ADA alasan mengapa Hari Raya Waisak seringkali disebut sebagai Tri Suci Waisak bagi umat Buddha.
Momen keagamaan umat Buddha ini selalu dirayakan setiap tahun. Kali ini, peringatan Hari Raya Waisak jatuh pada 4 Juni 2023 dan perayaannya akan berpusat di Candi Borobudur.
Selain disebut sebagai Hari Raya Waisak, momen ini juga disebut sebagai Tri Suci Waisak. Alasan mengapa Hari Raya Waisak seringkali disebut sebagai Tri Suci Waisak rupanya karena perayaan ini menggabungkan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama, yakni:
1. Kelahiran
Peristiwa pertama yang dirayakan adalah kelahiran pengeran Siddharta yang merupakan calon Buddha. Pangeran Siddharta sendiri lahir di Taman Lumbini pada 623 SM.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
2. Penerangan
Peristiwa kedua adalah momen di mana Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan kemudian menjadi Buddha. Pangeran Siddharta menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) saat usianya menginjak 35 tahun di 588 SM.
3. Parinirvana
Terakhir adalah peristiwa Parinirvana yang merujuk pada kematian atau pembebasan akhir Buddha Gautama. Setelah mengajar dan membimbing banyak orang selama bertahun-tahun, Buddha Gautama meninggal pada usia 80 tahun atau di tahun 543 SM. Parinirvana merupakan pembebasan akhir dari siklus kelahiran dan kematian serta penderitaan.
Ketiga peristiwa ini, yaitu kelahiran, pencerahan, dan Parinirvana, merupakan momen penting dalam kehidupan Buddha Gautama yang memiliki makna spiritual dan menginspirasi umat Buddha untuk mengikuti ajarannya. Oleh karena itu, perayaan Waisak seringkali disebut sebagai Tri Suci Waisak untuk menghormati dan merayakan tiga peristiwa suci tersebut.
Sebagai tambahan informasi, pada Hari Raya Waisak 2023 akan dihadiri biksu-biksu yang berjumlah 50 orang. Para biksu berasal dari berbagai negara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dann Nepal yang datang ke Candi Borobudur dengan berjalan kaki (tudong) sejauh ribuan kilometer.
Demikian penjelasan alasan mengapa Hari Raya Waisak seringkali disebut sebagai Tri Suci Waisak.
(RIN)