JAKARTA – Hingga saat ini ada sebagian masyarakat sedang menahan pembelian kendaraan listrik. Hal itu dilakukan dalam rangka menunggu kepastian insentif yang dijanjikan pemerintah.
Di tengah tarik ulur subsidi tersebut, masyarakat Papua justru “tak butuh” subsidi pembelian kendaraan listrik dari pemerintah.
Pengamat transportasi dan akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengungkapkan, masyarakat Papua sudah terbiasa menggunakan motor listrik.
Keterbatasan bahan bakar minyak (BBM) membuat masyarakat Papua mau tidak mau harus menggunakan kendaraan listrik sejak tahun 2007.
Selain itu, disparitas harga BBM di Indonesia yang cukup tinggi semakin meneguhkan masyarakat Papua menjadikan motor listrik sebagai alternatif untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, di Papua peredaran motor listrik sudah dimulai sejak 2007 silam akibat kelangkaan dan sulitnya distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sekadar informasi, warga Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan sudah sejak lama menggunakan motor listrik. Tidak heran jika mereka sudah tidak asing lagi dengan motor listrik.
Djoko menjelaskankan, keterbatasan menjadi salah satu kendala menggunakan motor berbahan bakar fosil. Untuk mencapai Kota Agats atau Ibu Kota Kabupaten Asmat, lanjut Djoko, masyarakat harus menggunakan speedboat.