Share

Sejarah dan Isi Sumpah Gajah Mada

Aryo Hadi Wibowo, Okezone · Jum'at 09 Desember 2022 13:28 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 09 624 2723814 sejarah-dan-isi-sumpah-gajah-mada-Ffnrv7eCQu.jpeg Ilustrasi/Okezone

JAKARTA - Sejarah dan isi sumpah Gajah Mada patut disimak pada artikel Okezone.com kali ini.

Gajah Mada merupakan tokoh kerajaan Majapahit, ia adalah seorang panglima perang.

Tokoh yang dikenal dengan nama lain Jirnodhara ini merupakan sosok yang sangat penting dan berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.

Ia kerap memiliki andil dalam pemecahan masalah konflik, memimpin berbagai pemberontakan hingga penaklukan wilayah kekuasaan.

Gajah Mada akhirnya dinobatkan sebagai Patih Majapahit pada tahun 1334, pasca berhasil menaklukkan Keta dan Sadeng.

Gajah Mada sebagai seorang ksatria sejati dan sangat peduli terhadap kerajaannya, saat itu pemerintahan sedang tidak berkembang dan tidak boleh berhenti hanya karena Arya jatuh sakit.

Pada tahun 1336, Patih Majapahit itu mengucapkan Sumpah Palapa, yakni janji Gajah Mada tidak akan memakan buah palapa, sejenis rempah-rempah, bila belum berhasil menaklukan pulau-pulau di Nusantara.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Adapun isi dari sumpah Palapa sebagai berikut.

Sira Gajah Mada Patih Amangkubumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa.

Lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura ring Haru, ring Phang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.”

Sumpah itu memiliki arti yakni “Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Kamu Gajah Mada, “Jika sudah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kuasa Majapahit, Gajah Mada (baru akan) melepaskan puasa.

Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Menurut Zoetmulder seorang Sastra Jawa, kata “Palapa” dalam amukti pala itu sama halnya dengan kata “palapan”, atau palapa dalam bahasa Jawa Kuno.

Yang artinya memiliki arti sifat yang menarik, memikat hati, dan mendatangkan kebaikan. Juga dimaknai sebagai kesenangan atau istirahat yang dinikmati seseorang setelah mengerjakan tugas-tugasnya.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini