Share

Benarkah Uban Tak Boleh Dicabut? Ini Alasannya

Masya Hanifa Putri, Jurnalis · Kamis 18 April 2024 22:31 WIB
$detail['images_title']
Bolehkah mencabut uban? (Foto: Freepik.com)

BENARKAH uban tak boleh dicabut menarik untuk dibahas. Uban adalah salah satu ciri penuaan yang sering dialami oleh banyak orang di seluruh dunia. Ketika uban mulai muncul, beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka dan mencari cara untuk menyembunyikannya atau bahkan menghilangkannya.

Mencabut uban sering kali menjadi cara yang dilakukan banyak orang untuk menghilangkan uban. Berbagai mitos tentang larangan mencabut uban banyak beredar dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Seperti banyak yang percaya bahwa mencabut uban dapat menyebabkan pertumbuhan uban yang lebih banyak, bahkan mengubah warna rambut secara permanen.

Meski faktanya mencabut uban tidak mempengaruhi pertumbuhan atau jumlah uban yang muncul, namun benarkah uban tak boleh dicabut? Ini alasannya. Merangkum dari berbagai sumber Kamis (18/4/2024) berikut beberapa alasan mengapa uban tidak boleh dicabut.

1. Kerusakan pada Folikel Rambut

Meskipun mencabut uban tidak mempengaruhi produksi melanin, proses mencabutnya bisa merusak folikel rambut, terutama jika dilakukan dengan keras atau kasar. Folikel rambut yang rusak dapat mengakibatkan rambut tumbuh tidak sehat atau bahkan rambut tidak tumbuh kembali sama sekali.

Uban

Kerusakan pada folikel rambut akibat mencabut uban tidak hanya dapat mengganggu penampilan fisik, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan rambut dan kulit kepala secara keseluruhan.

2. Infeksi Kulit

Mencabut uban juga dapat meningkatkan risiko infeksi kulit di sekitar folikel rambut yang terganggu. Infeksi seperti folikulitis yakni kondisi di mana folikel rambut menjadi meradang karena infeksi bakteri, jamur, atau virus berpotensi terjadi saat mencabut uban.

Ketika uban dicabut, kulit di sekitar folikel rambut dapat menjadi terluka atau terinfeksi, yang kemudian dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan bintik-bintik merah atau bernanah.

Selain itu, Infeksi kulit dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal di sekitar area yang terinfeksi. Rasa sakit ini bisa menjadi tanda bahwa ada peradangan atau infeksi yang terjadi di dalam kulit.

3. Kebiasaan Mencabut Uban

Mencabut uban bisa memberikan perasaan puas sejenak. Bagi beberapa orang, tindakan ini memberikan sensasi fisik atau emosional yang menenangkan atau memuaskan hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan mencabut uban bisa berkembang dari kebiasaan sederhana yang dilakukan secara tidak sadar atau otomatis.

Jika seseorang sering mencabut uban sebagai respons terhadap situasi tertentu, kebiasaan ini bisa menjadi semakin sulit untuk dihentikan. Namun jika seseorang terlalu sering mencabut uban, ini bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan dan berpotensi merusak rambut dan kulit kepala.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Jadi, benarkah uban tak boleh dicabut? Secara medis, tidak ada larangan untuk mencabut uban. Namun, karena kemunculan uban merupakan sebuah proses penuaan yang alami, mencabut uban tidak akan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan uban yang lebih lanjut.

Hal yang paling baik adalah menerima keberadaan uban sebagai bagian dari proses penuaan dan sebaiknya fokus pada perawatan rambut yang tepat dan sehat. Jika ingin menyamarkan warna uban, terdapat banyak alternatif lain seperti pewarna rambut yang dapat menjadi solusi lebih baik daripada mencabutnya secara terus-menerus.

1
2