Share

Ini Latar Belakang Rasmus Paludan, Politisi Swedia yang Bakar Alquran

Rina Anggraeni , Okezone · Minggu 29 Januari 2023 07:13 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 28 18 2754831 ini-latar-belakang-rasmus-paludan-politisi-swedia-yang-bakar-alquran-F4MMJ7XJWl.jpg
A A A

JAKARTA- Latar belakang keluarga Rasmus Paludan yang bakar Al-Qur'an banyak dicari netizen. Hal ini dikarenakan aksi dirinya yang sudah membakar kitab suci umat Islam.

Awalnya, Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) ekstrem kanan Denmark R berjanji kepada Ankara bahwa dia akan membakar salinan Alquran di depan kedutaan Turki setiap Jumat sampai Swedia diberi izin bergabung dengan NATO. Aksinya ini mendapatkan kecaman dari negara muslim.

Bahkan banyak mencari latar belakang keluarga Rasmus Paludan. Seperti diketahui dirinya lahir pada ada 2 Januari 1982. Dia juga memiliki dua kewarganegaraan karena lahir di North Zealand, Denmark sementara ayahnya adalah seorang wartawan berkebangsaan Swedia. Faktor biologis inilah yang membuat dia dianugerahi dua kewarganegaraan.

Kehidupan pribadinya pun masih menjadi misteri mengenai nama istrinya dan anaknya. Hal ini dikarenakan aksinya yang selalu dikecam saat melakukan aksi pembakaran Al-Quran.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sebagai informasi, tahun lalu Paludan mengumumkan akan melakukan “tur pembakaran Alquran selama bulan Ramadan di tempat-tempat di Swedia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Pengumuman itu memicu kerusuhan di berbagai wilayah di Swedia.Adapun pada 2019, Paludan membakar Alquran yang dibungkus dengan daging babi dan akunnya diblokir selama sebulan oleh Facebook setelah memuat postingan yang mengaitkan kebijakan imigrasi dan kriminalitas.

Saat ini Paludan, yang partainya menjalankan agenda anti-Islam dan janji untuk melarang semua imigrasi non-Barat, menegaskan kembali bahwa tindakannya adalah sebuah bentuk kebebasan berekspresi. Dalam beberapa tahun terakhir, dia menjadikan pembakaran dan pengrusakan salinan Alquran sebagai bagian integral dari repetoir politiknya.

Paludan mengakui bahwa dia berniat membakar tiga salinan Alquran pada Jumat, (27/1/2023) di Kopenhagen, Denmark. Satu salinan Alquran akan dibakar di luar kedutaan Turki, satu dekat Masjid, dan satu dekat kedutaan Rusia. Berbeda dengan di Swedia, Paludan tidak memerlukan izin di Denmark, tetapi harus memberi tahu pihak berwenang 24 jam sebelum melakukan tindakan.

Sebagai informasi, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk keras otoritas Swedia karena mengizinkan Paludan membakar Al-Qur'an. “Kementerian Luar Negeri menegaskan posisi tegas Kerajaan menyerukan pentingnya menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi dan koeksistensi, serta menolak kebencian dan ekstremisme,” kata kementerian itu dalam pernyataan yang diunggah di akun Twitter-nya. Pemerintah Indonesia pada hari Minggu juga mengutuk keras aksi tersebut.

(RIN)

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini