Share

15 Hukum Bacaan Tajwid Alquran Lengkap dengan Contohnya

Intan Afika Nuur Aziizah, Jurnalis · Senin 15 Agustus 2022 11:29 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 15 616 2647946 15-hukum-bacaan-tajwid-alquran-lengkap-dengan-contohnya-EcX49nuLLu.jpg Ilustrasi 15 hukum bacaan tajwid Alquran. (Foto: Shutterstock)
A A A

KETAHUI 15 hukum bacaan tajwid Alquran. Sangat penting diketahui umat Muslim agar bisa membaca Alquran dengan tepat dan tartil serta tahu makhorijul huruf maupun kapan harus berhenti dan lanjut, sehingga menjadi lebih indah sekaligus membaguskan makna yang ada di dalamnya.

Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan tepat dan tartil adalah belajar ilmu tajwid, ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Alquran. Tanpa adanya ilmu tajwid, cara membaca ayat-ayat Alquran akan menjadi berantakan, karena ketika tajwid tersebut salah, artinya pun bisa berbeda.

Berikut 15 hukum bacaan tajwid Alquran, sebagaimana dirangkum dari laman Ilmutajwid, Senin (15/8/2022).

Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Hukum bacaan nun mati bertemu suatu huruf. Hukum ini dibagi dalam beberapa kategori.

1. Idzhar Halqi

Idzhar mempunyai makna terang atau jelas. Disebut Izhar Halqi hal ini disebabkan oleh makhraj dari huruf-huruf tersebut keluarnya dari dalam tenggorokan (halq). Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( نْ ) ataupun juga tanwin (dhomah tanwin (ــٌـ), kasrah tanwin (ــٍــ) dan fathah tanwin (ــًـ)/ sesudahnya bertemu dengan huruf-huruf = Alif (ا), ‘Ain (ع), Ghain (غ), Ha (ح), Kha (خ), Ha’ ( ﮬ) dan Hamzah ( ء ) , akan tetapi nun mati ( نْ ) ataupun juga tanwin ــًــ, ــٍــ, ــٌــ jarang sekali ketemu dengan huruf hijaiyah Hamzah ( ء ), namun huruf Hamzah ini merupakan salah satu bagian dari huruf Idzhar Halqi. Contohnya: مَنْ اُوْتِيَ dibaca: man uutiya.

2. Idgham bigunnah

Hukum Idgham Bighunnah dan ini sering sekali disebut dengan Idgham Ma’al Ghunnah yaitu suatu hukum tajwid yang berlaku ketika ada Nun mati [نْ ] atau tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang bertemu dengan huruf Mim [م], Nun [ن], Waw [و], dan huruf Ya [ي] dan tidak dalam satu kata / kalimat atau harus secara terpisah.

Cara membaca dari Idgham Bighunnah yaitu dengan cara meleburkan نْ [nun mati] ataupun tanwin, baik itu dhommah tanwin [ــٌــ], kasrah tanwin [ــٍــ], ataupun fathah tanwin [ــًــ] menjadi suara huruf yang ada di depannya mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي], atau dari keempat huruf tersebut seolah-olah seperti diberi tanda tasydid, dan diiringi dengan menggunakan suara yang berdengung sekitar 2 sampai 3 harakat. Contohnya: لِمَنْ يَرَى tulisan aslinya adalah liman yaraa, dan dibacanya adalah limayyaraa.

3. Idgham bilaghunnah

Idgham bilaaghunnah artinya melebur tanpa mendengung atau memasukan huruf sesudahnya tanpa disertai suara mendengung. Hukum ini berlaku ketika ada Nun Sukun ( نْ ) atau juga tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang ketemu dengan huruf hijaiyah lam ( ل ) atau huruf hijaiyah Ro ( ر ). Contohnya: مِنْ لَدُنْكِ tulisan aslinya adalah min ladunka, tetapi dibaca milladunka.

4. Iqlab

Iqlab adalah suatu hukum bacaan alquran yang terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu di dengan satu huruf saja, yaitu huruf ba. Cara membaca iqlab yaitu dengan cara menggantikan atau mengubah huruf نْ ataupun tanwin ــًــ, ــٍــ, ــٌــ jadi suara huruf mim sukun. Oleh karenanya ketika nun mati ataupun tanwian akan bertemu dengan huruf ba, maka bibir atas dan bibir bawah tersebut posisinya tertutup, dan juga diiringi dengan suara dengung kurang lebih 2 harakat. Contohnya: مَنْ بِخَلَ dibaca: mambakhola.

5. Ikhfa’ haqiqi

Ikhfa memiliki arti menyamarkan, hukum bacaan ini berlaku apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf ikhfa yakni zai, dzal, jim, tha, ta, fa, dhod, sod, syin, sin dan huruf kaf. Jika bertemu denga huruf huruf ini maka nun mati atau tanwin harus di baca samar atau antara bacaan izhar dan bacaan idgham. Sebagai contoh :مِن دُونِهِمَا dibaca: minnnn..duunihimaa atau Minnnngduunihimaa. Bukan mingduunugna.

6. Idzhar wajib atau idzhar mutlak

Dalam hukum Idgham bighunnah diterangkan bahwasannya apabila ada Nun Sukun ( نْ ) dan dibelakangnya terdapat huruf ( ي ـ و ـ ن ـ م ), tetapi dalam satu kata (biasanya tersambung), maka harus dibaca terang atau jelas dan tidak berdengung, dan ini disebut dengan idzhar wajib atau idzhar mutlak. Contohnya: دُنْيَا dibaca dunyaa, بُنْيَانٌ dibaca bunyaanun, قِنْوَانٌ dibaca qinwaanun.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Hukum Bacaan Mim Mati

Selain itu, ada juga hukum bacaan yang didasarkan pada pertemuan mim mati dengan huruf tertentu di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Ikhfa syafawi

Hukum ini berlaku ketika ada huruf hijaiyah Mim Sukun (مْ) ketemu dengan huruf hijaiyah Ba (ب). Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau menyamarkan, syafawi berarti bibir. Disebut dengan ikhfa syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas.

Cara membacanya dengan membaca lebih dulu huruf hijaiyah sebelum mim sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama dengungnya hukum dari ikhfa syafawi, yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara samar-samar. Contohnya: اِنَهُمْ بِدَالِكَ dibaca innahummng bidzaalika.

2. Idgham mitslain atau idgham mimi

Idgham mimi mutamasilain sangat mudah diingat, yakni ketika huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf mim yang mempunyai harakat [ مَ مِ , مُ ]. Cara melafalkan bacaan tersebut adalah dengan meleburkan atau menggabungkan satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau istlah lainnya adalah dengan di-tasydid-kan. Dibaca dengan mendengung, makhraj huruf hijaiyah mim-nya jelas dan mengalun, kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat. Contohnya: لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ dibaca lahummmmaa yattaquuna.

3. Izhar syafawi

Hukum bacaan izhar syafawi berlaku apabila bertemu dengan salah satu huruf mim mati dan huruf ba huruf hijaiyah selain huruf mim. Adapun cara membaca idzhar ini harus dilafalkan dengan jelas pada bibir sambil menutup mulut. Contohnya هُمْ نَائِمُوْنَ dibaca hum naaaaaimuuna.

Hukum Bacaan Mad

Mad yaitu memperpanjang atau memanjangkan bacaan pada saat bertemunya dengan huruf-huruf hijaiyah yang termasuk ke dalam hukum Mad, sebagaimana berikut ini:

1. Mad thobi'i atau mad asli

Hukum Mad Thobi’i ini berlaku ketika huruf hijaiyah dengan harakat Fathah ( ــــَــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah alif ( ا ), huruf hijaiyah dengan harakat kasrah ( ـــــِـــ ) ketemu huruf hijaiyah ya sukun ( يْ ), dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah ( ـــــــُــــــ ) ketemu dengan huruf waw sukun ( وْ ). Maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat. Contohnya: سَالِمٌ dibaca saalimun, هَوَا dibaca hawaa, كَنَا dibaca kanaa.

2. Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf mad thobi'i yaitu ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah alif (ا) yang mempunyai harakat fathah, harakat kasrah, ataupun harakat dhammah ( اَ – اِ – اُ ). Biasanya di dalam Alquran, kata atau kalimat yang mengandung mad jaiz munfashil diberikan suatu tanda berupa garis tipis yang melengkung pada bagian atas huruf mad thobi'i tersebut. Cara membacanya boleh panjang 2, 4 , atau 6 harakat. Contohnya: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ , lafaz Innaaa dibaca panjang dua setengah alif atau sama dengan empat sampai lima harakat (ketukan).

3. Mad Wajib atau Mad Muttashil

Secara etimologi, mad artinya adalah panjang bacaan, wajib berarti harus, dan muttashil berarti bersambung. Hukum ini berlaku ketika huruf hijaiyah mad thobi'i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Hamzah dengan harakat fathah atau fathatain, dengan harakat kasrah atau kasratain, atau juga dengan harakat dhammah atau dhammatain ( ءَ / ءً – ءِ / ءٍ – ءُ / ءٌ ). Cara membacanya adalah wajib 6 harakat dan ini tidak bisa ditawar lagi. Contohnya: لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ mad thabi'i (waw) bertemu hamzah berharakat dhammah, dibaca lahum su`u a'malihim.

4. Mad arid lissukun

Hukum Mad Arid Lissukun terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah (hidup) berharokat fathah, kasrah, dhammah fathatain, kasratain, dan fhammatain ( ــــــَـــــــــِــــــــُـــــــــــــًــــــــــــٍـــــــــــٌـــــ ) dan ini ada dalam satu kata atau kalimat. Panjang bacaan dari mad arid lissukun adalah 2, 4, atau 6 harakat. Cara membacanya, dipanjangkan dahulu huruf hijaiyah mad thobi'i-nya, setelah itu huruf hijaiyah yang terakhir tersebut mengunci bacaan (dimatikan) atau tidak boleh didengungkan. Contoh: تَعْلَمُوْنَ tulisan aslinya ta’lamuuna, karan waqof cara membacanya adalah ta’lamuuuuuun.

5. Mad Lin atau Mad Layyin

Hukum Mad Lin terjadi ketika ada huruf berharokat Fathah ( ــــــــــــــــــَــــــــــــ ) ketemu dengan huruf hijiayah waw sukun atau mati [وْ ] atau ya sukun /mati (يْ), dan ini berada di dalam satu kata atau kalimat dengan satu huruf sesudahnya. Maksudnya adalah apabila ada lebih dari satu huruf sesudahnya, maka taj terjadi hukum bacaab Mad Lin.

Cara membaca Mad Lin atau Mad Layyin adalah dengan cara membaca huruf berharokat fathah lebih dulu, kemudian langsung di sambung dengan huruf waw sukun ataupun ya sukun dengan cara dibaca panjang, sesudah itu dikunci menggunakan huruf hijaiyah setelahnya. Panjang bacaannya boleh 2, 4, atau 6 harakat. Contohnya: مَوْتِ tulisannya mauti, tetapi karena waqof dibaca mauuuuuut.

6. Mad iwadh

Mad iwadh atau sering disebut dengan mad iwadh anit tanwin adalah mad yang terjadi karena penggantian harakat fathatain atau tanwin fathah ( ﹷ ) menjadi alif seperti mad thabi'i karena diwaqafkan. Atau dapat diartikan dengan berhentinya bacaan pada tanwin fathah di akhir kalimat. Bacaan mad iwad dibaca waqaf dengan dipanjangkan sampai 1 alif atau 2 harakat. Contohnya: مِنَ اللهِ قِيْلاً aslinya dibaca minallohi qiilan, tetapi karena berhenti atau waqof, maka dibaca minallohi qiilaa.

Demikian penjelasan mengenai 15 hukum bacaan tajwid Alquran lengkap dengan contohnya. Semoga jelas dan bermanfaat. Wallahu a'lam bisshawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini