WAKTU libur di akhir pekan jadi momen favorit untuk semua orang. Biasanya, di akhir pekan inilah, banyak orang yang memilih untuk beristirahat dengan tidur lama pasca melewati berbagai aktivitas padat di hari kerja.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan, apalagi kalau bukan tidur terlalu lama, yang ternyata bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan jantung.
American Heart Association (AHA) menyebutkan, waktu tidur ke daftar faktor yang digunakan untuk mengukur kesehatan kardiovaskular. Para peneliti merekomendasikan agar menyesuaikan berapa lama tidur dengan usia diri sendiri. diungkap Ketua Departemen Kedokteran Pencegahan di Northwestern Feinberg School of Medicine, dr. Donald M. Lloyd-Jones, MD, ScM, FACC, FAHA, layaknya di hari biasa, orang dewasa di akhir pekan sebetulnya cukup tidur tujuh hingga sembilan jam, dilansir dari VeryWell Sabtu (3/12/2022)
Dikutip dari Web MD, studi penelitian tahun 2018 yang memeriksa data dari hampir 117,00 orang dewasa, berusia 35 hingga 70 tahun, di 21 negara menunjukkan bahwa orang dewasa yang tidur lebih dari jumlah yang disarankan bisa punya peningkatan risiko mengalami penyakit jantung yang pada akhirnya bisa berdampak pada kematian.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Peneliti menilai, peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian pada orang yang tidur lebih dari jumlah yang disarankan ini, kemungkinan karena orang-orang tersebut memiliki masalah kesehatan mendasar yang menyebabkan mereka tidur lebih lama.
Maka dari itu, untuk menghindari konsekuensi kesehatan yang parah. Berikut rekomendasi tidur berdasarkan usia, antara lain;
Usia 0 hingga 1: 12 hingga 16 jam
Usia 1 hingga 2: 11 hingga 14 jam
Usia 3 hingga 5: 10 hingga 13 jam
Usia 6 hingga 12: 9 hingga 12 jam
Usia 13 hingga 18: 8 hingga 10 jam
Usia 19 tahun ke atas: 7 hingga 9 jam
Penyakit jantung sendiri, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi dalam 10 tahun terakhir di Indinesia. Kelompok penyakit ini juga, menjadi beban pembiayaan yang besar (penyakit katastropik) untuk negara lewat BPJS Kesehatan.
Berdasarkan data estimasi, kasus kardiovaskular di Indonesia sebanyak 2.784.064 kasus, sedangkan jumlah kematian ditemukan 15 dari 1000 orang. Sementara dari Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.
BACA JUGA:Tak Hanya Mematikan, Ini Dampak Lain dari Penyakit Jantung!