HUT ke-77 RI akan diperingati bangsa Indonesia pada 17 Agustus 2022. Segala hal direfleksikan untuk mengenang perjuangan merebut kembali kemerdekaan dari para penjajah. Salah satunya terdapat fakta menarik adanya para ulama pejuang kemerdekaan Indonesia.
Peran ulama-ulama pejuang kemerdekaan itu sangat besar. Bukan hanya mengangkat moriil berperang melawan penjajah, mereka juga turut mengatur strategi dan terlibat langsung dalam peperangan.
Para ulama pejuang kemerdekaan tersebut rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta untuk menegakkan bendera Indonesia. Langsung saja, berikut ulama-ulama pejuang kemerdekaan Indonesia, sebagaimana telah Okezone himpun.
Baca juga: Kisah KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari, Keturunan Wali Songo Sekaligus Ulama Pahlawan Nasional
1. Kiai Hasnawi Karim
Haji Hasnawi Karim BA adalah seorang akademisi dan pejuang Indonesia. Ia lahir di Batipuh Baruah, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 24 Desember 1924, dari pasangan keluarga Abdul Karim Datuk Rangkayo Marajo dengan Hajjah Nurqamar Amin. Berbagai profesi dan pekerjaan pernah digeluti olehnya.
Dimulai dari guru, pejuang, perwira, hingga pemimpin dan menjadi seorang ulama. Bahkan juga menjadi pemain dalam kancah politik. Hasnawi menjadi Imam Tentara Dinas Agama Tentara Staf A Territorium Sumatera Tengah, daerah Tanah Datar, untuk membina ketaatan beragama, menanamkan iman dan ketakwaan serta budi pekerti luhur para prajurit.
Hasnawi pernah menjadi kepala pendidikan dan latihan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Batipuh X Koto Padang Panjang. Ia ikut berjuang dalam memperoleh kemerdekaan dan mengumpulkan bahan makanan dalam pembentukan BKR, TKR Batalyon Merapi yang dirampas dari gudang perbekalan Jepang di Batipuh.
Dalam Agresi Belanda II, Hasnawi pergi ke Tarutung untuk mencari persenjataan. Belum sampai ke tempat tujuan, ia diminta menyerahkan mobilnya kepada petugas di sana, karena untuk menyusun perjuangan yang sangat disegerakan. Akhirnya Hasnawi harus berjalan kaki untuk kembali ke Padang Panjang dengan menempuh perjalanan 18 hari siang malam.
"Telapak sepatu ABRI yang saya pakai dalam perjalanan 18 hari itu habis," ucap Hasnawi mengisahkan penderitaannya dalam perjuangan.
Baca juga: Makam Ulama Asal Yaman Ini Panjangnya 9 Meter, Semasa Hidup Aktif Sebarkan Agama Islam
2. Kiai Syam'un
Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) KH Syam'un adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten sekaligus pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon.
Ia lahir di Beji, Bojonegara, Serang, Banten, pada 5 April 1894. Pada umur 11 Tahun, KH Syam'un berguru di Masjidil Haram tempat ahli-ahli keislaman terbaik di dunia berkumpul untuk membagi ilmu.
KH Syam'un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatannya sebagai Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang. Ia juga sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang.
Karier KH Syam'un di ketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945–1949. Pada awal kemerdekaan, KH Syam'un berhasil meredam gejolak sosial di Banten, peristiwa itu terkenal dengan peristiwa Dewan Rakyat pimpinan ce Mamat.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya