JAKARTA - Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali ditemukan fosilnya di Indonesia.
Fosil Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, tepi sungai Bengawan Solo, Ngawi, Jawa Timur.
Fosil pertama kali yang ditemukan adalah sebuah atap tulang tengkorak dan femur atau tulang paha.
Ketika ditemukan, fosil ini diperkirakan berusia antara 700.000 hingga satu juta tahun.
Ciri-ciri Manusia Purba Pithecanthropus Erectus
- Berjalan dengan tegak sepenuhnya seperti manusia modern (dengan adanya tulang femur)
- Volume otaknya adalah 900 cm kubik (cc)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
- Alis yang tebal
- Tengkorak datar dengan dahi yang sempit
- Bagian atas kepalanya sedikit naik untuk merekatkan otot rahang yang kuat
- Rahang besar tanpa dagu
- Tulang tengkorak yang sangat tebal
- Tingginya mencapai 170 cm (5 kaki 8 inci)
- Gigi pada dasarnya seperti gigi manusia, meskipun dengan beberapa bagian mirip kera, seperti taring besar yang sebagian tumpang tindih
Penemuan Manusia Purba Pithecanthropus
Sebelum penemuannya di Trinil, Eugene Dubois memulai temuan fosil Pithecanthropus erectus di Desa Kedungbrubus, Madiun.
Saat itu, temuannya berupa fragmen rahang yang pendek dan sangat kekar, dengan sebagian prageraham yang tersisa.
Pada prageraham tersebut menunjukkan ciri gigi manusia, bukan gigi kera, sehingga meyakini bahwa fragmen rahang tersebut milik rahang hominid.
Penggalian yang dipimpin oleh Eugene Dubois di Trinil dilakukan pada endapan aluvial di Bengawan Solo.
Dari lapisan tersebut ditemukan tulang rahang, bagian atas tengkorak, dan beberapa buah tulang paha yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan dengan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Trinil memiliki ukuran sangat pendek tetapi memanjang ke belakang.
Tulang keningnya sangat menonjol dan pada bagian belakang mata terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan bahwa otak yang belum berkembang.
Volume otaknya berkisar 900 cc, di antara otak kera (600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400 cc).
Pada bagian belakang kepala memiliki bentuk yang meruncing, telah diduga bahwa pemiliknya adalah seorang perempuan.
Berdasarkan dari kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, diperkirakan bahwa individu tersebut telah dewasa.