Share
Advertisement

Banjir Bandang Tewaskan Pendaki di Buckskin Gulch, Sungai Atmosfer Diduga Jadi Penyebabnya

Anjasman Situmorang , Jurnalis-Minggu 19 Maret 2023 12:00 WIB
Banjir Bandang Tewaskan Pendaki di Buckskin Gulch, Sungai Atmosfer Diduga Jadi Penyebabnya
Banjir Bandang Tewaskan Pendaki di Buckskin Gulch, Sungai Atmosfer Diduga Jadi Penyebabnya
A
A
A

Tiga orang pendaki baru-baru ini terjebak dalam banjir bandang saat mendaki ngarai Buckskin Gulch di Utah bagian selatan. Dari tiga orang tersebut, hanya satu pria yang ditemukan hidup.

Pria berusia 50-an itu ditemukan setelah sebelumnya ia dan rekan-rekannya dilaporkan hilang.

Buckskin Gulch di Utah adalah ngarai terpanjang dan terdalam di barat daya Amerika Serikat. Ngarai ini membentang sepanjang 25,7 kilometer dari Utah selatan menuju Arizona. Hal ini menjadikannya pilihan populer bagi para penjelajah.

Sayangnya, topografi tanah bisa menjadi sangat berbahaya bagi orang-orang yang terjebak di ngarai tersebut saat cuaca buruk.

Melansir dari IFL Science, para pendaki itu memulai perjalanan mereka pada hari Jumat. Namun setelah beberapa hari mereka tidak kunjung kembali. Pencarian dan regu penyelamat pun langsung diturunkan pada hari Senin lalu. Dua orang ditemukan tewas dan satu berhasil diselamatkan.

Ahli meteorologi CNN Robert Shackleford telah mengatakan bahwa banjir bandang mungkin terkait dengan sungai atmosfer yang baru-baru ini melanda sebagian AS. Sungai atmosfer sendiri adalah kolom tipis dari uap air yang terkondensasi yang mengalir di atmosfer, seperti sungai yang berada di langit.

Saat “sungai” mencapai daratan, biasanya berupa hujan lebat atau hujan salju. Pada tahun 2021, ditemukan bahwa hal tersebut juga dapat membentuk danau atmosfer, sebuah kumpulan besar uap air di atmosfer yang bergerak lambat dan dapat bertahan selama berhari-hari.

Mereka terbentuk ketika sungai di atmosfer terjepit dan bergerak melambat, membentuk “danau” yang dapat menampung dan akhirnya hujan dengan air yang turun begitu deras.

Sungai atmosfer kini dikaitkan dengan pemulihan es laut yang lambat. Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa sungai atmosfer mungkin menjadi semakin umum dikarenakan krisis iklim.

Karena kemampuannya untuk menyebabkan kondisi cuaca yang berbahaya dan berpotensi fatal, baru-baru ini dirilis sistem untuk mengkategorikan tingkat keparahan sungai atmosfer layaknya badai.

Skala intensitas berkisar dari AR-1 hingga AR-5, dengan "5" yang paling parah. Skala ini dijadikan sebagai cara untuk mengukur durasi dan volume air yang dibawanya ke Bumi.

Science Daily menjelaskan bahwa sungai atmosfer bukan lagi istilah meteorologi yang tidak jelas. Ini mengingatkan ada potensi hujan tanpa akhir dan banjir yang berbahaya.

Untaian sungai di atmosfer yang melanda California pada bulan Desember dan Januari, misalnya, bisa mencapai skala AR-4. Sebelumnya pada tahun 2022, sungai atmosfer yang berkontribusi terhadap bencana banjir di Pakistan mencapai AR-5, peringkat sungai atmosfer yang paling merusak dan paling intens.

(DRA)

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Telusuri berita techno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement