Share

Kisah 2 Tabiin Bermata Juling dan Buta Miliki Sifat Mulia Selamatkan Umat Manusia dari Dosa

Finsy Aurelia Putri Kinanti, Jurnalis · Sabtu 20 April 2024 18:20 WIB
https: img.okezone.com content 2024 04 20 330 2998385 kisah-2-tabiin-bermata-juling-dan-buta-miliki-sifat-mulia-selamatkan-umat-manusia-dari-dosa-EicX2hMVzb.jpg Ilustrasi kisah dua tabiin juling dan buta yang miliki sifat mulia. (Foto: Shutterstock)
A A A

VIRAL kisah inspiratif dua tabiin yang mengalami mata juling dan buta. Diketahui bahwa tabiin adalah orang Islam awal yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, namun tidak mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad.

Usia tabiin rata-rata lebih muda dari sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Bahkan, ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa sahabat Nabi masih hidup.

Ilustrasi kisah tabiin. (Foto: Freepik)

Dilansir unggahan viral akun Instagram @motivasiislami.official, diungkapkan ada sebuah kisah inspiratif yang disampaikan Ustadz Abdurrahman Zahier BA tentang tabiin dan muridnya yang memiliki kekurangan fisik pada mata.

Diceritakan ada seorang tabiin dengan mata juling bernama Ibrahim An-Nakha'i dan muridnya yang buta bernama Sulaiman Ibnu Mihran.

Guru dan murid ini sering berangkat ke masjid bersama. Lalu di perjalanan ada beberapa orang yang suka mengejek mereka.

Mereka mengatakan dengan nada mengejek, "Lihat ada orang juling dan orang buta saling menuntun untuk pergi ke masjid." 

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kemudian suatu ketika Ibrahim An-Nakha'i berkata kepada muridnya tersebut, "Wahai Sulaiman, bagaimana jika kita tidak usah melewati jalan ini lagi, karena nanti orang-orang itu akan mendapat dosa akibat mencemooh kita."

Lalu Sulaiman Ibnu Mihran menjawab, "Tidak perlu wahai Ibrahim. Kita bisa mendapatkan pahala atas kesabaran kita, dan mereka akan mendapat dosa atas perlakuan mereka."

Namun, Ibrahim An-Nakha'i menolak dan mengatakan, "Kita bisa sama-sama selamat dari dosa, dan itu lebih baik daripada kita mendapat pahala tapi mereka mendapatkan dosa."

Ternyata perbuatan mulia para tabiin tersebut merupakan ajaran dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Dijelaskan dalam hadits:

"Tidaklah beriman di antara kalian sampai kalian mencintai saudaranya sendiri seperti kalian mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari nomor 13 dan Muslim: 45)

Wallahu a'lam bisshawab

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini