Share

Ketika Perusahaan Judi Dominasi Sponsor Klub Liga Premier Inggris

Mutiara Oktaviana , Okezone · Minggu 19 Maret 2023 21:51 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 19 320 2783918 ketika-perusahaan-judi-dominasi-sponsor-klub-liga-premier-inggris-jLo30zQRU3.jpg Judi Sepakbola (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Sepak bola dan perjudian memiliki hubungan yang sangat erat, sampai-sampai publik sulit membayangkan suasana pertandingan sepak bola tanpa taruhan.

Fenomena ini tersebar di berbagai aspek pertandingan, mulai dari sponsor yang tertera pada kostum pemain, iklan-iklan, hingga tim sepak bola yang bermitra dengan perusahaan judi di stadion.

Para pegiat berharap adanya perubahan kebijakan sehingga rantai antara sepak bola dan perjudian akhirnya akan putus. Namun, hal itu sepertinya tidak akan terjadi.

Bahkan, kemungkinan besar Liga Premier hanya akan sepakat untuk melarang pemasangan logo perusahaan judi pada kostum tim sepak bola, tetapi jenis-jenis iklan lainnya masih diperbolehkan.

Dalam musim 2022-2023 ini, semakin banyak kaus tim sepak bola Liga Premier disponsori oleh perusahaan judi dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya. Perbandingannya sebesar 8:20.

Karena ajang pertandingan sepak bola telah berkembang menjadi komoditas ekspor olahraga terbesar Inggris, perusahaan-perusahaan menyadari kekuatan periklanan global yang dimilikinya.

Oleh karena itu, perusahaan perjudian memanfaatkan kesempatan menjadi sponsor Liga Premier untuk membuka akses masuk mereka ke pasar Asia, khususnya China. Meskipun sebenarnya perjudian tergolong ilegal di negara tersebut.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sistem merek putih

Mungkin Anda mengenali sejumlah perusahaan judi sebagai sponsor klub sepak bola Liga Premier Inggris, beberapa di antaranya Dafabet untuk Bournemouth, Stake.com untuk Everton, atau W88 untuk Fulham.

Tetapi ada lebih banyak lagi, seperti SBOTOP untuk Leeds United, Fun88 untuk Newcastle United dan Sportsbet.io untuk Southampton. Serangkaian sponsor tersebut merupakan perusahaan-perusahaan judi yang terlibat dalam Liga Premier.

Namun, kabarnya tidak banyak orang Inggris yang benar-benar menggunakan jasa mereka untuk taruhan pertandingan. Sebab, pasar mereka tidak menjangkau para penonton Inggris yang ingin ikut taruhan.

Jika Anda mengunjungi situs mereka, Anda akan menyadari tampilan mereka mirip dengan satu sama lain. Hal ini karena mereka semua, kecuali Dafabet, dikendalikan oleh satu perusahaan, yakni TGP Europe.

TGP Europe adalah pemilik lisensi dan menyewa hak pengoperasian perusahaan-perusahaan perjudian tersebut. Hal ini dikenal sebagai perjanjian ‘merek putih’ (white label agreement).

Matt Zarb-Cousin, seorang mantan pecandu judi yang kini memimpin kelompok kampanye Bersihkan Perjudian (Clean Up Gambling) menuntut transparansi yang lebih besar dari industri tersebut.

“Anda harus mengantongi lisensi untuk beriklan dalam pasar Inggris dan ini merupakan sebuah cara untuk menghindari itu,” kata dia.

“Anda bisa mengambil lisensi yang jenisnya berbeda, sehingga perusahaan-perusahaan ini hanya perlu membayar biaya sewa yang memberikan mereka kesempatan untuk memasarkan diri di Inggris dan juga mengakses pasar global lewat Liga Premier.”

Zarb-Cousin mengatakan karena mereka tidak perlu mendaftarkan diri untuk lisensi penuh, mereka bisa memboncengi lisensi milik operator. Sehingga mereka juga tidak perlu memenuhi kriteria penuh yang biasa diwajibkan oleh Komisi Perjudian bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memiliki lisensi.

“Dan ini artinya mereka bisa mengakses pasar Asia, di mana judi online dan iklan perjudian itu ilegal. Orang-orang kemudian mengenal merek-merek tersebut dan akan mencarinya setelah menonton TV," tambahnya.

Seorang juru bicara Komisi Perjudian menyatakan perjanjian merek putih, dan periklanan ajang olahraga, sedang dipertimbangkan sebagai bagian dari Kajian Pemerintah atas Peraturan Perjudian 2005.

“Kami menyatakan dengan sangat jelas bahwa tanggung jawab untuk kooperasi berada di tangan pemegang lisensi dan tidak bisa diberikan ke pihak mana pun. Kegagalan untuk mempertahankan kendali atas pihak-pihak ketiga dapat menimbulkan Tindakan, termasuk penangguhan atau pencabutan izin operasi,” katanya.

Mengapa pasar Asia menjadi sasaran?

Jonathan Sullivan, seorang spesialis urusan China dari Universitas Nottingham, menjelaskan bahwa perjudian sudah menjadi ilegal di negara tersebut sejak berdirinya Republik Rakyat China (RRC) pada 1949.

“Partai Komunis China memandangnya sebagai praktik buruk kapitalis yang tidak memiliki nilai sosial dan berpotensi melemahkan tenaga kerja,” kata dia.

Namun, menurut Sullivan, China sudah berkembang menjadi pasar ekonomi sosialis dengan karakteristik China”. Sehingga, beberapa lubang mulai muncul, salah satunya dengan pembangunan kasino di daerah Makau (yang kini dikenal sebagai Las Vegas versi Asia) dan lotre negara.

“Taruhan pertandingan olahraga tetap tergolong ilegal di RRC, itulah mengapa banyak perusahaan taruhan asing mulai menargetkan calon penjudi dari China yang bermunculan. Karena permintaannya besar,” tambah Sullivan.

“Taruhan olahraga untuk Liga Premier Inggris sudah menjadi sangat populer,” katanya

Gabungan penonton Liga Premier secara global diperkirakan dapat mencapai miliaran, dengan China sebagai negara dengan jumlah penonton terbanyak.

Sullivan menyatakan pertandingan biasanya disiarkan secara gratis oleh stasiun TV di China, dengan banyak peliputan dan peminat.

Tentunya, jutaan penonton melihat logo-logo sponsor pada kaus pemain. Beberapa pun di antara mereka memiliki tulisan bahasa China yang tertera, serta kumpulan iklan dengan logo perusahaan judi.

“Anda tidak bisa pergi ke toko taruhan dan menaruh sejumlah uang untuk taruhan pertandingan karena itu ilegal, sehingga Anda perlu sebuah penyedia jasa daring untuk memfasilitasi taruhanmu,” kata dia.

“Meskipun itu sebenarnya ilegal dan sangat disensor, warga China bisa mengakses situs-situs itu menggunakan virtual private network (VPN). Perusahaan-perusahaan ini tidak bisa berbasis di China, sehingga beberapa basisnya di negara lain seperti Filipina,” katanya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini