menginspirasi Ki Hajar Dewantara dalam mendirikan Sekolah Taman Siswa ada 1922.

Dengan menggabungkan pemikiran tersebut, Ki Hajar Dewantara kemudian mencapai kesimpulan pada filosofi bahwa alienasi itu harus dihapuskan dengan menegaskan seperti apa kedudukan manusia yang sebenarnya.

Dalam hal ini dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya sekaligus manusia seutuhnya.

Dalam perannya sebagai makhluk yang berbudaya, manusia merupakan bagian dari alam yang memiliki kewajiban untuk mengelola alam.

Pengertian dari budaya itu sendiri adalah ekspresi kemanusiaan.

Ketika seseorang mampu mengekspresikan budinya secara utuh, di situlah ditemukan manusia yang utuh.

Keutuhan itu juga dapat ditemukan dalam kepribadian, cara mereka menguasai dan mengelola cipta, rasa, karsa, dan juga pancaindranya sendiri.

1
3

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini