Bagaimana tidak, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus digigit ular termasuk dalam kategori “Neglected Tropical Disease” atau Penyakit Tropis Terabaikan dan menyumbang kematian lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia tiap tahun.
Ular diketahui terdapat dua macam, yakni ular berbisa dan tak berbisa. Ular berbisa cenderung berbahaya sebab jika terkena bisa dan tak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
Bahkan, tak sedikit ular berbisa yang dapat melumpuhkan korbannya dalam hitungan detik. Lantas, apa saja ular berbisa paling berbahaya di dunia? Untuk mengetahuinya, simak ulasan okezone berikut ini.
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Melansir dari LiveScience, terdapat 10 ular berbisa paling berbahaya di dunia.
1. Black Mamba atau Mamba Hitam
Ular satu ini termasuk jenis ular paling mematikan di Afrika. Mamba hitam (Dendroaspis polylepis) dapat membunuh seseorang hanya dengan dua tetes bisa.
Dinamakan Mamba Hitam lantaran warna gelap dan area dalam mulut mereka. Sebenarnya, mamba hitam berwarna kecoklatan. Panjang ular ini rata-rata sekitar 8 kaki (2,5 meter), dan dapat bergerak dengan kecepatan 12 mph (19 km/jam).
2. Fer-de-lance
Menurut makalah yang terbit 1984 dalam jurnal Toxicon, gigitan dari fer-de-lance (Bothrops asper) dapat mengubah jaringan tubuh seseorang menjadi hitam saat mulai mati. Ular beludak yang hidup di Amerika Tengah dan Selatan ini memiliki panjang antara 3,9 hingga 8,2 kaki (1,2 hingga 2,5 m) dan berat hingga 13 pon (6 kg).
Menurut sebuah studi 2001 yang diterbitkan dalam jurnal Toxicon, ular ini bertanggung jawab atas sekitar setengah dari semua keracunan bisa gigitan ular di Amerika Tengah. Lantaran, bisa fer-de-lance mengandung antikoagulan (zat yang menghambat pembekuan darah), gigitan ular ini bisa menyebabkan seseorang mengalami pendarahan.
3. Boomslang
Sekitar 24 jam setelah digigit oleh boomslang remaja atau ular pohon hijau Afrika Selatan, herpetologis Karl Patterson Schmidt meninggal. Para peneliti melaporkan dalam jurnal Biochimica et Biophysica Acta, hal itu disebabkan pendarahan internal dari mata, paru-paru, ginjal, jantung dan otaknya.
Ular yang dapat ditemukan di seluruh Afrika terutama di Swaziland, Botswana, Namibia, Mozambique dan Zimbabwe ini salah satu yang paling berbisa. Boomslang juga disebut ular taring belakang lantaran dapat melipat taringnya kembali ke dalam mulutnya saat tidak digunakan
4. Eastern Tiger Snake
Berasal dari pegunungan dan padang rumput di Australia Tenggara, menurut Museum Australia, Eastern Tiger Snake (Notechis scutatus) dinamai sesuai dengan pita kuning dan hitam di tubuhnya, meskipun tidak semua populasi memiliki pola tersebut.
Menurut University of Adelaide, racunnya yang kuat dapat menyebabkan keracunan pada manusia hanya dalam 15 menit setelah digigit dan bertanggung jawab atas rata-rata setidaknya satu kematian dalam setahun.
5. Russell's viper
Menurut jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases, sekitar 58.000 kematian di India dikaitkan dengan gigitan ular setiap tahun, dan ular berbisa Russell (Daboia russelii) bertanggung jawab atas sebagian besar kematian ini. Spesies ini dianggap sebagai salah satu ular beludak yang paling mematikan.
6. Saw-scaled viper
Ular saw-scaled viper (Echis carinatus) adalah anggota terkecil dari "Empat Besar" ular berbisa di India bersama dengan Russell's viper, krait biasa (Bungarus caeruleus) dan kobra India (Naja naja) yang dianggap bertanggung jawab atas gigitan dan kematian terkait di negara ini.
Setelah digigit ular beludak ini, seseorang akan mengalami pembengkakan dan rasa sakit yang terlokalisir di daerah tersebut, diikuti dengan potensi perdarahan. Menurut Understanding Animal Research.lantaran racunnya mengacaukan kemampuan seseorang untuk membekukan darah, sehingga dapat menyebabkan pendarahan internal dan akhirnya gagal ginjal akut.
7. Banded Krait
Banded Krait (Bungarus fasciatus) bergerak lambat di siang hari dan lebih cenderung menggigit setelah gelap. Menurut jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases, racun ular ini dapat melumpuhkan otot dan mencegah diafragma bergerak. Keadaan ini mampu menghentikan udara memasuki paru-paru, secara efektif mengakibatkan mati lemas.
8. King cobra
King cobra (Ophiophagus hannah) adalah ular berbisa terpanjang di dunia, berukuran hingga 18 kaki (5,4 m). Menurut Smithsonian Institution, penglihatan ular yang mengesankan memungkinkannya untuk melihat orang yang bergerak dari jarak hampir 330 kaki (100 m).
Saat terancam, king cobra akan menggunakan tulang rusuk dan otot khusus di lehernya untuk melebarkan "tudung" atau kulit di sekitar kepalanya; ular ini juga dapat mengangkat kepala mereka dari tanah sekitar sepertiga dari panjang tubuh mereka.
9. Coastal taipan
Anda bisa digigit berkali-kali sebelum menyadari keberadaan Coastal taipan (Oxyuranus scutellatus), berkat kecepatannya yang luar biasa. Saat terancam, ular yang hidup di hutan basah di daerah pantai beriklim sedang dan tropis ini akan mengangkat seluruh tubuhnya dari tanah sambil melontarkan taringnya terlebih dahulu dengan presisi yang luar biasa dan menyuntikkan racun ke musuhnya. Menurut Australian Geographic, sebelum 1956, ketika antibisa yang efektif diproduksi, gigitan ular ini hampir selalu berakibat fatal.
10. Inland taipan
Inland taipan adalah salah satu ular paling berbisa yang hanya sedikit racunnya yang dapat membunuh mangsa. Ular ini hidup terselip di celah-celah tanah liat Queensland dan dataran banjir Australia Selatan, seringkali di dalam liang pra-gali hewan lain.
Tinggal di lokasi yang lebih terpencil daripada taipan pesisir, Inland taipan jarang bersentuhan dengan manusia. Ketika merasa terancam, ular itu melilitkan tubuhnya menjadi bentuk S yang rapat sebelum melesat keluar dalam satu gigitan cepat atau beberapa gigitan.
Demikian 10 ular berbisa yang paling berbahaya di dunia. Bila menemukan ular jangan didekati, berusahalah untuk menjaga jarak agar tak ada hal yang tak diinginkan.
(RIN)