SETIDAKNYA ada 5 keajaiban birrul walidain atau berbakti kepada kedua orangtua. Ini merupakan naluri serta fitrah yang ada di dalam diri setiap manusia. Hal tersebut dikarenakan di dalam jiwa setiap orang tertanam sifat cinta juga hormat kepada ayah dan ibunya.
Berdasarkan ajaran agama Islam, berbakti kepada kedua orangtua memiliki kedudukan yang sangat mulia. Hal ini juga banyak dibuktikan dari keterangan Alquran dan hadis.
Nah, berikut 5 keajaiban birrul walidain, sebagaimana telah Okezone himpun:
Baca juga: Cerita Mualaf Cantik Kornelina, Dapat Hidayah Islam Usai Baca Surat Al Fatihah
1. Doa yang mustajab
Sebagaimana diketahui, keutamaan menjadi anak yang salih dan berbakti kepada kedua orangtua maka doanya akan dikabulkan. Sebab, hal ini disertai ridho orangtua. Diketahui doa keduanya adalah paling mustajab.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
Artinya: "Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orangtua untuk (kebaikan) anaknya." (HR Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Syu'aib Al Arnauth)
Dalam riwayat lain berbunyi:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Artinya : "Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan tentang hal itu; doa orangtua (untuk anaknya), doa musafir, dan doa orang terzalimi." (HR Abu Dawud dan Ahmad, dihasankan oleh Syekh Al Albani)
Baca juga: 4 Tipe-Tipe Orang Wara' Menurut Imam Al Ghazali, Meninggalkan Segala yang Syubhat
2. Umur berkah dan kemudahan rezeki
Selanjutnya anak yang selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya, maka nantinya akan memperoleh umur berkah dan kemudahan rezeki.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Syu'aib Al Arnauth:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Artinya: "Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturahmi (kekerabatan)'." (HR Ahmad)
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
3. Amalan paling dicintai Allah Ta'ala
Salah satu keajaiban dari birrul walidain yaitu menjadi amalan yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dalam suatu hadis shahih diriwayatkan sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut bahwa berbuat baik kepada kedua orangtua menjadi bagian amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala.
Abu ‘Amr Asy-Syaibani meriwayatkan, pemilik rumah ini (seraya menunjuk ke rumah Abdullah bin Mas'ud) menyampaikan kepadaku:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Artinya: "Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?' Rasul menjawab, 'Sholat pada (awal) waktunya.' 'Kemudian apa lagi?' Nabi menjawab lagi, 'Berbakti kepada kedua orangtua.' Aku bertanya kembali, 'Kemudian apa lagi?' 'Kemudian jihad fi Sabilillah'."
Ibnu Mas'ud mengatakan, "Beliau terus menyampaikan kepadaku (amalan yang paling dicintai oleh Allah), andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa'i)
4. Jadi amalan paling utama
Berbuat baik dan berbakti kepada orangtua juga merupakan amalan yang afdhol atau paling utama. Sebagaimana dalam salah satu riwayat lain hadis Ibnu Mas'ud:
فعن عَبْدِ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى مِيقَاتِهَا»، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ»، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» فَسَكَتُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Artinya: "Dari 'Abdullh bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Amalan apakah yang paling afdhal (utama)?' Rasul menjawab, 'Sholat pada waktunya.' Aku bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau Menjawab lagi, 'Berbakti kepada kedua orangtua.' Aku bertanya kembali, 'Kemudian apa lagi?' 'Kemudian jihad fi Sabilillah.' Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)
5. Diterimanya tobat
Keajaiban birrul walidain lainnya adalah menjadi sebab diterimanya tobat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Hal ini dikarenakan adanya ridho orangtua yang secara langsung diridhoi oleh Allah Ta'ala. Ibnu Umar meriwayatkan:
أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَجُلٌ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟، فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَكَ وَالِدَانِ؟ »، قَالَ: لَا، قَالَ: «فَلَكَ خَالَةٌ»؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَبِرَّهَا إِذًا».
Artinya: "Seorang pria datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada tobat untukku?' Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, 'Apakah kamu masih memiliki kedua orangtua?' 'Tidak.' 'Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?' 'Iya.' 'Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya'." (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al Albani)
Wallahu a'lam bisshawab.