PERANG Uhud adalah peperangan yang terjadi di Gunung Uhud. Gunung atau bukit ini kala itu memiliki ketinggian 128 meter, sedangkan sekarang ketinggiannya dilaporkan sudah berkurang. Gunung ini berada di sebelah utara Kota Madinah dengan jarak 5,5 kilometer dari Masjid Nabawi.
Dikutip dari laman Almanhaj, Perang Uhud terjadi antara kaum Muslimin dengan kaum kafir Quraisy. Dalam perang ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatur strategi yang sangat luar biasa. Beliau memerintahkan pasukan kaum Muslimin membelakangi Gunung Uhud dan menghadap ke Madinah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menempatkan 50 pemanah untuk berada di Puncak Bukit 'Ainain. Tugas para pemanah yang dipimpin 'Abdullah bin Jubair Radhiyallahu anhu adalah melindungi kaum Muslimin yang berada di bawah bukit dari serangan kaum kafir Quraisy yang mungkin dilakukan dari arah belakang kaum Muslimin.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang keras para pemanah ini meninggalkan tempat mereka, meskipun dalam keadaan genting, kecuali ada perintah dari beliau. Rasulullah bersabda:
إِنْ رَأَيْتُمُوْنَا تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلاَ تَبْرَحُوْا مَكَانَكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ وَإِنْ رَأَيْتُمُوْنَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلاَ تَبْرَحُوْا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ
"Meskipun kalian melihat kami disambar burung, janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini sampai aku mengutus utusan kepada kalian. Meskipun kalian melihat kami telah berhasil mengalahkan mereka, maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini sampai aku mengutus utusan kepada kalian." (HR Bukhari)
Dengan strategi ini, kaum Muslimin berhasil menguasai dataran-dataran yang tinggi dan membiarkan lembah untuk pasukan Quraisy menghadap ke Bukit Uhud dan membelakangi Madinah.
Ketika kedua pasukan yang berlawanan ini mulai makin mendekat, Abu 'Amir memanggil kaumnya yaitu kabilah Aus untuk bergabung bersamanya di barisan kaum kafir Quraisy. Mendengar seruan ini, para sahabat menolaknya dengan keras.
Mereka mengatakan, "Wahai orang fasik! Semoga Allah Azza wa Jalla tidak memberikan kenikmatan kepadamu!" Mendengar jawaban yang tidak diharapkan ini, dia pun kembali dengan penuh kekesalan.
Setelah itu, pertempuran sengit antara dua pasukan ini tidak terhindarkan lagi. Pasukan Muslimin bertempur dengan penuh semangat, tekad mereka hanya untuk membunuh atau terbunuh. Sehingga dalam waktu singkat mereka berhasil memukul mundur pasukan Quraisy ke markas mereka sampai mendekati barisan kaum wanita yang mendukung mereka.
Untuk makin mengobarkan semangat tempur para sahabat radhiyallahu anhum, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghunus pedang sambil bersabda, "Siapakah yang mau mengambil pedang ini dariku?"
Seluruh sahabat yang mendengar ini sontak mengacungkan tangan sebagai isyarat bahwa mereka menginginkannya. Semua mengatakan, "Aku! Aku."
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda lagi, "Siapakah yang bersedia mengambilnya beserta haknya?"
Mendengar ini, para sahabat menahan diri. Lalu Abu Dujanah Radhiyallahu anhu mengatakan, "Aku bersedia mengambilnya beserta haknya."
Lalu Abu Dujanah Radhiyallahu anhu mengambilnya dan menggunakannya untuk membabat tubuh-tubuh musuh Islam. (HR Muslim, 4/1917, nomor 2470)
Para sahabat bertempur dengan penuh jiwa kesatria. Telah tercatat dalam lembaran sejarah keberanian yang ditunjukkan oleh Hamzah bin 'Abdul Muththalib Radhiyallahu anhu juga para Sahabat yang lain.
Ketika beliau Radhiyallahu anhu mendengar tantangan dari salah seorang kafir Quraisy yang bernama Siba' bin 'Abdil Uzza, beliau Radhiyallahu anhu bergegas menyambut tantangan tersebut. Beliau Radhiyallahu anhu berhasil mengalahkan orang kafir tersebut.
Sementara di tempat lain, ada Wahsyi, budak hitam milik Jubair bin Muth'im yang selalu mengintai kesempatan untuk menyerang Hamzah Radhiyallahu anhu. Oleh tuannya, Wahsyi dijanjikan merdeka jika berhasil menghabisi Hamzah Radhiyallahu anhu, sebagai pembalasan terhadap Hamzah Radhiyallahu anhu yang telah membunuh Thu'aimah bin 'Adi dalam Perang Badar.
Dia mengendap-ngendap berusaha mendekati Hamzah Radhiyallahu anhu, ketika melihat Hamzah Radhiyallahu anhu berada dalam jangkauan serangannya, ia mulai membidik Hamzah Radhiyallahu anhu dengan tombaknya dan melemparnya.
Lemparannya tepat mengenai sasaran sehingga menyebabkan Hamzah Radhiyallahu anhu wafat sebagai syahid dalam peperangan ini. Wahsyi berhasil membunuh Hamzah Radhiyallahu anhu dengan cara yang sangat curang.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya