Share

Telur Melonjak Rp32.000/Kg, Ini Ajaran Rasulullah ketika Terjadi Kenaikan Harga Barang

Hantoro, Jurnalis · Sabtu 27 Agustus 2022 11:07 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 27 330 2655549 telur-melonjak-rp32-000-kg-ini-ajaran-rasulullah-ketika-terjadi-kenaikan-harga-barang-IfqsSvdXhe.jpg Ilustrasi harga telur melonjak ingat ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. (Foto: Shutterstock)
A A A

HARGA telur melonjak menjadi Rp32.000 per kilogram. Masyarakat pun resah dan meminta solusi agar harga telur tidak terus naik.

Terkait naiknya harga telur tersebut, ternyata agama Islam melalui ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sudah jauh-jauh hari memberikan panduan ketika terjadi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Simak penjelasannya berikut ini, sebagaimana dipaparkan Ustadz Ammi Nur Baits, dikutip dari laman Konsultasi Syariah, Sabtu (27/8/2022).

Baca juga: Harga Telur Ayam Tembus 32.000/Kg, Wapres: Mudah-mudahan Temporary Saja 


1. Kenaikan harga barang ketetapan Allah Ta'ala

Fenomena kenaikan harga barang bahkan pernah terjadi pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan:

يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا

"Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang."

Baca juga: Viral Bule Cantik di Bali Tetap Khusyuk Sholat Sambil Gendong Anak, Netizen: Sangat Indah dan Mulia 

Mendengar aduan ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال

"Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta." (HR Ahmad nomor 12591, Abu Dawud: 3451, Turmudzi: 1314, Ibnu Majah: 2200, dan disahihkan Syekh Al Albani)

Bisa perhatikan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat laporan tentang kenaikan harga, langkah yang beliau lakukan bukan menekan harga barang, namun ingatkan para sahabat tentang takdir Allah Subhanahu wa ta'ala, dan Allah Ta'ala yang menetapkan harga.

Dengan demikian, umat manusia akan menerima kenyataan dengan yakin dan tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga, apalagi harus stres.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

2. Tidak memengaruhi rezeki

Bagian penting yang patut diyakini umat manusia bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Jatah rezeki yang Allah Ta'ala tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakat diguncang kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

"Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." (QS As-Syura: 27)

Ibnu Katsir mengatakan:

أي: ولكن يرزقهم من الرزق ما يختاره مما فيه صلاحهم، وهو أعلم بذلك فيغني من يستحق الغنى، ويفقر من يستحق الفقر.

"Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin." (Tafsir Alquran al-Adzim, 7/206)

Terkait hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan sampai merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya serat. Beliau bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram." (HR Baihaqi dalam kitab sunan Al-Kubro 9640, disahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)

Satu catatan yang penting dipahami, hadis ini bukan untuk memotivasi agar tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Kemudian ketika terjadi musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres.

3. Jaga sholat

Jaga sholat, semahal apa pun harga barang-barang kebutuhan pokok, Allah Subhanahu wa ta'ala menjamin rezeki hamba-hamba-Nya:

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

"Perintahkahlah keluargamu untuk sholat dan bersabarlah dalam menjaga sholat. Aku tidak meminta rezeki darimu, Aku yang akan memberikan rezeki kepadamu. Akibat baik untuk orang yang bertakwa." (QS Thaha: 132)

Pada masa silam terjadi kenaikan harga pangan sangat tinggi. Mereka pun mengadukan kondisi ini kepada salah seorang ulama di masa itu. Berikut ini komentar beliau:

والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني

"Demi Allah, saya tidak peduli dengan kenaikan harga ini, sekalipun 1 biji gandum seharga 1 dinar. Kewajibanku adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Dia perintahkan kepadaku, dan Dia akan menanggung rezekiku, sebagaimana yang telah Dia janjikan kepadaku."

Allahu a'lam bisshawab.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini