SAAT ini penyakit cacar monyet masih berkembang di Indonesia. Hal ini memicu rasa khawatir siapapun. Apalagi belum ada vaksinasi khusus cacar monyet di Indonesia.
Melihat itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong kepada masyarakat Indonesia menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi langkah pencegahan atau upaya primer.
Sementara vaksinasi cacar monyet disebut sebagai upaya sekunder, di Indonesia belum tersedia. Namun di Amerika sudah ada yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS yaitu ACAM2000 dan JYNNEOS.
"Vaksinasi untuk populasi sehat belum direkomendaskan, ada 2 dirilis FDA tapi BPOM belum ada rilis, apakah ini akan diguakan di indonesia," kata dr Ketua Satgas Monkeypox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Hanny Nilasari, SpK dalam Media Group Interview bersama IDI.
BACA JUGA:Terungkap, Masa Inkubasi Virus Cacar Monyet Bisa Sampai 4 Minggu Lho!
"Tapi kita optimalkan, satu saja tentu IDI akan mendorong akan disediakan vaksnasi atau hal terkait dengan pencegahan sekunder. Primernya yaitu PHBS, harus menghindari kontak dengan binatang dan orang perjalanan tadi (dari luar negeri)," imbuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Kendati demikian, sebelumnya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM menyampaikan penggunaan vaksin untuk cacar manusia memang terbukti digunakan untuk cacar monyet.
Untuk penggunaannya memang tidak disuntikkan ke seluruh masyarakat, di mana hanya untuk yang berisiko tinggi. Sebab memiliki risiko, antara lain peradangan pada selaput jantung (perikarditis).
"Salah satu risikonya memang ada perikarditis atau ada peradangan selaput jantung dan ada juga penimbunan cairan di jantung," ujar Prof Zubairi kepada MNC Portal, Rabu (27/7/2022)