Share

Apa Itu Vaginismus? Apakah Bisa Disembuhkan? Simak Pengakuan Salah Satu Penyintas di #GritteBukaParaktek

Tim Okezone, Jurnalis · Minggu 19 Maret 2023 14:35 WIB
$detail['images_title']
Gritthe Agatha bahas vaginismus (Foto: YouTube/GA)

Tak dapat dipungkiri, salah satu konten yang paling ditunggu-tunggu oleh netizen dan subscribers dari YouTube Channel GA milik Gritte Agatha adalah #GritteBukaPraktek. Konten #GritteBukaPraktek sendiri memiliki konsep podcast dengan berbincang-bincang bersama para narasumber dengan rentetan kisah hidupnya yang menginspirasi. Gritte juga menjadikan konten tersebut sebagai wadah dan teman bercerita bagi para narasumber.

Seperti pada video #GritteBukaPraktek yang diunggah kali ini, Gritte kedatangan seorang wanita bernama Nisma yang menceritakan pengalamannya saat menderita penyakit bernama vaginismus. Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu atau justru belum pernah mendengar penyakit vaginismus. Penyakit ini umumnya diderita oleh wanita, ditandai dengan kondisi medis berupa kekakuan otot dinding-dinding vagina yang tidak bisa dikendalikan pada saat dilakukan penetrasi.

Gritte Agatha

Nisma sendiri pada awalnya mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tersebut, meskipun pada saat dilakukan penetrasi oleh sang suami, dirinya merasakan rasa tidak nyaman dan kesakitan. Namun karena hal tersebut dianggap biasa jika terjadi saat malam pertama, maka Nisma dan suami tidak mengindahkannya.

Beberapa bulan setelahnya, Nisma akhirnya bisa melakukan penetrasi meskipun masih merasa tidak nyaman. Di satu sisi, Nisma juga sudah mulai mencari tahu keadaan yang dialami dirinya dan suami. Hingga akhirnya Nisma baru menyadari bahwa dirinya mengidap vaginismus saat dilakukan USG transvaginal dan HSG di rumah sakit saat akan melakukan program hamil. Keadaan ini ditandai ketika alat USG dan HSG mulai dimasukkan, kedua bagian paha Nisma secara reflek mengangkat ke atas seakan tidak menerima benda asing masuk.

“Momen yang paling (membuatku) oke nih, iya emang aku harus disembuhkan adalah ketika si dokter bilang vagina yang normal itu adalah vagina yang bisa dilakukan penetrasi dalam kondisi apapun dan tidak ada rasa sakit. Jadi ketika kamu merasakan itu sakit, berarti ada yang salah,” jelas Nisma.

Beruntung, kini Nisma telah pulih dari penyakit vaginismus dengan melakukan terapi dilatasi berbantu. Dilatasi sendiri merupakan terapi yang dilakukan dengan memasukkan sebuah alat bernama dilator ke dalam vagina untuk melatih otot vagina.

“Aku sembuh lewat terapi dilatasi berbantu. Prosesnya itu 3 hari 2 malem, rawat inap. Kenapa rawat inap? Karena aku dibius total. Pada saat dilatasi berbantunya itu aku dibius total jadi gak sadar, lalu disuntikkan botox di area vaginanya, tujuannya untuk melemaskan sementara otot-otot vaginanya yang kejang itu. Terus nanti dokter akan masukin alat-alat dilator itu ke dalam vaginaku,” ungkap Nisma.

Setelah prosedur selesai, Nisma kemudian dilatih oleh dokter agar dapat melakukan dilatasi mandiri di rumah. Dilatasi mandiri ini harus dilakukan selama 4-6 bulan setelah Nisma dapat melakukan penetrasi yang nyaman dengan suami.

Pengalaman Nisma ini tentunya menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama wanita, untuk selalu aware dengan kesehatan tubuh. Jangan lupa juga untuk minta dukungan dari keluarga, terutama suami, untuk selalu mendampingi.

Buat yang penasaran dengan cerita lebih lengkapnya, langsung aja cek videonya hanya di YouTube Channel GA!

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)