Share

Orang RI Lebih Banyak Berburu Rumah Harga di Bawah Rp1 Miliar

Heri Purnomo , MNC Portal · Kamis 19 Januari 2023 19:13 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 19 470 2749591 orang-ri-lebih-banyak-berburu-rumah-harga-di-bawah-rp1-miliar-Ys0ToFKGtH.jpg Rumah yang Paling Banyak Diburu Harganya. (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA - Orang Indonesia lebih banyak berburu harga rumah di bawah Rp1 miliar. Hal ini dilihat dari tren pasar properti Tanah Air sepanjang 2022.

Dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 51% adalah laki-laki dan 49% adalah perempuan. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti generasi muda.

Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22,0% sementara pencari properti berumur 25-34 tahun berkontribusi sebesar 26,4%. Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.

"Gen Z, Gen Y sangat attach dengan teknologi, tapi saat dilihat di lapangan, pemangku kepentingan saat melakukan edukasi tidak melakukan hal tersebut. Generasi muda 60% life stage-nya sudah digital, tapi justru informasi yang tersedia secara digital terkait properti malah sangat minimal. Sehingga ada gap," kata CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan dalam laporannya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga: Menakar Peluang Sektor Properti di Tahun Kelinci Air

Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti dengan persentase 80%.

Berdasarkan preferensi harga yang dicari, properti dengan harga <400 juta mendominasi sebesar 23,1%, diikuti oleh rumah dengan harga Rp1 miliar -Rp2 miliar sebesar 20%. Namun jika dilihat berdasarkan perubahan proporsi sejak tahun 2021, terdapat peningkatan proporsi pada properti dengan harga yang lebih tinggi (>Rp 1 miliar).

Berdasarkan data sepanjang 2022, suplai dan harga rumah tapak sekunder di Indonesia mengalami pertumbuhan baik. Sepanjang tahun 2022, pertumbuhan suplai tercatat sebesar 30,1% (YoY) dan pertumbuhan harga tercatat sebesar 2,4% (YoY). Data ini mengindikasikan tren positif yang potensial bagi pengembangan properti.

Baca Juga: Qatar Investasi Rp1,2 Triliun untuk Bangun Hotel di Labuan Bajo

Menjelang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga telah mengalami masa pemulihan setelah terkontraksi pada tahun 2020 lalu sebesar -2,07%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III/2022 tercatat sebesar 5,72%.

Sementara World Economic Outlook IMF, memproyeksikan Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% di tahun 2022 (YoY), mengindikasikan makro ekonomi Indonesia yang pulih dan menguat.

Namun, sebagai dampak dari kondisi ekonomi global secara umum, terjadi peningkatan inflasi dan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, hal ini dapat menjadi tantangan bagi sektor properti di Tanah Air.

“Untuk mengetahui dinamika industri properti Tanah Air, tentu dibutuhkan akurasi data yang tinggi," katanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Agus Fadjar Setiawan menjelaskan bahwa pertumbuhan indeks harga properti residensial Indonesia, relatif rendah dan stabil jika dibandingkan negara lain.

Fadjar menambahkan, bank BUMN dan bank Swasta masih mempertahankan bunga KPR dalam level yang rendah, meskipun bunga acuan terus meningkat, karena likuiditas perbankan yang secara umum masih bagus.

"Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV, sektor properti dapat berkembang dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Di sisi lain, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Fitrah Nur menjelaskan arah kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman, hingga 2024.

Dari pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang seperti Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan.

“Saat ini terdapat beberapa program prioritas yang diusung oleh PUPR dalam rangka mendorong laju sektor real estate di tahun ini, di antaranya adalah; pembangunan rumah susun sewa untuk masyarakat, pembangunan rumah tapak di daerah terdampak bencana, peningkatan rumah masyarakat dengan subsidi sebesar Rp20 juta untuk setiap KK, insentif infrastruktur bagi pengembang rumah subsidi dan pembangunan rusun pekerja di IKN.” kata Fitrah.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini