Share

Terjadi di Jakarta, Dokter Sebut Masih Ada yang Obati Tumor Pakai Air Putih

Kevi Laras, Jurnalis · Minggu 05 Februari 2023 13:11 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi Air Putih. (Foto: Shutterstock)

SAAT ini masih banyak masyarakat lebih memilih untuk pergi ke pengobatan alternatif ketika sakit. Padahal, ada beberapa penyakit yang harus diobati secara cepat agar angka harapan hidupnya bisa meningkat, salah satunya kanker.

Ketua UKK Hematologi Onkologi IDAI, dr Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH bahwa ada pasien datang terlambat karena awal datang ke pengobatan alternatif. Mirisnya ialah pengobatan tersebut menggunakan air putih saja, yang dia anggap tidak masuk akal.

"Terjadi di Jakarta bahwa anaknya ada tumor besar di kaki. Kemudian hanya diobati oleh air putih, kira-kira bisa sembuh atau enggak? Enggak, ya enggak dia apa-apain (diobati). Akhirnya enggak bisa menyelamatkan kakinya," ungkap dr Teny.

Air Putih

Padahal untuk pengobatan kanker di Indonesia ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Sehingga, dia mengimbau agar orang tua sudah seharusnya membawa anak ketika dia memiliki gejala dan tanda kanker ke pusat kesehatan.

Dampak dari kepercayaan masyarakat yang masih menggunakan pengobatan alternatif untuk kanker. Menurut dr Teny memengaruhi tingkat keberhasilan atau harapan hidup pasien kanker hanya 20%.

Sehingga ini menjadi tantangan segala pihak, agar pemahaman masyarakat baik untuk kanker maupun pengobatannya. "Hal seperti itu sering, masih jadi tantangan tapi tetap obat herbal itu nggak ada uji klinisnya jadi kami nggak bisa pakai," ucap dr Teny.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Kemudian takut ke dokter kasih tahu sakitnya kebanyakan ke alternatif dulu, akhirnya datang ke pusat kesehatan sudah terlambat 10 sampai 60% datangnya terlambat. Jadi bisa dibayangkan, kenapa the middle income countries seperti Indonesia ini angka harapan hidupnya rendah cuma 20% karena begitu," katanya.

Terkait pengobatan kanker dengan BPJS, dr Teny mengatakan ini sesuai dengan WHO yang menyebut negara harus selalu siap menyediakan pengobatan bagi penderita kanker. Sehingga setiap penderita kanker, termasuk anak-anak mendapatkan hak untuk akses dan pelayanan kesehatan.

"Iya dong kalau nggak gimana pasien-pasien ini berobat. Malah WHO ini juga mengatakan bahwa negara harus menanggung. Artinya, bahwa anak-anak ini mempunyai hak akses kesehatan untuk mendapatkan kesembuhan," jelas dr Teny.

1
2