JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki percaya diri bahwa produk alat kesehatan (alkes) lokal semakin baik dan tak kalah bagus dengan produk impor. Meskipun di sisi lain sektor kesehatan masih didominasi barang impor.
“UMKM mampu menyuplai kebutuhan alkes dalam negeri sekaligus memproduksi alkes yang bisa subtitusi produk impor. Kementerian Koperasi dan UKM bersinergi dengan berbagai pihak mengembangkan produk UMKM untuk diperbaiki agar menjadi rantai pasok industri nasional," kata Teten, dikutip dari Antara, Jakarta, Sabtu (20/8/2022).
Lebih lanjut, dia mengajak setiap orang menyamakan persepsi antara kebutuhan dari industri dan rantai pasok yang disediakan pelaku usaha sehingga UMKM bisa diarahkan antara lain memproduksi alkes dengan teknologi sederhana.
Baca Juga: Tak Lagi Impor Laptop, Kementerian Lembaga hingga Pemda Kini Pakai Zyrex
“Sayang sekali jika jarum suntik saja kita harus impor," ucapnya.
Menurut dia, pengadaan belanja pemerintah di dalam negeri sudah sangat baik. Sejumlah alkes yang sudah masuk pengadaan barang di Kementerian Kesehatan dari hasil produksi usaha mikro ialah kassa, kapas, masker, maupun sarung tangan.
Pihaknya hendak mengembangkan riset yang bisa digunakan untuk pengembangan alkes dengan kolaborasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program matching fund yang membiayai penelitian dan pengembangan join riset di kampus serta produknya dibuat UMKM.
Dalam acara “Fasilitasi Pengembangan Alkes Produksi UMKM” di Solo, Teten turut memberikan apresiasi kepada Kemenkes yang sudah menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Baca Juga: Borong Laptop Lokal, Negara Hemat Anggaran Rp1,8 Triliun
"Saya kira kegiatan ini akan semakin mendorong aksi kolaboratif dan sinergi lintas sektor, terutama dalam menyukseskan arahan Presiden untuk meningkatkan penyerapan produk dalam negeri dan mengurangi produk impor," ujar Menkop.
Seperti diketahui, pemerintah sudah menetapkan di dalam Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) bahwa 40 persen belanja pemerintah atau sekitar Rp400 triliun harus menyerap produk UMKM dan koperasi.
Jika angka itu dibelanjakan, lanjutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan akan menambah lapangan kerja sekitar dua juta orang atau pertumbuhan ekonomi 1,85 persen.
Follow Berita Okezone di Google News